Pemberdayaan Keluarga Sebagai Upaya Menurunkan Kepadatan Larva Aedes spp. dalam Pencegahan Penularan Demam Berdarah Dengue

Family Empowerment Effort to Reduce the Density of Larvae Aedes spp. in Dengue Hemorrhagic Fever Transmission Prevention

Keywords: Society participation, Dengue cases, Jumantik House, One House One Jumantik

Abstract

Abstract. One House One Jumantik Programme (G1R1J) has been launched by the Indonesian government since 2015. This programme emphasizes the participation of family members as jumantik rumah by monitoring and controlling larvae in their houses. Family’s coaching in the G1R1J’s programme is carried out by each jumantik coordinator. Tasikmalaya and Cimahi were Dengue endemic areas with high cases in the last five years. This study aimed to determine the effect of family empowerment by the Jumantik Coordinator in reducing the density of Aedes spp. larvae, reducing the number of DHF cases and increasing family participation in vector surveillance. The study was located in the Tasikmalaya and Cimahi areas and conducted with an intervention. The interventions included RW-level workshops, coaching, and observation by jumantik coordinator. The sample unit is a family, consist of 400 unit in the intervention area and 200 unit in the comparison area. The results showed that there were significant differences in the status of community participation in eradicating mosquito nests (PSN). The presence of dengue patients and the presence of Aedes spp mosquito larvae were different between before and after the intervention both in Tasikmalaya and Cimahi. In addition, there are significant differences in the status of community participation in PSN, the presence of dengue cases, the presence of Aedes spp. larvae and the implementation of vector surveillance by families in the intervention and comparison areas. The results concluded that family coaching interventions and observations by the Jumantik Coordinator, proved to have an effect on community participation in PSN, decreasing dengue cases, increasing larvae free index (ABJ) and vector surveillance implementation by families.

Abstrak. Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) sudah diluncurkan oleh pemerintah sejak tahun 2015. Tujuan gerakan ini adalah menekankan keikutsertaan anggota keluarga sebagai jumantik rumah dalam pemantauan dan pemberantasan jentik di rumahnya. Pembinaan keluarga dalam G1R1J dilakukan oleh masing masing koordinator jumantik. Kota Tasikmalaya dan Cimahi merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kasus tinggi dalam lima tahun terakhir. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga oleh Koordinator Jumantik dalam menurunkan kepadatan larva nyamuk Aedes spp, menurunkan jumlah penderita DBD serta meningkatkan peran serta keluarga dalam surveilans vektor. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Tasikmalaya dan Cimahi. Penelitian dilakukan dengan adanya pretest dan postest. Intervensi yang dilakukan adalah kalakarya tingkat RW serta pembinaan dan pengamatan oleh Koordinator Jumantik. Unit sampel adalah keluarga, terdiri dari 400 unit di daerah intervensi dan 200 unit di daerah pembanding. Hasil analisis data menunjukkan bahwa diantara Kota Tasikmalaya dan Cimahi, terdapat perbedaan bermakna pada status peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN), keberadaan penderita DBD dan keberadaan jentik nyamuk Aedes spp antara sebelum dan sesudah intervensi. Selain itu, terdapat perbedaan bermakna pada status peran serta masyarakat dalam PSN,
keberadaan penderita DBD, keberadaan jentik nyamuk Aedes spp dan pelaksanaan surveilans vektor oleh keluarga di daerah intervensi dan pembanding. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa intervensi pembinaan keluarga serta pengamatan oleh Koordinator Jumantik, terbukti berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam PSN, penurunan penderita DBD, peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pelaksanaan surveilans vektor oleh keluarga.

References

1. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta. 2016.

2. Gesriantuti N, Badrun Y, Fadillah N. Komposisi Dan Distribusi Larva Nyamuk Aedes Pada Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Di Kota Pekanbaru. Phot J Sain dan Kesehat. 2017; 8: 105–114.

3. Astuti EP, Prasetyowati H, Ginanjar A. Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue berdasarkan Maya Indeks dan Indeks Entomologi di Kota Tangerang Selatan, Banten. Media Penelit dan Pengemb Kesehatan. 2016; 26: 211–218.

4. Prasetyowati H, Ginanjar A. Maya Indeks dan Kepadatan Larva Aedes aegypti di Daerah Endemis DBD Jakarta Timur. Vektora. 2017; 9: 43–49.

5. Parker C, Garcia F, Menocal O, Jeer D, Alto B. A mosquito workshop and community intervention: A pilot education campaign to identify risk factors associated with container mosquitoes in san pedro sula, honduras. Int J Environ Res Public Health. 2019; 16. doi:10.3390/ijerph16132399.

6. Caprara A, Lima JWDO, Peixoto ACR, Motta CMV, Nobre JMS, Sommerfeld J et al. Entomological impact and social participation in dengue control: A cluster randomized trial in Fortaleza, Brazil. Trans R Soc Trop Med Hyg. 2015; 109: 99–105.

7. Dirjen P2P Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Implementasi PSN 3M - Plus Dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.2016.

8. Riandi MU, Kesumawati H, Soviana US. Keberadaan Jentik nyamuk Aedes spp, dan Faktor-Faktor Pendukungnya pada Dua Kelurahan di Kota Tasikmalaya http://repository,ipb,ac,id/ handle/ 123456789/87492. 2017. [Accessed: 19 Januari 2018]

9. Fuadiyah MEA. Integrated Vektor Management Implementation in Cimahi. A Case Study. Inside. 2015; X.

10. Kusuma AR. Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Kader Terhadap Perilaku Kader Dalam Penyuluhan Gizi Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta.2015.[thesis].p.

11. Atmaja. Populasi dan Sampling. Binarupa Aksara: Jakarta.2003.

12. Steva Tairas, G. D . Kandou JP. Analisis Pelaksanaan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Minahasa Utara. Jikmu. 2015; 5: 21–29.

13. Pujiyanti A, Trapsilowati W. Pelatihan Kader Dalam Pengelolaan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Di Kota Semarang. Vektora. 2016; 8: 91–98.

14. Muliawati E. Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Jumantik dengan Keberhasilan Program PSN di Kelurahan Kali Kedinding Kota Surabaya. J Keperawatan Muhamadiyah. 2016; 1.

15. Adnan AB, Siswani S. Peran Kader Jumantik Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Wilayah Kerja Kelurahan Tebet Timur Tahun 2019. JUKMAS. 2019; 3.

16. Sukesi TY, Supriyati S, Satoto TT. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue
(Literature Review). J Vektor Penyakit. 2018; 12: 67–76.

17. Wulandari W, Istiningtyas A, Oktariani M. Hubungan Motivasi Kader Pemeberantasan Sarang Nyamuk dengan Upaya Pencegahan Demama Berdarah Dengeu di Wlayah Kerja Puskesmas Gemolong. 2016.

18. Prasetyowati H, RES RN, Nurindra RW. Motivasi Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Populasi Aedes spp di Kota Sukabumi. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol 14 No 2. Juni 2015: 106 — 115, Jakarta. 2015; 14

19. Pebriani N, Ahmad LOAI, Nurzalmariah WOS. Evaluasi program surveilans demam berdarah dengue di puskesmas lepo-lepo kota kendari provinsi sulawesi tenggara tahun 2017. J Ilm Mhs Kesehat Masy. 2017; 2: 1–9.

20. Mahfudhoh B. The Components of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Surveillance System in Health Department of Kediri City. J Berk Epidemiol. 2015; 3: 95.

21. Zumaroh. Evaluasi Pelaksanaan Surveilans Kasus Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Putat Jaya Berdasarkan Atribut Surveilans. J Berk Epidemiol. 2015; 3: 82–94.
Published
2020-12-28
How to Cite
1.
Hakim L, Astuti E, Prasetyowati H, ruliansyah A. Pemberdayaan Keluarga Sebagai Upaya Menurunkan Kepadatan Larva Aedes spp. dalam Pencegahan Penularan Demam Berdarah Dengue. ASP [Internet]. 28Dec.2020 [cited 27Apr.2024];12(2):73-4. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/3140