Pengetahuan Demam Berdarah Dengue pada Siswa di Berbagai Level Pendidikan Wilayah Pangandaran

  • Joni Hendri LOka Litbangkes Pangandaran
  • Heni Prasetyowati Loka Litbangkes pangandaran, Ministry of Health of Republic of Indonesia, Indonesia https://orcid.org/0000-0002-9418-6082
  • Dewi Nur Hodijah Loka Litbang Kesehatan Pangandaran
  • Rizal Pratama Sulaeman Loka Litbang Kesehatan Pangandaran
Keywords: Knowledge, Dengue, School, Pangandaran

Abstract

Abstract. School is one of the potential sites for transmission of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). The level of education is thought to be a major knowledge determinant about the disease and its transmission, as well as attitudes and practices for controlling dengue fever. This study aims to describe dengue knowledge in a student at various levels of education to prevent dengue transmission.  Three hundred students participated in this study, as many as 98 students were male, while 202 students were female. The average elementary school student is 10.7 years old, junior high school students are 14 years old, and senior high school students are 16.5 years old. Based on the interview results it can be seen the percentage of students with favorable knowledge about DHF for elementary school level 49.5%; Junior High 38.89%; Senior High 37.50%, while knowledge of DHF vector control at the elementary level is 3.4%; Junior High 3.7% and Senior High 2.5%. The percentage of students taking vector control measures for the elementary level is 0.49%, Junior High 9.26%, and high school 5%. Age and sex do not show a relationship with knowledge and actions towards DHF. Knowledge about DHF and the eradication of DHF vectors and the eradication of DHF vectors in students at various levels of education in the Pangandaran area is still low. The socialization of 3M Plus must be carried out thoroughly and continuously in schools to increase the knowledge and participation of students in controlling DHF.

Keywords: Knowledge, Dengue, School, Pangandaran

 

Abstrak. Sekolah merupakan salah satu  tempat potensial dalam penyebaran dan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Level pendidikan diduga merupakan penentu utama pengetahuan tentang penyakit dan penularannya, serta sikap dan praktik untuk pengendalian demam berdarah. Tujuan dari penelitian kami adalah untuk menggambarkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sekolah pada berbagai level pendidikan dalam kaitannya dengan upaya yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit DBD. Total sampel dalam penelitian ini adalah 300 siswa yang diambil berdasarkan teknik perhitungan sampel dari populasi siswa pada masing-masing tingkatan pendidikan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner yang terstruktur.  Siswa yang diwawancara merupakan siswa yang ditunjuk oleh sekolah sebagai anggota Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Dari 300 siswa yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak 98 siswa berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 202 siswa berjenis kelamin perempuan.  Usia rata-rata siswa SD berkisar 10,7 tahun, siswa SLTP adalah 14 tahun sedangkan usia rata-rata anak SLTA adalah 16,5 tahun.  Berdasarkan hasil wawancara terlihat persentase siswa dengan pengetahuan baik tentang DBD untuk level SD 49,5%; SLTP 38,89%; SLTA 37,50% sedangkan pengetahuan tentang pengendalian vektor DBD pada level SD 3,4%; SLTP 3,7% dan SLTA 2,5%.  Persentase siswa yang melakukan tindakan pengendalian vektor untuk level SD 0,49%; SLTP 9,26%; dan SLTA 5%. Usia dan jenis kelamin tidak menunjukkan hubungan dengan pengetahuan dan tindakan terhadap DBD. Pengetahuan tentang DBD dan pemberantasan vektor DBD serta tindakan pemberantasan vektor DBD pada siswa di berbagai level pendidikan di wilayah Pangandaran masih rendah. Sosialisasi PSN 3M Plus perlu dilakukan di sekolah untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta siswa dalam pengendalian DBD.

 Kata Kunci: Pengetahuan, Demam Berdarah Dengue, Sekolah, Pangandaran

References

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
2. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2019.
3. Javed N, Ghazanfar H, Naseem S. Knowledge of Dengue Among Students Exposed to Various Awareness Campaigns in Model Schools of Islamabad: A Cross-Sectional Study. Cureus. 2018;
4. Hasian DU. Hubungan Status Gizi Dengan Derajat Infeksi Virus Dengue Pada Anak. Universitas Syiah Kuala Aceh; 2016.
5. Faldy R, Kaunang WPJ, Pandelaki AJ. Pemetaan kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Minahasa Utara. J Kedokt Komunitas dan Trop. 2015;3(2):73–81.
6. Suryani ET. Gambaran Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kota Blitar Tahun 2015-2017. J Berk Epidemiol. 2018;6(3):260–7.
7. Pone SM, Hökerberg YHM, Brasil P, Nicolai CCDA, Ferrari R, De Oliveira RDVC. Socio-demographic inequalities in the clinical characteristics of dengue haemorrhagic fever in the city of Rio de Janeiro, Brazil, 2007-2008. Epidemiol Infect. 2018;146(3):359–66.
8. Alim L, Heriyani F, Istiana. Tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti pada tempat penampungan air controllable sites dan disposable sites di Sekolah Dasar Kecamatan Banjar Baru Utara. Berk Kedokt. 2017;13(1):7–14.
9. Pane AF. Analisis Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti dan Faktor Lingkungan pada Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2017. Universitas Sumatra Utara; 2018.
10. Sutarto, Talkah. Studi Indeks Larva DBD Pada Sekolah Dasar Se- Kecamatan Kalianda 2015. JK Unila. 2013;1(3).
11. W.H. Cahyati, D.M. Sukendra, Yunita D.P. Santik. Penurunan Container Index (CI) Melalui Penerapan Ovitrap Di Sekolah Dasar Kota Semarang. Unnes J Public Heal. 2016;5(4).
12. Nurhodijah D, Prasetyowati H, Marina R. Tempat perkembangbiakan Aedes Spp. sebagai penular virus dengue pada berbagai tempat di Kota Sukabumi. J Ekol Kesehat. 2015;14(1):1–7.
13. Ramadhan BI, Achmadi UF. Keberadaan Jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus Berdasarkan Karakteristik Kontainer di Sekolah Dasar, Keluharan Duren Sawit, Jakarta Timur, Tahun 2018. J Nasion al Keseh atan Lin gkungan Glob. 2020;1(1).
14. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Jumantik-PSN Anak Di Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.
15. Wulandari W, Istiningtyas A, Oktariani M. Hubungan Motivasi Kader Pemeberantasan Sarang Nyamuk dengan Upaya Pencegahan Demama Berdarah Dengeu di Wlayah Kerja Puskesmas Gemolong. 2016; Available from: http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/34/01-gdl-wiwikwulan-1696-1-artikel-i.pdf
16. Afrian N, Widayati D, Setyorini D. Pengembangan Model Motivasi Jumanior (Juru Pemantau Jentik Junior) Dalam Perilaku PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Aedes Aegypti Berbasis Integrasi Model Lawrance Green Dan Mc. Clelleand. J Ilm Kesehat. 2016;9(2):129–37.
17. Bestari RS, Siahaan PP. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Mahasiswa Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demem Berdarah Dengue (DBD) Terhadap Keberadaan Jentik Aedes Aegypti. Biomedika. 2018;10(1).
18. Sartiwi W, Apriyeni E, Sari IK. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Keluarga tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Deman Berdarah Dengue di Korong Sarang Gagak Wilayah Kerja Puskesmas Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. J Kesehat Med Saintika. 2018;9(2).
19. Farhandika M, Wardani Rengganis Dyah Wulan Sumekar, Setiawan G. Hubungan Pengetahuan dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Majority. 2018;7(3).
20. Awaluddin. Korelasi Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Terhadap Tindakan pencegahan Demam Berdarah Dengue. J Endur. 2017;2(3):263–9.
21. Susanty N, Tahlil T, Ismail N. Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Pada Saat Pra Bencana Wabah Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Kota Banda Aceh. J Ilmu Kebencanaan Pascasarj Univ Syiah Kuala. 2017;4(3).
22. Zulaikhah, Thomas S, Yusuf I. Pengaruh Penyuluhan terhadap Kepadatan Aedes aegypti dalam Pencegahan Demam Berdarah. Kes Mas J Fak Kesehat Masy. 2018;12(1).
23. Dhimal M, Aryal KK, Dhimal ML, Gautam I, Singh SP, Bhusal CL, et al. Knowledge, attitude and practice regarding dengue fever among the healthy population of highland and lowland communities in Central Nepal. PLoS One. 2014;9(7).
24. Alobuia WM, Missikpode C, Aung M, Jolly PE. Knowledge, Attitude, and Practices Regarding Vector-borne Diseases in Western Jamaica. Ann Glob Heal. 2015;81(5):654–63.
25. Mayxay M, Cui W, Thammavong S, Khensakhou K, Vongxay V, Inthasoum L, et al. Dengue in peri-urban Pak-Ngum district, Vientiane capital of Laos: A community survey on knowledge, attitudes and practices. BMC Public Health. 2013;13(1).
26. Restalia G. Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas V SD Mengenai Pencegahan DBD (Demam Berdarah Dengue) Dengan Gerakan 3M (Menguras, Menutup, Dan Mengubur Barang Yang Dapat Menampung Air) Di SDN Jalah Anyar Kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.; 2015.
27. Ramadhani F, Yudhastuti R, Widati S. Pelaksanaan PSN 3M Plus untuk Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Studi Kasus Masyarakat Desa Kamal). Gorontalo J Public Heal. 2019;2(2):139.
28. Khun S, Manderson L. Community and school-based health education for dengue control in rural Cambodia: A process evaluation. PLoS Negl Trop Dis. 2007;1(3).
29. Fuadzy H. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Kota Bandung. Bul Penelit Sist Kesehat. 2019;22(1):27–33.
30. Yanto. Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Dalam Meningkatkan Kesehatan Anak SDN 002 Lumbis Ogong Kabupaten Nunukan. eJournal Sosiatri-Sosiologi. 2017;5(3):76–90.
31. Pratiwi AS, Mutiara H, Fakhruddin H. Perbedaan Peningkatan Pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue antara Metode Ceramah dan Video Animasi Pada Murid Kelas V dan VI SD Negeri 12 Metro Pusat. Majority. 2018;7(3).
32. Putri R, Naftassa Z. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Masyarakat dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah dengue di Desa Kemiri,Kecamatan Jayakerta, Karawang tahun 2016. jurnal.unimus.ac.id. 2017;1(4).
33. Silalahi E, Syarifuddin, Sudibyo M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terhadap Pengetahuan Tentang Lingkungan pada Siswa Tingkat SMP/MTS N dan SMA/MAN Adiwiyata di Kota Labuhanbatu. J Pendidik Biol. 2016;5(3).
34. Rao G, Minhat H, Hayati K. Predictors of practices related to dengue fever prevention among international students in Universiti Putra Malaysia, Serdang [Internet]. Vol. 3, International Journal of Public Health and Clinical Sciences. 2016. Available from: http://publichealthmy.org/ejournal/ojs2/index.php/ijphcs/article/viewFile/329/284
35. Sayavong C, Chompikul J, Wongsawass S, Rattanapan C. Knowledge, attitudes and preventive behaviors related to dengue vector breeding control measures among adults in communities of Vientiane, capital of the Lao PDR. J Infect Public Health. 2015;8(5):466–73.
36. Boonchutima S, Kachentawa K, Limpavithayakul M, Prachansri A. Longitudinal study of Thai people media exposure, knowledge, and behavior on dengue fever prevention and control. J Infect Public Health. 2017;10(6):836–41.
37. Krianto T. Tidak Semua Anak Sekolah Mengerti Demam Berdarah. Makara, Kesehatan [Internet]. 2009;13, No.2,:99–103. Available from: core.ac.uk/display/112240578
Published
2020-06-29
How to Cite
1.
Hendri J, Prasetyowati H, Hodijah D, Sulaeman R. Pengetahuan Demam Berdarah Dengue pada Siswa di Berbagai Level Pendidikan Wilayah Pangandaran. ASP [Internet]. 29Jun.2020 [cited 3Jul.2024];12(1):55-4. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/2838