Beberapa aspek perilaku Anopheles sundaicus di Desa Konda Maloba Kecamatan Katikutana Selatan Kabupaten Sumba Tengah

Some behavior aspect of Anopheles sundaicus in Konda Village Sub-district of South Katikutana Central Sumba District

  • Ira Indriaty Paskalita Bule Sopi Loka Litbang P2B2 Waikabubak
Keywords: perilaku, vektor, malaria, Anopheles sundaicus

Abstract

Abstrak. Desa Konda Maloba merupakan salah satu wilayah risiko malaria cukup tinggi. Penelitian survey dilakukan di wilayah tersebut dengan pengumpulan data secara cross-sectional. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran beberapa aspek perilaku An .sundaicus meliputi jenis habitat perkembangbiakan, kepadatan, karakteristik lingkungannya, aktifitas menghisap darah dan istirahat. Pengumpulan data melalui metode koleksi umpan badan orang dan istirahat, pencidukan nyamuk pradewasa dan observasi habitat perkembangbiakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik habitat perkembangbiakan An.sundaicus pada aliran air dengan kepadatan 4,1, suhu 25ºC, pH 8,8, salinitas 12%, keruh, heliophilik dan biota Cambarus virilis, Poa Annua, dan Sphagnum sp. Nyamuk An. sundaicus yang tertangkap sebanyak 681 ekor meliputi umpan orang luar (30,90%), umpan orang dalam (30,40%), istirahat di dinding (23,20%) dan di kandang (15,95%). Kepadatan nyamuk An.sundaicus yang menghisap darah per orang per malam (MBR) paling tinggi pada bulan November (MBR= 7,21) di dalam rumah. Rata-rata kepadatan nyamuk per jam (MHD) An. sundaicus (MHD=0,78) paling tinggi menghisap darah di dalam rumah pada jam 01.00-02.00. Karakteristik lingkungan habitat perkembangbiakan dan perilaku An. sundaicus sangat mendukung terjadinya penularan malaria di Desa Konda Maloba, Kecamatan Katikutana Selatan.

References

1. Soedarto. Malaria: Referensi Mutakhir Epidemiologi Global-Plasmodium-Anophe-les Penatalaksanaan Penderita. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
2. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) 2013. Depkes RI. Jakarta. 2013.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah. Profil Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah. Profil Kesehatan Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2012.
5. Depkes RI. Modul I Epidemiologi Malaria. Dirjen PPM & PL. Jakarta; 2007.
6. Adnyana ND. Beberapa Aspek Bionomik Anopheles sp di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2011; 21(2): 62-70.
7. Munif A, Imron M. Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
8. Kementerian Kesehatan, RI. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Salatiga: Badan Litbang Kesehatan; 2011.
9. Boesri H. Peranan Anopheles sundaicus Sebagai Vektor Penyakit Malaria di Beberapa Daerah di Indonesia. Artikel. Jurnal Vektor Penyakit. Oktober 2009;3(2): 66-72.
10. O’Connor, Soepanto. Kunci Bergambar Jentik Anopheles di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal P3M Departemen Kesehatan; 1999.
11. Darusalam N.repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/18650/4/chapter/2011.pdf. [diakses 29 September 2014].
12. Arsin A. Malaria di Indonesia: Tinjauan Aspek Epidemiologi. Makassar: Masagena Press; 2012.
13. Komariah, Pratita S, Malaka, T. Pengendalian Vektor. Jurnal Kesehatan Bina Husada. 2010; 6(1).
14. Susana D, Sembiring. Entomologi Kesehatan (Artopoda Pengganggu Kesehatan dan Parasit yang dikandungnya). Jakarta: UI Press; 2011.
15. Putri GIM. Analisis Perilaku Menghisap Nyamuk Anopheles spp. pada Ekologi Pegunungan, Persawahan dan Pantai di Kabupaten Kupang Tahun 2009 [Skripsi]. Kupang: Universitas Nusa Cendana; 2009.
16. International Association for Medical Assistance to Travellers. World Malaria risk chart. IAMAT; 2013.
17. Firdaus AS, Nuzulia I, Arni A. Gambaran Slide Malaria Berdasarkan Sediaan Darah Dari Kepulauan Siberut Mentawai Peride Oktober 2011-Januari 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3(2): 94-97.
18. Ristiyanto, Boewono DT, Widuarti, Darwin A, Maharni A. Entomologi Dasar. Salatiga: B2P2VRP; 2007.
19. Shinta, Supratman S, Mardiana. Bionomik Vektor Malaria Nyamuk Anopheles sundaicus
dan Anopheles letifer di Kecamatan Belakang Padang, Batam. Kepulauan Riau. Buletin Penelitian Kesehatan. 2012; 40(1):19-30.
20. Adnyana ND. Fauna Anopheles spp. di Kabupaten Sumba Barat Daya [Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak Tahun 2010]. Waikabubak: Loka Litbang P2B2 Waikabubak; 2010.
21. Mading M. Fauna dan Karakteristik Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles sp.di Desa Selong Belanak Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. 2013;1(1): 34-40.
22. Noshirma M, Wadu RW, Ni Wayan DA. Studi Bioekologi Vektor Malaria di Kabupaten Sumba Tengah [Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak]. Waikabubak: Loka Litbang P2B2 Waikabubak; 2011.
23. Ernamaiyanti, Kasry A, Abidin Z. Faktor-Faktor Ekologis Habita Larva Nyamuk Anopheles di Desa Muara Kelantan Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak Provinsi Riau Tahun 2009. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2010; p. 92-102.
24. Ohta S, Kaga T. Effect of Climate on Malarial Vector Distribution in Mosquito Generations (ECD-mg). Climate Research. 2012; 53(1): 77-88.
25. Kazwaini M, Monika N, Ira I, Fajar SP, Eka T, Agus FW. Pemetaan dan Bioekologi Vektor Malaria di Pulau Sumba [Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak]. Waikabubak: Loka Litbang P2B2 Waikabubak; 2012.
26. Kazwaini M. Bioekologi Vektor Malaria di Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Penyakit Berumber Binatang. 2013;1(2):101-112.
27. Dhewantara PW, Astuti EP, Pradani FY. Studi Bioekologi Nyamuk Anopheles sundaicus di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Ciamis. Buletin Penelitian Kesehatan. 2013; 41(1):26-36.
28. Fuadzy H, Santi M. Distribusi Kasus Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Simpenan Kabupaten Sukabumi Tahun 2011. Aspirator. 2012; 4(2): 92-22.
29. Widyastuti U, Wiwik T, Damar DT. Malaria di Dusun Bakal, Desa Campurejo, Kecamatan Tretep, Kabupaten Temanggung. Jurnal Vektora. 2010; 2(1): 42-58.
30. Lestari, Bekti D, Gama ZP, Rahardi B. Indentifikasi Nyamuk di Kelurahan Sawo Jajar Kota Malang. 2009. http://biologi.ub.ac.id/files/2010/12/BSS 2010 zp CBR.pdf. [diakses 29 September 2011].
31. Yunarko R, Majematang M, Agus F. Fluktuasi Kasus Kejadian Malaria dan Pengaruh Curah Hujan di Puskesmas Kabukarusi Pada Tahun 2011 dan Tahun 2012. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. 2013.1(2): 56-67.
32. Suwito, Upik KH, Singgih HS, Supratman S. Hubungan Iklim, Kepadatan Nyamuk Anopheles dan Kejadian Penyakit Malaria. Entomologi Indonesia. 2010; 7(1): 42-53.
33. Adrial, Harminarti, Nora. Fluktuasi Padat Populasi Anopheles Subpictus dan Anopheles sundaicus di Daerah Endemik Kenagarian Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Fakultas kedokteran. Universitas Andalas. 2010. http://repository.unand.ac.id/id/eprint/1507. [diakses 30 September 2011].
34. Rusdiyah. Bionomik An. sundaicus dan Potensinya Sebagai Vektor Malaria di Desa Wainyapu, Kabupaten Sumba Barat Daya [tesis]. Makassar: Pasca Sarjana Universitas Hasanudin; 2010.
35. Ariati Y, et al. Bioekologi Vektor Malaria Nyamuk Anopheles sundaicus di Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Tahun 2008. Artikel. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2011;10(1):29-37.
36. Sukowati S, Shinta. Habitat Perkembang-biakan dan Aktifitas Menggigit Nyamuk Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus di Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2009; 8(2): 915-925.
37. Mading M. Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pengendalian Malaria Berbasis Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Lendiwacu Kecamatan Umbu Ratu Nggai Kabupaten Sumba Tengah. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. 2014; 1(2):
38. Wadu RW, Rahmat DJL, Ni Wayan D, Jeriyanto LD. Faktor Risiko Kejadian Malaria Pada Balita di Kecamatan Laura Kabupaten Sumba Barat Daya. [Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak, 2010].
39. Mading M, Hanani ML, Mefi MT, Agus F, Perilaku Anopheles spp. dan Upaya Proteksi Diri Ibu Hamil Terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten Sumba Barat Daya [Laporan Penelitian Loka Litbang P2B2 Waikabubak. 2012].
40. Ernawati K, Soesilo B, Duarsa A, Adah R. Hubungan Faktor Risiko Individu dan Lingkungan Rumah dengan Malaria di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Indonesia 2010. Makara Kesehatan. 2011; 15: 51-57.
41. Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2011.
42. World Health Organization. World Malaria Report 2011. Geneva: WHO; 2011.
Published
2014-12-25
How to Cite
1.
Sopi II. Beberapa aspek perilaku Anopheles sundaicus di Desa Konda Maloba Kecamatan Katikutana Selatan Kabupaten Sumba Tengah. ASP [Internet]. 25Dec.2014 [cited 30Apr.2024];6(2):63-2. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4532