KONFIRMASI ANOPHELES BARBIROSTRIS SEBAGAI VEKTOR MALARIA DI WAIKABUBAK MELALUI DETEKSI PROTEIN CIRCUM SPOROZOITE

Anopheles barbirostris Confirmation as Malaria Vector in Waikabubak Through The Detection of Circum Sporozoite Protein

  • Mara Ipa Loka Litbang P2B2 Ciamis
  • Heni Prasetyowati Loka Litbang P2B2 Ciamis
  • Yuneu Yuliasih Loka Litbang P2B2 Ciamis
Keywords: protein circum sporozoite, Anopheles barbirostris, ELISA

Abstract

Abstrak. Nyamuk Anopheles spp. dinyatakan sebagai vektor malaria apabila ditemukan sporozoit
di kelenjar ludahnya dan salah satu metode yang dapat dilakukan adalah melalui uji Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay (ELISA). Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi protein circum sporozoite pada
tersangka vektor malaria Anopheles barbirostris melalui metode ELISA. Penelitian ini dilakukan di daerah
endemis malaria di Desa Modu Waimaringu, Kecamatan Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat pada bulan
Maret 2011. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional, nyamuk uji diperoleh melalui penangkapan
nyamuk sekitar kandang. Uji ELISA dilakukan pada bagian kepala dan dada nyamuk An. barbirostris
yang potensial mengandung sporozoit Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Hasil penelitian
menunjukkan dari 40 sampel An. barbirostris yang diuji di Desa Modu Waimaringu seluruhnya negatif
(100%). Hal ini berarti tidak ditemukannya protein circum sporozoite dan An.barbirostris bukan vektor
pada daerah tersebut.

References

1. Anonim. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Tahun 2009. 2009. DKK Sumba Barat.
2. Loka P2B2 Waikabubak. Studi Kebijakan Dinamika Penularan Malaria di Kecamatan Wanokaka Kabupaten Sumba Barat. JKPKBPPK. 2011.
3 Dit.Jen P2M & PLP. 1987. Petunjuk Melakukan Macam-macam Uji Entomologi yang Diperlukan untuk Menunjang Operasional Program Pemberantasan Penyakit Ditularkan Serangga. Jakarta. 7 hal .
4. Bangs, M.J. 1989. The Sporozoit Enzyme-Linked Immunosorbent Assay: Application in Malaria Epidemiology. Buletin Penelitian Kesehatan 17(2): 197-205
5. Burkot, T.R., P.M. Graves, J.A. Cattan, R.A. Wirtz, dan F.D. Gibson. 1987. The Efficiency of Sporozoite Transmission in The Human Malarias, P. falciparum and P. vivax. Bulletin of the WHO 65(3): 375-380.
6. Dachlan, Y.P. 1997. Malaria dan Penggunaan Teknologi Molekuler untuk Kepentingan Diagnostik dan Kajian Pola Epidemiologik serta Patofisiologi dalam Biologi Molekuler Kedokteran. Editor: Suhartono, T.P. Airlangga University Press. Surabaya. 40-42 hal.
7. Wirtz, R.A., T.R. Burkot, P.M. Graves, dan R.G. Andre. 1987. Field Evaluation of Enzyme-Linked Immunosorbent Assays for P. falciparum and P. vivax Sporozoites in Mosquitoes (Diptera: Culicidae) from Papua New Guinea. Journal Medical Entomology 24 (4): 433-437.
8. Van Hell J.C. Lets Over d Anophelinen Fauna Van Zuid-Celebes met Vermeld. Ing van de malaria- verbrengsters in dit gebiet. Med.Maandbl.1950: 379-394.
9. Harijani A.M. Omposungu Sahat, Suyitno, dan Mursiatno. 1992. Penelitian Pemberantasan Malaria di Kabupaten Sikka-Flores. Cermin Dunia Kedokteran No. 79.
Published
2012-06-20
How to Cite
1.
Ipa M, Prasetyowati H, Yuliasih Y. KONFIRMASI ANOPHELES BARBIROSTRIS SEBAGAI VEKTOR MALARIA DI WAIKABUBAK MELALUI DETEKSI PROTEIN CIRCUM SPOROZOITE. ASP [Internet]. 20Jun.2012 [cited 28Apr.2024];4(1):1-. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4547