Ekologi Anopheles spp. Di Kabupaten Lombok Tengah

Ecology of Anopheles spp. in Central Lombok Regency

  • Majematang Mading Loka Litbang P2B2 Waikabubak
  • Muhammad Kazwaini Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Waikabubak
Keywords: ekologi, Anopheles spp., Lombok Tengah

Abstract

Abstrak. Kasus malaria di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2006-2008 terus meningkat dengan Annual Malaria Incidence (AMI) berturut-turut 5,9 per mil, 6,7 per mil, dan 8,1 per mil. Penelitian bertujuan untuk mengambarkan kondisi ekologi nyamuk Anopheles spp. dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran variabel lingkungan, pencidukan jentik, dan penangkapan nyamuk dewasa. Populasi adalah semua nyamuk dan habitat perkembangbiakannya di lokasi penelitian. Pengamatan ekologi meliputi pengukuran pH, salinitas, keterpaparan sinar matahari, dan biota air serta pengukuran suhu dan kelembaban udara. Hasil pengamatan pada habitat perkembangbiakan nyamuk meliputi salinitas berkisar 0–14 ppm, pH berkisar 0–9, biota air yang ditemukan berupa lumut, rumput, udang, ikan, berudu, dan kepiting dengan rata-rata kepadatan jentik 0,1–28,8 ekor/cidukan. Rata-rata suhu di Desa Selong Belanak 23,78°C, Desa Kute 25,4°C dan di Desa Bilalando 26,5°C dengan kelembaban 65%–84%. Disimpulkan bahwa kondisi ekologi cocok untuk perkembangan jentik dan nyamuk dewasa Anopheles spp., tipe habitat perkembangbiakan didominasi oleh laguna, rata-rata suhu udara di Desa Selong Belanak di bawah suhu optimal perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp.

References

1. Yuliani NS, Setyawan B. Malaria dalam Epidemiologi Zoonosis di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cetakan Pertama; 2012.
2. Munif A, Imron M. Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2010.
3. Santoso L. Pengantar Entomologi Kesehatan. Jilid 2. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP; 2008
4. Anonim. Laporan Evaluasi Tahunan Program P2 Malaria Tahun 2007. Sub.Din P2PL. Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah; 2008.
5. Setyaningrum E, dkk. Studi Ekologi Perindukan Nyamuk Vektor Malaria di desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan. Prosiding Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Lampung; 2008
6. WHO. Manual on Pratical entomology in malaria, The WHO Division of Malaria Other Parasitic Desease Part II. Geneva,WHO;1975.
7. O’Connor, Soepanto. Kunci Bergambar Nyamuk Anopheles Dewasa di Indonesia. Ditjen PPM&PLP, ed. 3 Departemen Kesehatan RI; 1999.
8. Santoso L. Pengantar Entomologi Kesehatan. Jilid 1. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP; 2007.
9. Depkes RI. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Dit. Jend. PPM-PL. Departemen Kesehatan RI. Jakarta; 2001
10. Brown HW. Dasar Parasitologi Klinis. Edisi ke-3. Gramedia. Jakarta; 1979.
11. Mardjan et al. Jenis-jenis Nyamuk yang Ditemukan di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2002; 5.
12. Anonim. Atlas Vektor Penyakit di Indonesia. Kementerian Kesehatan; 2011.
13. Anonim. Vektor Malaria di Indonesia. Dit.Jend. PP & PL. Departemen Kesehatan RI; 2007
14. Syarif HS. Studi Ekologi Perindukan Nyamuk Vektor Penyakit Malaria di Desa Sukajaya Lempasing Kec. Padang Cermin Lampung Selatan. Skripsi. Universitas Lampung; 2003.
15. Raharjo M, Sutikno SJ, Mardihusodo. Karakteristik Wilayah sebagai Determinan Sebaran Anopheles aconitus di Kabupaten Jepara. Dalam Firs Congress of Indonesia Mosquito Control Association in the Commemoration of Mosquito Day. Yogyakarta; 2003 : 54-64
16. Rahman R, Rahayu. Hubungan Karakteristik Lingkungan Breeding Site dengan Densitas Larva Anopheles di Wilayah Kerja Puskesmas Durikumba Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Hasanuddin Makasar; 2011.
17. Kordi, Tancung AB. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta; 2007.
18. Anonim. Entomologi Dasar. Salatiga: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan R; 2007.
19. Munif A, Sudomo M, Soekirno. Bionomi Anopheles spp. di Daerah Endemis Malaria di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Buletin Penelitian Kesehatan; 2007; 35 (2): 57-80.
20. Ristiyanto. Bionomi Vektor Malaria dalam Modul Entomologi Dasar. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Badan Litbang Kesehatan. Depkes RI. Salatiga; 2006.
21. Mardjan, et al. Jenis-jenis Nyamuk yang Ditemukan di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Vol. 5; 2002.
22. Depkes RI. Entomologi Dasar. Salatiga: Balai Besar penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.; 2007.
23. Depkes RI. Epidemiologi Malaria Modul 1 ed. Jakarta: Ditjen PPM-PLP Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang; 1999.
24. Zulfahrudin. Efektifitas Ikan Nila dan Manipulasi Lingkungan untuk Menurunkan Kepadatan Jentik Nyamuk Anopheles sp. di Laguna Kecamatan Tanjung Lombok Utara. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; 2011.
25. Kurniasih AD. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Tangling Kota Palangkaraya. Semarang: Skripsi S1. Program Sarjana UNDIP; 2009.
26. Santoso L. Pengantar Entomologi Kesehatan. Jilid 2. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP; 2008
27. Munif A, Imron M. Panduan Pengamatan Nyamuk Vektor Malaria. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2010.
28. Barodji, Sumardi, Suwaryono T, Rahardjo, Mujiono, Priyanto, et al. Beberapa Aspek Bionomik Vektor Malaria dan Filariasis Anopheles Subpictus Grassi di Kecamaatan Tanjung Bunga Flores Timur NTT. Buletin Penelitian Kesehatan. 2000; 20 (2).
Published
2014-06-20
How to Cite
1.
Mading M, Kazwaini M. Ekologi Anopheles spp. Di Kabupaten Lombok Tengah. ASP [Internet]. 20Jun.2014 [cited 28Apr.2024];6(1):13-0. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4539