Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Leptospirosis Paska Peningkatan Kasus di Kabupaten Tangerang

  • Aryani Pujiyanti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Jl. Hasanudin No. 123, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
  • Kusumaningtyas Sekar Negari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Indonesia
  • Wiwik Trapsilowati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Indonesia
Keywords: knowledge, behavior, leptospirosis, Tangerang

Abstract

Control efforts of leptospirosis were conducted  based on correct understanding of the disease and how to prevent it. Environmental conditions of Desa Pagedangan Ilir categorized as a risk area for leptospirosis transmission. After increasing cases of leptospirosis in the region, it is necessary to study knowledge and health behavior of leptospirosis prevention. The objective of the study was to analyse the relationship between knowledge and community behavior in preventing leptospirosis. The type of research is analytic research with a cross sectional design. Data collection was conducted in Desa Pagedangan Ilir in September-October 2015. Sampling was using proportional random sampling in every RW (Rukun Warga) by interviewing 100 respondents. Results of this study showed that 49% of respondents had low knowledge and 80% had poor leptospirosis prevention behavior. Sources of information about leptospirosis more obtained from friends/relatives. There was a significant relationship between the level of knowledge with leptospirosis prevention behavior (p value <0.00). The daily behavior of people to prevent leptospirosis such as the use of personal protective equipment, handling of carcasses, and rat control were still not good.


ABSTRAK
Upaya pengendalian leptospirosis didasari dari pemahaman masyarakat yang benar tentang penyakit dan cara pencegahannya. Kondisi lingkungan Desa Pagedangan Ilir berisiko untuk penularan leptospirosis. Paska peningkatan kasus leptospirosis  di wilayah tersebut, perlu dilakukan studi pengetahuan dan perilaku kesehatan untuk mengetahui kemampuan masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan leptospirosis. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan leptospirosis. Jenis penelitian adalah explanatory research dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan di Desa Pagedangan Ilir pada Bulan September-Oktober tahun 2015. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling di setiap Rukun Warga (RW) dengan mewawancarai sejumlah 100 orang responden. Hasil wawancara menunjukkan sebesar 49% responden memiliki pengetahuan yang rendah dan 80% memiliki perilaku pencegahan leptospirosis yang kurang baik. Sumber informasi tentang leptospirosis lebih banyak diperoleh dari teman/kerabat. Ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan leptospirosis (p value<0,00). Perilaku keseharian masyarakat untuk mencegah leptospirosis seperti penggunaan alat pelindung diri, penanganan bangkai, dan pengendalian tikus masih kurang baik.

References

Tan M, Kusriastuti R, Savioli L, Hotez PJ. Indonesia: An emerging market economy beset by Neglected Tropical Diseases (NTDs). PLoS Negl Trop Dis. 2014;8(2):6–10.

Sarkar J, Chopra A, Katageri B, Raj H, Goel A. Leptospirosis: A re-emerging infection. Asian Pac J Trop Med. 2012;5(6):500–2.

Tilahun Z, Reta D, Simenew K. Global epidemiological overview of leptospirosis. Int J Microbiol Res. 2013;4(1):9–15.

Theuerkauf J, Perez J, Taugamoa A, Niutoua I, Labrousse D, Gula R, et al. Leptospirosis risk increases with changes in species composition of rat populations. Naturwissenschaften. 2013;100(4):385–8.

Yuliadi B, Wahyuni, Ristiyanto. Distribusi spasial leptospirosis di wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2002-2012. Vektora. 2013;5(2):66–72.

Picardeau M. Diagnosis and epidemiology of leptospirosis. Med Mal Infect [Internet]. 2013;43(1):1–9. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.medmal.2012.11.005.

Koizumi N, Yasutomi I. Prevalence of leptospirosis in farm animals. Jpn J Vet Res. 2012;60(SUPPL):S55-8.

Wasiński B, Dutkiewicz J. Leptospirosis - current risk factors connected with human activity and the environment. Ann Agric Environ Med. 2013;20(2):239–44.

Guerra MA. Leptospirosis: public health perspectives. Biologicals [Internet]. 2013;41(5):295–7. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.biologicals.2013.06.010.

Felzemburgh RDM, Ribeiro GS, Costa F, Reis RB, Hagan JE, Melendez AXTO, et al. Prospective study of leptospirosis transmission in an urban slum community: role of poor environment in repeated exposures to the leptospira agent. PLoS Negl Trop Dis. 2014;8(5):e2927.

Finkmoore B, Ribeiro GS, Reis RB, Felzemburgh RDM, Hagan E, Reis MG, et al. Knowledge , attitudes , and practices related to leptospirosis among urban slum residents in Brazil. Am J Trop Med Hyg 2013;88(2):359–63. doi: 10.4269/ajtmh.2012.12-0245. Epub 2012 Dec 26.

Mohan ARM, Chadee DD. Knowledge, attitudes and practices of Trinidadian households regarding leptospirosis and related matters. Int Health [Internet]. 2011;3(2):131–7. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.inhe.2011.03.002.

Amilasan AST, Ujiie M, Suzuki M, Salva E, Belo MCP, Koizumi N, et al. Outbreak of leptospirosis after flood, the Philippines, 2009. Emerg Infect Dis. 2012;18(1):91–4.

Nugroho A. Analisis faktor lingkungan dalam kejadian leptospirosis di Kabupaten Tulungagung. BALABA. 2015;11(2):73–80.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Profil kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2015. Tangerang: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; 2016.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Laporan rekapitulasi kasus penyakit bersumber binatang. Tangerang: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang; 2015.

Green, L.W, dan Kreuter M. Health promotion planning; an educational and environmental approach. 2nd edition. London: Mayfield Publishing Company; 2000.

J.H Sinaulan. Dimensi sosio-kultural dalam promosi kesehatan. J Sosiol Islam. 2012;2(1):91–112.

Shaw K. Exploring beliefs and attitudes of personal service practitioners towards infection control education, based on the health belief model. Environ Heal Rev [Internet]. 2016;59(1):7–16. Available from: http://pubs.ciphi.ca/doi/10.5864/d2016-003.

Illahi AN, Fibriana AI. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit leptospirosis (studi kasus di Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Kota Semarang). Unnes J Public Heal. 2015;4(4):126-35.

Trapsilowati W, Wigati RA, Setyaningsih R, Pujiyanti A, Wicaksono DBP, Nugroho A, et al. Studi komprehensif peningkatan kasus/Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit tular vektor dan reservoir [laporan penelitian]. Salatiga: B2P2VRP Salatiga; 2015.

Murti B. Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2006.

Prabhu N, Meera J, Bharanidharan G, Natarajaseenivasan K, Ismail M, Uma A. Knowledge , attitude and practice towards leptospirosis among municipal workers in Tiruchirapalli , India. Int J Pharma Res Heal Sci. 2014;2(3):246–54.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. Statistik Daerah Kecamatan Kronjo Tahun 2015. Tangerang: BPS Kab Tangerang; 2015.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang. Kecamatan Kronjo dalam angka 2015. Tangerang: Tangerang: BPS Kab Tangerang; 2015.

Taramian S, Joukar F, Sn M, Bakhshandeh M, Ekhlasi K, Mansour-ghanaei F. Survey of leptospirosis knowledge of general physicians in Rasht , Iran. J Infect Dis Antimicrob Agents. 2013;30(1):27–32.

R. Quina C, U. Almazan J, B. Tagarino J. Knowledge, attitudes, and practices of leptospirosis in Catbalogan City, Samar, Philippines. Am J Public Heal Res [Internet]. 2014;2(3):91–8. Available from: http://pubs.sciepub.com/ajphr/2/3/5/index.html.

Riyaningsih, Hadisaputro S, Suhartono. Faktor risiko lingkungan kejadian leptospirosis di Jawa Tengah (studi kasus di Kota Semarang , Kabupaten Demak dan Pati). J Kesehat Lingkung Indones. 2012;11(1):87–94.

Zapanta MJ, A DG, PK C, VC de los R, MN S, E T. An outbreak of leptospirosis in Davao City Phillippines, 2013: An investigation of the risky behaviors that led to the resurgence. Outbreak Surveill Investig Rep. 2014;7(4):1-5.

Supraptono B, Sumiarto B, Pramono D. Interaksi 13 faktor risiko leptospirosis. Ber Kedokt Masy. 2011;27(2):55–65.

Mulyono A, Ristiyanto, Bagus D. Survei serovar leptospira dan inang reservoir leptospirosis di Banyumas. Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi : Keanekaragaman dan Pemanfaatan Sumberdaya Mikroba Tropika Indonesia [Internet]. 2014. p. 20–3. Available from: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/6913.

Allwood P, Muñoz-Zanzi C, Chang M, Brown PD. Knowledge, perceptions, and environmental risk factors among Jamaican households with a history of leptospirosis. J Infect Public Health. 2014;7(4):314–22.

Ulfah M. Hubungan karakteristik demografi, faktor K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan lingkungan terhadap kejadian leptospirosis: sebuah studi pada pekerja sektor informal di Kota Semarang tahun 2013-2016 [Internet]. Universitas Diponegoro; 2016. Available from: http://eprints.undip.ac.id/view/subjects/RA0421.html.

Ristiyanto, B.Heriyanto, FD Handayani, W Trapsilowati, A Pujiyanti AN. Studi pencegahan penularan leptospirosis di daerah persawahan di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Vektora. 2013;5(1):34-40.

Rejeki, DSS. Nurlaela S. Octaviana D, Pemetaan dan analisis faktor risiko leptospirosis. Kesmas Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2013;8(4):179–86.

Published
2018-08-28
How to Cite
1.
Pujiyanti A, Negari K, Trapsilowati W. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Leptospirosis Paska Peningkatan Kasus di Kabupaten Tangerang. blb [Internet]. 28Aug.2018 [cited 19Apr.2024];14(1):13-2. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/292
Section
Articles