Beberapa aspek bioekologi Anopheles spp. di Desa Karuni Kecamatan Laura Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur

Some bioecological characteristics of Anopheles spp in Karuni village Laura subdistrict Sumba Barat Daya East Nusa Tenggara

  • Ira Indriaty Paskalita Bule Sopi Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Waikabubak
  • Eka Triana Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Waikabubak
Keywords: bioekologi, Anopheles spp., Desa Karuni

Abstract

Abstrak. Desa Karuni terletak di wilayah kerja Puskesmas Radamata Kabupaten Sumba Barat Daya mempunyai AMI tahun 2010 sebesar 155,37‰, tahun 2011 sebesar 86,91‰. Keragaman Anopheles spp. sangat menentukan insiden dan pengendalian malaria, maka dilakukan penelitian Bioekologi Anopheles spp. Pengumpulan data dilakukan secara cross sectional, dengan populasi semua Anopheles spp. yang ada di Desa Karuni dan sampel semua Anopheles spp.adalah nyamuk pradewasa tertangkap dan observasi habitat perkembangbiakan. Pengumpulan data melalui metode koleksi umpan badan orang luar, dalam dan istirahat. Pencidukan larva Anopheles spp. ditemukan adalah kubangan kerbau, sawah, selokan, ra-wa, pencidukan dalam bekas kolam ikan dengan spesiesnya adalah An. vagus, An. aconitus dan An. barbi-rostris. Penangkapan malam hari ditemukan 5 spesies yaitu An. aconitus, An. tesselatus, An. annularis, An. vagus dan An. barbirostris. An. aconitus aktivitas menghisap darah paling tinggi dibandingkan 4 spesies lainnya yaitu pada jam 22.00-23.00 (MHD=0,67 orang/jam), diikuti An. vagus pada jam 21.00-22.00 (MHD=0,58 orang/jam). Fluktuasi menghisap darah Anopheles spp. rata-rata sebesar 0,02-0,17, dominan dijumpai pada umpan orang dalam dan di sekitar kandang. Kesimpulan penelitian ini adalah habitat yang ditemukan cocok bagi perkembangbiakan larva Anopheles spp, perilaku Anopheles spp. cenderung bersi-fat endofagik dan eksofilik. Upaya pengendalian Anopeheles spp. dengan pengendalian secara kimiawi, biologis dan pengendalian lingkungan fisik.

References

1. WHO. Malaria. 2012. Tersedia dari: http://www.wpro.who.int/health_tropics/malaria/overview.html. [Disitasi pada 24 Juni 2014].
2. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto, 2011.
3. WHO. Jurnal Malaria WHO: Global report on anti malarial efficacy ad drug resistence : 2000-2010. Public Health Promotive and Preventive, 2011.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Laporan Tahunan 2010. Weetabula: Dinkes Kabupaten Sumba Barat Daya, 2011.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Laporan Tahunan 2011. Weetabula: Dinkes Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012.
6. Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta: Cetakan Kedelapan, 2011.
7. Adnyana ND. Beberapa Aspek Bionomik Anopheles spp. di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Artikel. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Volume XXI(2).2011: 62-70.
8. Kementerian Kesehatan, RI. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan, Jakarta: Ke-menkes RI, Volume 1, Triwulan 1, 2011.
9. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana. Jakarta: Kemenkes, 2011.
10. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2010.
11. O’Connor dan Soepanto. Kunci Bergambar Jentik Anopheles di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal P3M Departemen Kesehatan, 1999.
12. Astri. Pembuatan Spesimen Nyamuk dan Jentik (Modul Entomologi Dasar). Salatiga, 2006.
13. Munif A dan Imron TA. Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2010.
14. Widyastuti U., Wiwik T., dan Damar TB. Malaria di Dusun Bakal, Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung. Artikel. Jurnal Vektora Vol II. (1). 2010: 42-58.
15. Ningsi, Ahmad E, dan Puryadi. Aspek Sosial Budaya dan Lingkungan Fisik Masyarakat Suku Da’a Kaitannya Dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kota Palu Sulawesi Tengah. Artikel. Media Litbang Kesehatan Volume XX(1). 2011:18-31.
16. Ernawati K, Umar FA, Tresna PS, Hasroel T, Sri MR. Tambak Terlantar Sebagai Tempat Perindukan Nyamuk di Daerah Endemis Malaria (Penyebab dan Penanganannya). Artikel. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 10(2). 2012:54-63.
17. Sunaryo dan Benediktus XW. Distribusi Spasial Kasus Malaria di Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan. Purwokerto. 2012.
18. Sembel DT. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2009.
19. Mading M dan Kazwaini M. Ekologi Anopheles spp. di Kabupaten Lombok Tengah. Artikel. Aspirator Vol. 6(1). 2014:13-20.
20. Indriayati, L dan Waris, L. Epidemiologi Malaria di Daerah Pedalaman Nunukan . Artikel. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Jurnal Buski). Vol. 4(2). 2012: 87-92.
21. Zulfahrudin. Efektifitas Ikan Nila dan Manipulasi Lingkungan Untuk Menurunkan Kepadatan Jentik Nyamuk Anopheles sp. di Laguna Kecamatan Tanjung Lombok Utara. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta, 2011.
22. Adnyana ND. Fauna Anopheles spp. di Kabupaten Sumba Barat Daya. Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak, 2010.
23. Mading, M. Fauna dan Karakteristik Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles sp.di Desa Selong Belanak Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang Vol I(1). 2013:41-45.
24. Noshirma M. Studi Bioekologi Vektor Malaria di Kabupaten Sumba Tengah. Laporan Peneitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak, 2011.
25. Ariati Yusniar, Wigati, Herri Andris dan S. Sukowati. Bioekologi Vektor Malaria Nya-muk Anopeheles sundaicus di Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Tahun 2008. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10(1). 2011:21-28.
26. Kementerian Kesehatan RI. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Salatiga: 2011,
27. Loka Litbang P2B2 Waikabubak. Peta Seba-ran Vektor Malaria Berdasarkan Pesa di provinsi Nusa Tenggara Timur. 2013
28. Chadijah S. Fauna Nyamuk Anopheles di Daerah Perbatasan Kota Palu, Sulawesi Tengah. Jurnal Vektora Penyakit. Volume III (2). 2009: 50-54.
29. Suwito, Hadi, UK, Sigit, SH, Sukowati S., Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles dan Kejadian Malaria. Jurnal Entomologi Indonesia, 2010, Vol 7(1). 2010: 42-53.
30. Purwanto dan Anto. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Prosiding Seminar Nasional “Peran Kesehatan Masyarakat Dalam Pencapaian MDG’s Indonesia, 12 April 2011. FKM Universitas Siliwangi, 2011:296-309.
31. Susana D dan Tris E. Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Pedesaan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Na-sinal. Vol 4 (4). 2010: 180-185.
Published
2015-12-21
How to Cite
1.
Sopi I, Triana E. Beberapa aspek bioekologi Anopheles spp. di Desa Karuni Kecamatan Laura Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur. ASP [Internet]. 21Dec.2015 [cited 6May2024];7(2):48-7. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4515