Aspek Kekinian tentang Penelitian Demam Berdarah Dengue di Pulau Jawa dan Sekitarnya

  • Bina Ikawati Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Banjarnegara, Jl. Selamanik No. 16 A Banjarnegara 53415, Jawa Tengah, Indonesia
Keywords: Aedes aegypti, dengue fever, Indonesia, research

Abstract

Incidence Rate/IR DHF in Indonesia 2015 to 2017 decreased 44.43%, although in 2016 there was an increase of 53.61% from incidence in 2015 (DHF IR per 100,000 population in 2015 until 2017 was 50,75;77,96; 22.55). Five subsystems related to DHF transmission are human, dengue virus, Aedes mosquito, physical and biological environment. Research on these five subsystems and various control efforts has been done in Indonesia. Literature review was used to discuss it in this article. Search area on the site ejournal.litbang.kemkes.go.id, portalgaruda.org, e-resources.perpusnas.go.id, www.researchgate.net, www.hindawi.com and who.int with keywords Aedes aegypti, Dengue Haemorhagic Fever. Several studies showed different results depending on the study site conditions (climatic,altitude,ecological conditions). Human behavior associated with the use of anti-mosquito, dengue virus, Aedes as a vector (potential breeding places, transovary phenomena, insecticide vector resistance), and climate conditions (temperature and humidity) that contribute to the incidence of DHF. Vector control is the most effective measure in DHF control program. The use of Bacillus thuringensis, Romanomermis iyengari, and Wolbachia, the manufactured repellents and larvasides from various plants, the improvement of eradication of mosquito breeding sites related community behavior, and the application of sterile insect techniques have been developed from various studies. The results of such research can be adopted as alternative to control vectors and implemented in integrated manner based on the specific local context.


ABSTRAK

Incidence Rate/IR DBD di Indonesia pada tahun 2015 sampai 2017 menurun 44,43%, meskipun tahun 2016 terjadi peningkatan 53,61% dari rerata kejadian DBD tahun 2015 (IR DBD per 100.000 penduduk tahun 2015 sampai 2017 adalah 50,75; 77,96; 22,55). Lima subsistem yang berkaitan dengan penularan DBD yaitu manusia, virus dengue, nyamuk Aedes, lingkungan fisik, dan biologis. Penelitian tentang kelima subsistem dan berbagai upaya pengendalian telah dilakukan di Indonesia. Tulisan ini merupakan literature review yang membahas hal tersebut. Wilayah pencarian pada situs ejournal.litbang.kemkes.go.id, portalgaruda.org, e-resources.perpusnas.go.id, www.hindawi.com, www.researchgate.net, dan who.int dengan kata kunci Aedes aegypti dan Demam Berdarah Dengue. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda tergantung kondisi lokasi (iklim, ketinggian tempat, kondisi ekologi). Perilaku manusia terkait penggunaan obat anti nyamuk, virus dengue yang ditemukan di alam, Aedes sebagai vektor (tempat perkembangbiakan potensial, transovari, resistensi vektor terhadap insektisida), serta kondisi iklim (suhu dan kelembaban) yang mendukung turut berkontribusi terhadap kejadian DBD. Pengendalian vektor merupakan upaya penanggulangan DBD yang efektif. Penggunaan Bacillus thuringensis, Romanomermis iyengari dan Wolbachia, pembuatan repelen dan larvasida dari berbagai tanaman, peningkatan perilaku masyarakat terkait PSN, serta aplikasi teknik serangga mandul dikembangkan dari berbagai penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut dapat diadopsi sebagai alternatif untuk mengendalikan vektor dan dilaksanakan secara terpadu berdasarkan konteks lokal spesifik.

 

References

WHO. Factsheet Dengue and Severe Dengue. 2017

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Pusdatin Kemkes RI; 2017.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2017.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Demam berdarah. Jakarta: Depkes RI; 2007.

Kartiningrum ED, Alberta LT, Puspitaningsih D, Laga Y, Kusuma H. Konsep dasar keperawatan komunitas. 1st ed. Mojokerto: STIKes Majapahit; 2017.

Jahan N, Naveed S, Zeshan M, Tahir MA. How to conduct a systematic review : a narrative literature review. Cureus. 2016;8(11):e864.

Sucipto PT, Raharjo M. Faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dan jenis serotipe virus dengue di Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2015;14(2):51–65.

Taslim M, Arsunan AA, Ishak H, Nasir S, Usman AN. Diversity of dengue virus serotype in endemic region of South Sulawesi Province. J Trop Med. 2018; Article ID 9682784, 4 pages https://doi.org/10.1155/2018/9682784

Farahiyah M, Nurjazuli, Setiani O. Analisis spasial faktor lingkungan dan kejadian DBD di Kabupaten Demak. Bul Penelit Kesehat. 2014;42(1):25–36.

Sunaryo, Ikawati B, Widiastuti B. Distribusi spasial demam berdarah dengue di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. J Ekol Kesehat. 2014;13(4): 289–97

Indrayati A, Setyaningsih W. Penentuan lokasi prioritas penanganan kasus Demam Berdarah di Kota Semarang berbasis sistem informasi geografis. Forum Ilmu Sosial. 2014;40(1):56-67.

Faiz N, Rita R, Diah S. Analisis spasial penyebaran penyakit demam berdarah dengue dengan indeks Moran dan Geary’s c (studi kasus di Kota Semarang tahun 2011). Jurnal Gaussian. 2013;2(1):69-78

Ramadona AL, Lazuardi L, Hii YL, Holmner Å, Kusnanto H, Rocklov J. Prediction of dengue outbreaks based on disease surveillance and meteorological data. Plos One. 2016 March 31:1-19 doi:10.1371/journal.pone.0152688.

Hendri J, Santya RNRE, Prasetyowati P. Distribusi dan kepadatan vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan ketinggian tempat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. J Ekol Kesehat. 2015;14(1):17–28.

Ikawati B, Wahyudi BF, Astuti NT, Sunaryo. Parameter entomologi pada daerah endemis Demam Berdarah Dengue tinggi dan rendah di Jawa Tengah (Studi di Kabupaten Kudus dan Wonosobo). BALABA. 2017;13(2):29–36.

Ridha MR, Rahayu N, Rosvita NA, Setyaningsih DE. Hubungan kondisi lingkungan dan kontainer dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarbaru. Jurnal Buski. 2013;4(3):133–7.

Widiarti, Lasmiati. Beberapa aspek entomologi pendukung meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue di daerah endemis di Jawa Tengah. J Ekol Kesehat. 2015;14(4):309-17.

Widiarti. Studi aspek entomologi pasca Kejadian Luar Biasa ( KLB ) DBD di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Vektora. 2013;5(2):78–84.

Lestari E, Sianturi CLJ, Retno H, et al. Kepadatan jentik vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Aedes sp di daerah endemis, sporadis dan potensial Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. BALABA. 2014;10(2):71–6.

Praptowibowo W. Maya Index dan gambaran habitat perkembangbiakan larva aedes sp . berdasarkan endemisitas DBD di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. J Kesehat Masy. 2015;3(2):75-85.

Lomi AC, Martini, Santoso L.. Hubungan kepadatan vektor dengan kejadian DBD di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2015;3(1):121–6.

Fauziah NF. Karakteristik sumur gali dan keberadaan nyamuk Aedes aegypti. J Kesehat Masy. 2012;8(1):81–7.

Sunaryo, Ikawati B, Rahmawati, Widiastuti D. Status resistensi vektor demam berdarah dengue (Aedes aegypti) terhadap malathion 0,8% dan permethrin 0,25% di Provinsi Jawa Tengah. J Ekol Kesehat. 2014;13(2):146–52.

Ikawati B, Widiastuti D. Peta status kerentanan Aedes aegypti ( Linn.) terhadap insektisida cypermethrin dan malathion di Jawa Tengah. ASPIRATOR. 2015;7(1):23–8.

Widiarti, Damar TB, Triwibowo AG, Rima T, Puji BS, Asih DS. Identifikasi mutasi noktah pada ” gen voltage gated sodium channel ” Aedes aegypti resisten terhadap insektisida pyrethroid di Semarang Jawa Tengah. Bul Penelit Kesehat. 2012;40(1):31–8.

Sayono S, Puspa A, Hidayati N, Fahri S, Sumanto D. Distribution of voltage-gated sodium channel (nav) alleles among the Aedes aegypti populations in Central Java Province and its association with resistance to pyrethroid insecticides. PLoS One. 2016;3:1–13.

Widiastuti D, Sunaryo, Nova P, et al. Deteksi mutasi v1016g pada gen voltage-gated sodium channel pada populasi Aedes aegypti (Diptera : Culicidae) di Kabupaten Klaten Jawa Tengah dengan metode allele-specific PCR. Vektora. 2015;7(2): 65-70.

Sunaryo, Puji A, Dyah W. Gambaran pemakaian insektisida rumah tangga di daerah endemis DBD Kabupaten Grobogan tahun 2013. BALABA.11(01):9–14.

Ikawati B, Sunaryo Bondan FW. Aedes aegypti Resistance to Temephos in Central Java, Indonesia. Adv Sci Lett. 2017;23:3544–6.

Bellinato DF, Viana-medeiros PF, Araújo SC, Martins AJ, Bento J, Lima P, et al. Resistance status to the insecticides temephos, deltamethrin, and diflubenzuron in Brazilian Aedes aegypti populations. Biomed Res Int. 2016. http://dx.doi.org/10.1155/2016/8603263

Trapsilowati W, Blondine CP. Pengetahuan, sikap dan penerimaan masyarakat terhadap Bacillus thuringensis H-14 sebagai pengendali vektor Demam Berdarah Dengue di Salatiga, Jawa Tengah. J Ekol Kesehat. 2008;7(3):813–8.

Perwitasari D, Dede AM, Helper SPMAM. Pengaruh beberapa dosis Bacilus thuringensis Var Israelensis serotype H14 terhadap larva Aedes aegypti di Kalimantan Barat. J Ekol Kesehat. 2015;14(3):229–37.

Widiarti, Sustriayu Nalim HNTU. Uji kepekaan Aedes aegypti dan Aedes albopictus terhadap Infeksi Romanomermis Iyengari di Laboratorium. Bul Penelit Kesehat. 1987;15(3):3–5.

Boesri H, Heriyanto B, Susanti L, et al. Uji repelen (daya tolak) beberapa ekstrak tumbuhan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti vektor Demam Berdarah Dengue. Vektora. 2015;7(2):79–85.

Susilowati D, Mamik PR, Rini P. Efek penolak serangga (insect repellent) dan larvasida ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix D C .) Terhadap Aedes aegypti . Jurnal Biomedika. 2009;2(1).

Boesri H, Heriyanto B, Wahyuni S, Suwaryono T, Besar B, Vektor P, et al. Uji toksisitas beberapa ekstrak tanaman terhadap larva Aedes aegypti vektor demam berdarah dengue. Vektora. 2015;7(1):29–38.

Lusiyana N. Wolbachia sebagai alternatif pengendalian vektor nyamuk Aedes sp. JKKI. 2014;6(3):3–5.

Caragata EP, Dutra HLC, Moreira LA. Exploiting intimate relationships : controlling mosquito-transmitted disease with Wolbachia. Trends Parasitol [Internet]. 2016;32(3):207–18. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.pt.2015.10.011

WHO. Promising new tools to fight. Bull World Health Organ. 2016;94:562–563 | doi: http://dx.doi.org/10.2471/BLT.16.020816

WHO. Sixth meeting of the vektor control advisory group. 2017 April 26-28; Genewa, Switzerland. 20p.

Ye HY, Alison MC, Francesca DF, et al. Wolbachia reduces the transmission potential of dengue-infected Aedes aegypti. PLOS Neglected Tropical Diseases. 2015 June 26. doi:10.1371/journal.pntd.0003894.

Trapsilowati W, Maria A, Riyani S. Pelatihan pengendalian vektor demam berdarah dengue di Kabupaten Sukoharjo. Media Litbangkes. 2014;24(3):137–42

Trapsilowati W, Sugeng JM, Yayi SPTM. Partisipasi masyarakat dalam pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Vektora. 2015;7(1):15–22.

Sulistyorini E, Wiwik T. Kajian kinerja dinas kesehatan Kota Semarang Tahun 2005 dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) dari perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran. Media Litbang Kesehat. 2007;17(1):1–8.

Trapsilowati W, Widiarti. Evaluasi implementasi kebijakan penanggulangan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Pati. Bul Penelit Sist Kesehat. 2013;16(3):305–12.

Ridha MR, Nuhung H. Implementasi kebijakan pengendalian Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarmasin. J Vektor Penyakit. 2014;8(1):7–14.

Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk teknis implementasi PSN 3M-Plus dengan gerakan 1 rumah 1 jumantik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Setiyaningsih R, Maria A, Ali R. Pengaruh pelepasan nyamuk jantan mandul terhadap fertilitas dan perubahan morfologi telur Aedes aegypti. Vektora. 2015;7(2):71–8.

Setiyaningsih R, Maria A, Bambang H, Budi S. Pengaruh aplikasi Teknik Serangga Mandul (TSM) terhadap sterilitas telur dan penurunan populasi vektor Demam Berdarah Aedes aegypti di daerah sub urban endemis DBD di Salatiga. Media Litbangkes. 2014;24(1):1–9.

Nurhayati S, Bambang Y, Tri R, Bina I, Budi S, Ali R. Controlling Aedes aegypti population as DHF vector with radiation based sterile insect technique in Banjarnegara Regency, Central Java. J Sains dan Teknol Nukl Indones. 2013;14(1):1–10.

Published
2018-08-28
How to Cite
1.
Ikawati B. Aspek Kekinian tentang Penelitian Demam Berdarah Dengue di Pulau Jawa dan Sekitarnya. blb [Internet]. 28Aug.2018 [cited 25Apr.2024];14(1):85-4. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/303
Section
Articles