Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat

  • Murni Murni Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Jalan Masitudju Nomor 58 Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
  • Nelfita Nelfita Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Jalan Masitudju Nomor 58 Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
  • Risti Risti Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Jalan Masitudju Nomor 58 Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
  • Hasrida Mustafa Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Jalan Masitudju Nomor 58 Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
  • Malonda Maksud Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Jalan Masitudju Nomor 58 Labuan Panimba, Kecamatan Labuan, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
Keywords: maya index, entomology index, West Sulawesi

Abstract

The existence of containers as a potential habitat breeding places for mosquitoes in the community can affect the population density of Aedes. The maya index is an indicator to measure the number of containers that can be a breeding places for mosquitoes. This study aims to determine maya index and entomology index in Central Mamuju Regency, West Sulawesi Province. This study was an observational study conducted in 2015 in three sub-districts (Topoyo, Tappilina, and Karossa) in Central Mamuju Regency. Data collection through structured interviews with household heads in 100 randomly selected houses using the closest house method and measuring larvae density using the single larva method. The results showed that the Breeding Risk Index (BRI) for the three sub-districts in Central Mamuju Regency are mostly in the medium category, while Hygiene Risk Index (HRI) and Maya Index (MI) are in a low category. Based on House Index (HI) and Container Index (CI) indicators means have a moderate risk of transmission Dengue.

References

1. Santoso S, Margarety I, Taviv Y, Wempi IG, Mayasari R, Marini M. Hubungan karakteristik kontainer dengan keberadaan jentik Aedes aegypti pada kejadian luar biasa Demam Berdarah Dengue: studi kasus di Kabupaten Ogan Komering Ulu. J Vektor Penyakit. 2018;12(1):9–18. doi:10.22435/vektorp.v12i1.229.

2. Ridha M, Sembiring W, Fadily A, Sulasmi S. Indikator entomologi dan status resistensi vektor Demam Berdarah Dengue (Aedes aegypti L) terhadap beberapa golongan insektisida di Kota Banjarbaru. Prosiding Seminar Nasional Seri 8; 2018 September 27. Yogyakarta: UII; 2018.p 128–42.

3. WHO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. India: WHO Regional Publication SEARO; 2011.

4. Maksud M, Udin Y, Mustafa H, Risti, Jastal. Survei jentik DBD di Tempat-tempat Umum (TTU) di Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. J Vektor Penyakit. 2015;9(1):9–14. doi:10.22435/vektorp.v9i1.5039.9-14.

5. Agustin I, Tarwotjo U, Rahardian R. Perilaku bertelur dan siklus hidup Aedes aegypti pada berbagai media air. J Akad Biol. 2017;6(4):71–81.

6. Riandi MU, Hadi UK, Soviana S. Karakteristik habitat dan keberadaan larva Aedes spp. pada wilayah kasus Demam Berdarah Dengue tertinggi dan terendah di Kota Tasikmalaya. ASPIRATOR. 2017;9(1):43–50.

7. Ambarita LP, Sitorus H, Komaria RH. Habitat Aedes pradewasa dan indeks entomologi di 11 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan. BALABA. 2016;12(2):111–20. doi:10.22435/blb.v12i2.222.

8. Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah. Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2016. Mamuju Tengah: Dinkes Kab Mamuju Tengah; 2017. 120p.

9. Maksud M, Mustafa H, Risti, Nelfita, Murni, Jastal. Aktifitas penggunaan insektisida komersil oleh masyarakat di daerah endemis Demam Berdarah Dengue di Provinsi Sulawesi Barat. J Vektor Penyakit. 2019;13(1):59–65. doi:10.22435/vektorp.v13i1.964.

10. Jastal, Udin Y, Mustafa H, Maksud M, Kuniawan A, Risti, Srikandi Y. Pemetaan status kerentanan Aedes aegypti terhadap insektisida di Indonesia 2015 (studi di lima provinsi di Sulawesi) [Laporan Penelitian]. Donggala: Balai Litbangkes Donggala; 2015.

11. Heeringa SG, Wagner J, Torres M, Duan N, Adams T, Berglund P. Sample designs and sampling methods for the Collaborative Psychiatric Epidemiololgy Studies (CPES). Int J Methods Psychiatr Res. 2004;13(4):221–40. doi: 10.1002/mpr.179.

12. Prasetyowati H, Astuti EP, Hendri J, Fuadzy H. Risiko penularan DBD berdasarkan maya index dan key container pada rumah tangga kasus dan kontrol di Kota Bandung. BALABA. 2018;14(2):181–90. doi:10.22435/blb.v14i2.399.

13. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman survei entomologi Demam Berdarah Dengue dan kunci identifikasi nyamuk. Jakarta: Dirjen P2PL; 2013.

14. Agustina N, Abdullah A, Arianto E. Hubungan kondisi lingkungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di daerah endemis DBD di Kota Banjarbaru. BALABA. 2019;15(2):171–8. doi:10.22435/blb.v15i2.1592.

15. Nurjana MA, Kurniawan A. Preferensi Aedes aegypti meletakkan telur pada berbagai warna ovitrap di laboratorium. BALABA. 2017;13(1):37–42. doi:10.22435/blb.v13i1.256.

16. Tomia A, Hadi UK, Soviana S, Retnani EB. Maya index dan kepadatan larva Aedes aegypti di Kota Ternate, Maluku Utara. BALABA. 2019;15(2):133–42. doi:10.22435/blb.v15i2.1936.

17. Purnama SG, Baskoro T. Maya index and larva density Aedes Aegypti toward dengue infection. Makara. 2012;16(2):57–64. doi:10.7454/msk.v16i2.1630.

18. Alim L, Heriyani F, Istiana I. Tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti pada tempat penampungan air controllable sites dan disposable sites di sekolah dasar Kecamatan Banjarbaru Utara. Berk Kedokt. 2017;13(1):7-14. doi:10.20527/jbk.v13i1.3434.

19. Narmala YA, Azizah R. Maya index dan kepadatan larva Aedes aegypti antara dusun Tegalrejo dan Dusun Krajan Kidul Nanggungan Pacitan. The Indonesian Journal of Public Health. 2019;14(2):199–209. doi:10.20473/ijph.v14i2.2019.199-209.

20. Rokhmawanti N, Ginanadjar P, Martini M. Hubungan maya index dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Tegalsari Kota Tegal. J Kesehat Masy. 2015;3(1):162–70.

21. Sona B, Rosa E, Kanedi M, Tugiyono. Maya index analysis of dengue fever vector in East Metro Sub-District Lampung Province Indonesia. J Ilm Biol Ekperimen dan Keanekaragaman Hayati. 2019;6(1):1–7.

22. Taslisia T, Rusdji SR, Hasmiwati H. Survei entomologi, maya indeks, dan status kerentanan larva nyamuk Aedes aegypti terhadap temephos. J Kesehat Andalas. 2018;7(1):33-41. doi:10.25077/jka.v7i1.777.

23. Pahlepi RI, Soviana S, Retnani EB. Kepadatan dan karakteristik habitat larva Aedes spp. di sekolah dasar daerah endemis DBD Kota Palembang. Spirakel. 2017;9(2):68–78.
Published
2020-12-22
How to Cite
1.
Murni M, Nelfita N, Risti R, Mustafa H, Maksud M. Indeks Maya dan Indeks Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. blb [Internet]. 22Dec.2020 [cited 29Mar.2024];16(2):189-98. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/3319
Section
Articles