HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELOMPOK UMUR DENGAN STATUS INFEKSI VIRUS DENGUE

Associations between Nutritional Status and Age Groups with Dengue Virus Infection Status

  • Lukman Hakim Loka Litbang P2B2 Ciamis
  • Asep Jajang Kusnandar Loka Litbang P2B2 Ciamis
Keywords: demam berdarah dengue, status gizi, kelompok umur, status infeksi virus dengue

Abstract

Abstrak. Infeksi virus dengue tidak pasti menyebabkan DBD pada manusia bergantung faktor lain, salah
satunya adalah sistem imunitas tubuh yang juga dipengaruhi status gizi dan umur. Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan status gizi dan umur terhadap status infeksi virus dengue. Penelitian dilakukan di
Kabupaten Cirebon dengan desain cross sectional. Tinggi dan berat badan diukur serta dihitung indeks
massa tubuh (IMT) untuk mengetahui status gizi. Hasilnya dikelompokkan menjadi dua kategori, tidak
normal dan normal. Kelompok umur dikategorikan menjadi umur < 5 tahun dan > 5 tahun. Selanjutnya
pemeriksaan sampel darah menggunakan rapid diagnostic test untuk mengetahui status infeksi. Hasilnya,
dianalisis untuk mengetahui hubungan status gizi dan kelompok umur dengan status infeksi virus dengue.
Dari 200 responden (86 laki-laki, 114 perempuan) didapatkan status gizi 68 orang (34%) tidak normal
dan 132 orang (66%) kategori normal; kelompok umur < 5 tahun 193 orang (96,50%) dan < 5 tahun 7
orang (3,5%). Pemeriksaan sampel darah menunjukan 39 orang (19,50%) responden positif antibodi virus
dengue dan 161 orang (80,50%) negatif. Analisis bivariat menunjukkan status gizi dan kelompok umur
memiliki hubungan dengan status infeksi virus dengue serta kelompok umur memiliki pengaruh terbesar.
Disimpulkan, status gizi dan kelompok umur terbukti berhubungan dengan status infeksi virus dengue.
Status gizi tidak normal dan kelompok umur < 5 tahun, menjadi faktor risiko untuk terjadinya penularan
virus dengue.

References

1. Weissenbock H, Hubalek Z., Bakonyi T., dan Noowotny K. Zoonotic Mosquito-borne Flaviviruses: Worldwide Presence of Agent with Proven Pathogenesis and Potential Candidates of Future Emerging Diseases. Vet. Microbiol. 2010; Vol 140: 271-280.
2. Rohani A, Zamree I., dan Lee H.L., I M. 2005. Detection of Transovarian Dengue for Field Caught Aedes aegypti and Aedes albopictus Mosquitoes Using C6/36 Cool Line Culture and RT-PCR. Kuala Lumpur: Institue for Medical Research press.
3. Tambyah P.A., Koay ESC, Poon M.L.M, Lin R.V.T.P, dan Ong B.K.C. Dengue Hemorrhagic Fever Transmitted by Blood Transfusion. The England Journal of Medicine. 2008; Vol. 359: p. 1526-1527.
4. Kristina, Ismaniah, Wulandari L. Kajian Masalah Kesehatan: Demam Berdarah Dengue. In: Balitbangkes,
editor.: Tri Djoko Wahono. 2004: hal 1-9.
5. Lubis I. Peranan Nyamuk Aedes dan Babi dalam Penyebaran DHF dan JE di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. 1990; Vol. 60.
6. Aspinall R. Ageing and the Immune System in Vivo: Commentary on the 16th session of British Society
for Immunology Annual Congress Harrogate December 2004. Immunity and Ageing 2005; Vol 2:5-10.
7. Depkes RI. 2003. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Ditjen Binkesmas.
8. Kalayanarooj S., Nimmannitya S. 2003. Guidelines for Diagnosis and Management of Dengue Infection. Bangkok: Ministry of Public Health, Thailand.
9. Maron G.M., Clara A.W., Diddle JW, et al. Assosiation between Nutritional Status and Severrity of Dengue Infection in Children El Salvador. Am. J Trop. Med Hyg. 2010; Vol 82 (2).(pp. 324-329). Nimmannitya S. Dengue
Hemorrhagic Fever: Current Issues and Future Research. Asian-Oceanian J Pediar Child Health. 2002; Vol 1: 1-20.
11. Soegijanto S. 2006. Aspek Imunologi Penyakit Demam Berdarah, dalam Demam Berdarah Dengue Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 41-59.
12. Recker M., Blyuss K.B., Simmons CP, et al. Immunological Serotype Interactions and Their Effect on The
Epidemiological Pattern of Dengue. Proc. R. Soc. B. 2009; Vol. 276: 2541-2548.
13. Hakim L. dan Superiyatna H. Analisa Situasi Kesakitan Demam Berdarah Dengue Kabupaten Cirebon Periode
Tahun 2006-2008. Aspirator. 2009; Vol. 1 No. 2: 63-72.
14. Hakim L., Boewono, D.T. Peluang Terjadinya Immunoglobulin M Berdasarkan Analisis Binary Logistic Faktor Penularan Virus Dengue. Aspirator. 2011; Vol. 3 No. 1: 58-66.
15. Atmaja. 2003. Populasi dan Sampling. Jakarta: Binarupa Aksara.
16. Supariyasa I.D.N., Bakri B., dan Fajar I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 17. Gubler D.J. Epidemic Dengue Hemorrhagic Fever as a Public Health, Sosial, and Economic Problem in The 21st Century. Trends
Microbiol. 2002; Vol. 10: p. 100-113.
18. Egger J.R. dan Coleman P.G. Age and Clinical Dengue Illness. Emerging Infectious Diseases. 2007;Vol. 13, No. 6: 924-927.
19. Knowlton K., Solomon G., Rotkin-Ellman M., dan Pitch F. 2009. Mosquito-Borne Dengue Fever Threat Spreading in The Americas. New York: Natural Resources Defense Council Issue Paper.
20. Fatmah. Respons Imunitas yang Rendah pada Tubuh Manusia Usia Lanjut. Makara. 2006; Vol 10 No. 1: 47-53.
Published
2021-03-01
How to Cite
1.
Hakim L, Kusnandar A. HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELOMPOK UMUR DENGAN STATUS INFEKSI VIRUS DENGUE. ASP [Internet]. 1Mar.2021 [cited 28Apr.2024];4(1). Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/aspirator/article/view/4565