Deteksi Brugia malayi pada Armigeres subalbatus dan Culex quinquefasciatusyang diinfeksikan darah penderita filariasis dengan metode PCR

PCR-based Detection of Brugia malayi on Experimentally Infected Armigeres subalbatus and Culex quinquefasciatus

  • Yahya Yahya Loka Litbang P2B2 Baturaja
  • Santoso Santoso Loka Litbang P2B2 Baturaja
  • Milana Salim Loka Litbang P2B2 Baturaja
  • Maya Arisanti Loka Litbang P2B2 Baturaja
Keywords: PCR, filariasis, Armigeres subalbatus, Culex quinquefasciatus, Brugia malayi

Abstract

Abstrak. Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi merupakan wilayah endemis filariasis di Provinsi Jambi Karena angka Mf rate mencapai 1,5% pada tahun 2011. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerentanan nyamuk Ar. subalbatus dan Cx. quinquefasciatus terhadap infeksi B. malayi subperiodik nokturna yang dilakukan pada tahun 2013, sehingga dapat dianalisis potensi nyamuk tersebut sebagai vektor filariasis di lokasi penelitian. Desain penelitian adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap dan enam kali pengulangan. Variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah waktu (jam) yang dipilih untuk menggigitkan nyamuk pada penderita filariasis (infeksi percobaan). Waktu yang dipilih adalah pukul 09.00 WIB, pukul 17.00 WIB, pukul 21.00 WIB dan pukul 01.00 WIB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum ditemukan larva L3 filaria yang ada pada Ar. subalbatus dan Cx.quinquefasciatus pada saat pembedahan nyamuk di hari ke-11, ke-12 dan ke-13 setelah infeksi. Kepadatan mikrofilaria pada darah manusia sebagai sumber infeksi adalah 17 mikrofilaria per 20 μl darah. Hasil uji PCR, terdeteksi B. malayi pada bagian toraks dan probosis pada nyamuk Cx. quinquefasciatus. Nyamuk Cx. quinquefasciatus lebih berpotensi untuk menjadi vektor filariasis dari B. malayi dibandingkan Ar. subalbatus.

References

1. Pahlevi RI, Santoso. Penentuan Vektor Filariasis dan Spesies Mikrofilaria di Puskesmas Batumarta VII Kab. OKU Timur Tahun 2012. Jurnal Pembangunan Manusia. 2013; 7 (3):1-14.
2. Sasa M. Human Filariasis. A Global Survey of Epidemiology and Control.Japan: University of Tokyo Press;1976.
3. Sunish IP, Rajendran R, Mani TR, Munirathinam A, Dash M, Tyagi BK. Vector Control Complement Mass Drug Administration Againts Bancroftian Filariasis in Tirukoilur, India. Bulletin of The World Health Organization. 2007;85(2): 138-145
4. Santoso, Ambarita LP, Oktarina R, Sudomo M. Epidemiologi Filariasis di Desa Sungai Rengit Kec. Talang Kelapa Kab. Banyuasin Tahun 2006. Bul. Penel. Kes. 2008; 36(2):36-70.
5. World Health Organization.Lymphatic filariasis. The disease and its control. Technical report series. Geneva: WHO;1992. pp.67.
6. Departemen Kesehatan. Epidemiologi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL; 2006.
7. Sarojini S, Senthilkumaar P. Haematological Studies of Lymphatic Filarisasis Wuchereria bancrofti Affected Patiens in Arrakonam Area, Tamil Nadu, India. European Jounal of Experimental Biology. 2013;3(2):194-200.
8. Sigit SH. Parasitology and Parasitic Diseases in Indonesia (A Country Report). In: IsaoTada I, Aoki T, Aoki Y, Arizono N, Himeno K, Hirayama K et al. editors. Proceeding The 1st Congress of Federation of Asian Parasitologist (FAP); 2000 November 3-5; Chiba University, Japan; 2000. pp.71-8.
9. Departemen Kesehatan. Pemberantasan vektor dan cara-cara evaluasinya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Departemen Kesehatan RI;1987.pp.35
10. Yahya, Santoso, Budianto A, Ambarita LP, Wempi IG. Epidemiologi Filariasis di Kecamaan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Tahun 2011 [Laporan Penelitian]. Baturaja: Loka Litbang P2B2 Baturaja; 2011.
11. Yahya, Hadi UK, Dewi RM, Oktarina R. Population of Filariasis Suspect Vector Mosquito in Endemic Area Jambu Ilir Village of Ogan Komering Ilir Province of Soulth Sumatera. In: Upik K. Hadi, Sri Utami H, Risa T, Susi S, editors. Prosiding Seminar Hari Nyamuk 2009. 2009 Agustus 10th; Institut Pertanian Bogor, Bogor; 2009. p. 20-8.
12. Ambarita LP dan Hotnida S. Studi Komunitas Nyamuk di Desa Sebubus (Daerah Endemis Filariasis) Sumatera Selatan. J. Ekol. Kes. 2006;5(1):368-375.
13. Supranto J. Teknik Sampling. Rineka Cipta. Jakarta; 2000.
14. Nutman TB. Lymphatic Filariasis. Laboratory of Parasitic Diseases, USA: National Institutes of Health Bethesda Maryland; 2000.
15. Departemen Kesehatan. Pedoman Pembe-ranasan Filariasis di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL; 2002.
16. Sumarni S, Soeyoko. Filariasis malayi di Wilayah Puskesmas Cempaka Mulia, Sampit, Kalimantan Tengah (Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penularannya). Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 1998;15(3):145-8.
17. Ravidran R, Varghese S, Nair SN, Balan VM, Lakshmanan B, Ashruf RM, et al. Canine Filarial Infections in a Human Brugia malayi endemic Area of India. BioMed Research International. 2014 (2014); article ID 630160, pp.1-9.
18. Wongkamchai S, Monkong N, Mahannol P, Taweethavonsawat P, Loymak S, Fongladda S. Rapid Detection and Identification of Brugia malayi, B. pahangi and Dirofilaria immitis by High-Resolution Melting Assay. Vector-Borne and Zoonotic Diseases Journal. 2013;13(1):31-6.
19. Haryuningtyas D, Subekti DT. Deteksi Mikrofilaria/Larva Cacing Brugia malayi Pada Nyamuk Dengan Polimerase Chain Reaction. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 2008;13(3):240-8.
20. Rao RU, Atkinson LJ, Ramzy RM, Hanan Helmy H, Farid HA, Bockarie MJ, et al. A Real-Time PCR Based Assay For Detection of Wuchereria bancrofti DNA in Blood and Mosquitoes. Am. J. Trop. Med. Hyg. May 2006; 74(5):826-832.
21. Departemen Kesehatan. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL;2004.
22. Fischer P, Wibowo H, Pischke S, Ruckect P, Liebau E, Ismid IS, et al. PCR Based detection and identification of the filarial parasite Brugia timori from Alor island, Indonesia. Annals Trop. Med. Par. 2002;96 (8):809-821.
Published
2014-12-25
How to Cite
1.
Yahya Y, Santoso S, Salim M, Arisanti M. Deteksi Brugia malayi pada Armigeres subalbatus dan Culex quinquefasciatusyang diinfeksikan darah penderita filariasis dengan metode PCR. ASP [Internet]. 25Dec.2014 [cited 1May2024];6(2):35-2. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4528