UNIT COST RAWAT INAP BERDASARKAN GOLONGAN SEBAB PENYAKIT PADA 84 RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2016
Abstract
AbstrakMetode pambayaran di Rumah Sakit (RS) saat ini menggunakan tarif INA CBGs yang didasarkan pada perhitungan unit cost. Berdasarkan Riset Pembiayaan Kesehatan (RPK) tahun 2016, diperoleh informasi umum unit cost (rawat inap) tetapi belum memperlihatkan distribusi menurut golongan sebab penyakit. Tujuan kajian ini untuk mengetahui besar unit cost rawat inap berdasarkan golongan sebab penyakit pada RS BLU/BLUD di Indonesia. Desain kajian adalah cross sectional dengan analisis deskriptif dan analitik secara kuantitatif. Data bersumber data sekunder RPK tahun 2016 berasal dari 84 RS BLU/BLUD, yaitu 9 RS kelas A, 37 RS kelas B, dan 38 RS kelas C. Kajian dilaksanakan pada November – Desember 2017. Pengolahan dan analisis data menggunakan software pengolah data statistik, sedangkan uji perbedaan unit cost yang dilakukan dengan Uji Median dengan derajat kemaknaan (α) 0,05. Hasil kajian menunjukkan bahwa Unit cost tertinggi adalah malaria (semua jenis) sebesar Rp 40.865.715, dan terendah adalah diare dan gastroenteritis (Rp 530.548). Unit cost rawat inap di RS kelas A secara umum lebih tinggi dari kelas B dan RS kelas C. Unit cost di RS kelas C secara umum lebih tinggi dari RS kelas B. Terdapat perbedaan unit cost antara kelas RS (A, B, dan C) untuk 15 golongan sebab penyakit yaitu demam Tifoid dan Paratifoid, Diare dan gastroenteritis, Tuberkulosis Paru, Demam berdarah dengue, Neoplasma ganas serviks uterus, Hipertensi esensial (primer), Penyakit Jantung Iskemik, Strok, Pneumonia, Bronkitis emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik, Gastritis dan duodenitis, Gagal ginjal, Penyulit kehamilan dan persalinan, Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan Multipel, Cedera intrakranial. Tidak terdapat perbedaan unit cost antara kelas RS (A, B, dan C) untuk 5 golongan sebab penyakit yaitu Malaria, Neoplasma ganas payudara, Anemia, Diabetes melitus, Penyakit sistem Kemih. Hasil kajian ini dapat menjadi masukan dalam penentuan besar tarif menurut golongan sebab sakit berdasarkan kelas RS.
Latar BalakangMetode pambayaran di Rumah Sakit (RS) saat ini menggunakan tarif INA CBGs yang berisi seluruh komponen sumber daya RS dalam pelayanan baik medis maupun non medis. Tarif tersebut telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2016 beserta perubahannya tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Besarnya tarif tersebut ditentukan melalui perhitungan yang komprehensif dari seluruh komponen pembiayaan (Kemenkes, 2016a, 2016b, 2017b).
Besar tarif pembiayaan pelayanan kesehatan hendaknya tidak kurang dari perhitungan biaya satuan (unit cost) sebenarnya dari seluruh pembiayaan yang diperlukan sehingga rumah sakit tidak merugi. Unit cost adalah seluruh biaya yang dibebankan dalam melaksanakan kegiatan produksi atau menghasilkan jasa atau kegiatan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk atau jasa yang dihasilkan (Supriyono, 2011). Unit cost didefinisikan sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa (Hansen, 2009)
Berdasarkan Riset Pembiayaan Kesehatan tahun 2016, diperoleh informasi bahwa secara umum unit cost(rawat inap) RS masih lebih rendah dari tarif INA CBGs. Penelitian tersebut dilaksanakan pada 84 RS Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di seluruh Indonesia (Kemenkes, 2017a).
Unit cost pembiayaan hasil penelitian tersebut belum memperlihatkan distribusi menurut golongan sebab penyakit. Unit cost menurut golongan sebab penyakit diperlukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan agar dapat menjadi bahan evaluasi dan perencanaan penentuan tarif selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian juga belum menunjukkan analisis perbedaan unit cost menurut sebab penyakit.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan suatu kajian analisis lanjut terhadap unit cost rawat inap menurut golongan sebab penyakit di rumah sakit. Diketahuinya besar unit cost rawat inap berdasarkan golongan sebab penyakit penyakit pada RS BLU/BLUD di Indonesia. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui besar unit cost rawat inap berdasarkan golongan sebab penyakit pada RS BLU/BLUD di Indonesia
References
Hansen, D. R. and M. M. M. (2009). Manajemen Accounting Fourth Edition. Cincinnati, Ohio: South Western College Publishing.
Kemenkes. (2016a). Parutan Menteri Kesehatan R.I. Nomor No 64 Tahun 2016 Temtang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
Kemenkes. (2016b). Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 52 tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
Kemenkes. (2017a). Laporan Riset Pembiayaan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) tahun 2016.
Kemenkes. (2017b). Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
Kusdiandi, D. (2009). Analisa Biaya Dalam Pengobatan TB Paru Di Rumah Sakit Persahatan Jakarta. TESIS, x, 52 .
Mardiah, & Rivany, R. (2015). Cost Recovery Rate Tarif Rumah Sakit dan Tarif INA-CBG ’ s Berdasarkan Clinical Pathway pada Penyakit Arteri Koroner di RS Pemerintah A di Palembang Tahun 2015, 175–184.
Öker, F., & Özyapici, H. (2013). A New Costing Model in Hospital Management. The Health Care Manager, 32(1), 23–36. https://doi.org/10.1097/HCM.0b013e31827ed898
Supriyono, R. A. (2011). Akuntansi Biaya.Buku 1 Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Copyright (c) 2018 Buletin Penelitian Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Publishing your paper with Buletin Penelitian Kesehatan means that the author or authors transfer the copyright to Buletin Penelitian Kesehatan. Buletin Penelitian Kesehatan granted an exclusive reuse license by the author(s), but the author(s) are able to put the paper onto a website, distribute it to colleagues, give it to students, use it in your thesis etc, even commercially.
Buletin Penelitian Kesehatan journal provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. This journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. This license lets others remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Buletin Penelitian Kesehatan journal Open Access articles are distributed under this Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA). Articles can be read and shared for All purposes under the following conditions:
- BY: You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- SA: If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.