Penggunaan Model Standard Deviational Ellipse (SDE) Pada Analisis Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Banjar Tahun 2013

The Utilization of Standard Deviational Ellipse (SDE) Model for the Analysis of Dengue Fever Cases in Banjar City 2013

  • Martya Rahmaniati Departemen Biostatistik dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
  • Tris Eryando Departemen Biostatistik dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
  • Dewi Susanna Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
  • Dian Pratiwi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
  • Fajar Nugraha Pusat Penelitian Biostatistik dan Informatika Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Keywords: model, pemetaan, Standard Deviational Ellipse,DBD, Kota Banjar

Abstract

Abstrak. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan penyakit endemis di Kota Banjar. Diperlukan informasi yang dapat memetakan penyebaran, pemusatan, dan arah pergerakan pola kasus DBD dalam kegiatan surveilans untuk mengetahui luas cakupan program pengendalian penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi wilayah penyakit DBD melalui Model Standard Deviational Ellipse (SDE) di Kota Banjar. Penelitian ini merupakan studi observasional yang bersifat Explanatory Spatial Data Analysis (ESDA). Analisis data menggunakan model SDE pada lingkup seluruh kecamatan di Kota Banjar. Data yang digunakan adalah data kasus DBD dari tahun 2007-2012, sebanyak 315 kasus. Gambaran umum penderita DBD di Kota Banjar secara sosiodemografi, sebagian besar adalah laki-laki (58,1%) dengan kelompok usia produktif yaitu anak sekolah (39,7%) dan usia bekerja (45,7%). Kasus DBD di Kota Banjar selama periode tahun 2007-2012 sebagian besar berada pada ketinggian 25-37,5 mdpl (55,8%). Secara umum, model SDE di Kota Banjar mempunyai arah pergerakan kasus yang cenderung mengikuti sumbu X dan pola berkelompok sesuai batas fisiografis Model SDE dapat dimanfaatkan untuk mengetahui pola disperse dan arah pergerakan kasus DBD sehingga intervensi program pengendalian penyakit DBD dapat dilakukan berdasarkan lokasi spesifik sebagai bahan pendukung keputusan.

References

1. Andri S. Cegah Penyebaran Nyamuk DBD Dinkes Lakukan Fogging Massal. (internet) [cited 2013 Juli 20]. Available from: http://www.harapanrakyat.com
2. Nurdiansyah. Awas Pancaroba Rawan DBD. (internet) [cited 2013 November 03]. Available from: http://www.fokusjabar.com
3. Tris E, Dewi S, Doni L, Dian P. Pemetaan Wilayah Endemis DBD dengan GIS Sebagai Bagian Sistem Informasi Surveilans di Kabupaten Karawang-Jawa Barat. Depok: DRPM UI; 2009. p. 9-12
4. Tris E, Dewi S, Dian P, Fajar N. Model Standard Deviational Ellipse (SDE) dan Spatial Interpolation untuk Kasus Malaria di Daerah Endemis Malaria dengan Pendekatan Partisipatory Mapping di Kabupaten Sukabumi. Depok: DRPM UI; 2012. p. 21-26
5. Tris E, Dewi S, Dian P, Fajar N. Standard Deviational Ellipse (SDE) Models for Malaria Surveillance, Case Study: Sukabumi District-Indonesia, in 2012. Malaria Journal, 2012;11(Suppl 1): p.130.
6. Anselin L. Exploratory Spatial Data Analysis and Geographic Information Systems. National Center for Geographic Information and Analysis of California Santa Barbara: CA93106;1993.
7. Anselin L, A Getis. Spatial Statistical Analysis and Geographic Information Systems. Lisbon: Portugal;1992.
8. Dewi S, Martya R, Fajar N, Dian P. Penggunaan Model Standard Deviational Ellipse Pada Analisa Kasus Penyakit Bersumber Binatang. Depok: DRPM UI; 2013.
9. Nadra. Pola Penyebaran Spasial dan Penerapan Model Regresi Auto-Gaussian Pada Kasus Jumlah Penderita Demam Berdarah di Kota Bogor. (internet) [cited 2013 April 15] Available fromt: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48493
10. Lee J, Wong SD. Statistical Analysis With Arcview GIS. New York: John Willey & Sons. Inc; 2001.
11. Nuril F, et al. Analisis Spasial Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Indeks Moran dan Geary’s C (Studi Kasus di Kota Semarang Tahun 2011). J. Gaussian. 2013; 2(1): 69-78.
12. Yanti SE. Hubungan Faktor-faktor Iklim dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kotamadya Jakarta Timur Tahun 2000-2004 [Skripsi Sarjana]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia; 2004.
13. Tris E, Dewi S, Doni L, Dian P. Dengue Hemorrhagic Fever Mapping: Study Case in Karawang District, West Java, Indonesia. J. MAKARA of Health Series.2013;17(1): 95-100.
Published
2014-06-20
How to Cite
1.
Rahmaniati M, Eryando T, Susanna D, Pratiwi D, Nugraha F. Penggunaan Model Standard Deviational Ellipse (SDE) Pada Analisis Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Banjar Tahun 2013. ASP [Internet]. 20Jun.2014 [cited 28Apr.2024];6(1):21-8. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4540