Pemetaan Karakteristik Wilayah Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2011-2015

  • Nungki Hapsari Suryaningtyas
  • Milana Salim
  • Indah Margarethy
Keywords: DHF, population density, area, rainwater storage, spatial analysis, Gunungkidul

Abstract

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of Arthropod-Borne Virus that causes health problems. One of the provinces that have morbidity rates above the national rates was DI Yogyakarta province, about 167.89 per 100.000 population, the number of dengue cases in 2015 in Gunungkidul Regency was 498 cases with three death cases. The study of DHF cases distribution in Gunungkidul Regency was aimed to analyze the spatial risk factors againts DHF cases in Gunungkidul Regency using geographic information system applications. This study used a secondary data sourced from the book of Profile of Gunugkidul District Health Office and the report of Gunungkidul Regency Central Bureau of Statistics in 2011-2015. The variables analyzed included the data of DHF cases per sub-district, population density, the large area, and clean water facilities with rain storage. The data served in map, each variable processed by overlaying methode using the Gis Arc program 10. The mapping results showed that the population density and large area have no effect to the incidence of DHF. All sub-districs in Gunungkidul Regency have the same risk in spreading dengue cases. Most of endemic subsdistrict area have rain storage, that means there are possibility of Aedes aegypti and Aedes albopictus as DHF vector could thrive well in those area.

Keywords: DHF, mapping, regional characteristics, Gunungkidul

Abstrak

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit virus tular vektor yang menimbulkan masalah kesehatan. Salah satu provinsi dengan angka kesakitan di atas angka nasional adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan angka kesakitan sebesar 167,89 per 100.000 penduduk, jumlah kasus DBD pada tahun 2015 di Kabupaten Gunungkidul (498 kasus) dengan tiga kematian. Kajian mengenai distribusi kasus DBD di Kabupaten Gunungkidul bertujuan untuk menganalisis faktor risiko secara spasial yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kabupaten Gunungkidul menggunakan aplikasi sistem informasi geografis. Kajian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari buku Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Gunugkidul dan laporan Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul tahun 2011-2015. Variabel yang dianalisis meliputi data kasus DBD per kecamatan, kepadatan penduduk, luas wilayah, dan sarana air bersih dengan penampungan air hujan. Data disajikan dalam bentuk peta, setiap variabel disusun dengan metode overlay menggunakan program Arc Gis 10. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa kepadatan penduduk dan luas wilayah tidak berpengaruh pada kejadian DBD. Semua kecamatan di Kabupaten Gunungkidul memiliki risiko yang sama dalam penyebaran kasus DBD. Sebagian besar Kecamatan yang endemis DBD memiliki tempat penampungan air hujan, artinya ada kemungkinan vektor DBD, baik Ae. aegypti maupun Ae.albopictus dapat berkembang baik di wilayah tersebut.

Kata kunci : DBD, pemetaan, karakteristik wilayah, Gunungkidul

References

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Profil Kesehatan DIY 2015. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi DIY; 2015.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul; 2016. http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/. Diakses pada tanggal 29 Desember 2017.

Djati RAP, Santoso B, Satoto TBT. Hubungan Faktor Iklim dengan Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2010. J Ekol Kesehat. 2012;11(3):230-239.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehat Lingkungan. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011.

Sandy, Semuel; Sasto IH. Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Keerom Provinsi Papua Tahun 2011-2014. Balaba. 2015;11(1):35-42.

Ambarita LP, Sitorus H, Komaria RH. Habitat Aedes Pradewasa dan Indeks Entomologi di 11 Kabupaten / Kota Provinsi Sumatera Selatan. Balaba. 2016;12(2):111-120.

Santoso; Taviv Y, Mayasari R, Margarethy I, Dsp IGW. Hubungan Karakteristik Kontainer dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti pada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue : Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ulu. J Vektor Penyakit. 2018;12(1):9-18.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul Dalam Angka 2016. Gunungkidul: BPS Kabupaten Gunungkidul; 2016.; 2016.

Setyaningsih W, Setyawan DA. Pemodelan Sistem Informasi Geografis (SIG) Pada Distribusi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. J Terpadu Ilmu Kesehat. 2014;3(2):209-214.

Masrizal, Sari NP. Analisis Kasus DBD Berdasarkan Unsur Iklim dan Kepadatan Penduduk Melalui Pendekatan GIS di Tanah Datar. J Kesehat Masy Andalas. 2016;10(2):166-171.

Farahiyah M, Nurjazuli, Setiani O. Analisis spasial faktor lingkungan dan kejadian DBD di Kabupaten Demak. Bul Penelit Kesehat. 2014;42(1):25-36.

Ikawati B. Aspek Kekinian tentang Penelitian Demam Berdarah Dengue di Pulau Jawa dan Sekitarnya. Balaba. 2018;14(1):85-94.

Pei-Chih Wu, Jinn-Guey Lay, How-Ran Guo, Chuan-Yao Lin, Shih-Chun Lung H-JS. Higher temperature and urbanization affect the spatial pattern of dengue fever transmission in subtropical Taiwan. Sci Total Environ. 2009;407:2224-2233.

Lukmanjaya G, Martini, Hestiningsih R. Kepadatan Aedes spp Berdasarkan Ketinggian Tempat di Kabupaten Wonosobo. J Kesehat Masy. 2012;1(2):338-345.

Hodijah DN, Prasetyowatil H, Marina R. Tempat Perkembangbiakan Aedes SPP. Sebagai Penular Virus Dengue Pada Berbagai Tempat di Kota Sukabumi. J Ekol Kesehat. 2015;14(1):1-7.

Sofiyatun E, Sunarno JM, Hanayanti O, Wibowo S. Makala Prosiding Seminar Nasional Rumusan Strategi Kesehatan dan Pertanian Dalam Percepatan Pengentasan Kemiskinan Menuju Tercapainya MDGS 2015. In: Ae. Aegypti Stadium Aquatik Pada Tiga Lokasi Ketinggian Di Kabupaten Ciamis. ; 2012:108- 117.

Putri Dwi Yuliyana. Pemanfaatan Air Tanah Dalam Urgensi Kebutuhan Air Daerah Karst Gunungsewu di Gunungkidul, Daerah Istimewah Yogyakarta. Research Gate. 2018;(May):1-9.

Prasetyowati H, Marina R, Hodijah DN, Widawati M, Wahono T. Survey Jentik dan Aktivitas Noktural Aedes SPP Di Pasar Wisata Pangandaran. J Ekol Kesehat. 2014;13(1):33- 42.

Boesri H. Biologi dan Peranan Aedes albopictus (Skuse) 1894 sebagai Penular Penyakit. Aspirator. 2011;3(2):117-125.

Suryaningtyas NH, Margarethy I, Desy Asyati. Karakteristik Habitat dan Kualitas Air Terhadap Keberadaan Jentik Aedes spp di Kelurahan Sukarami Palembang. Bul Spirakel. 2017;9(2):53-59.

T AG, R FB. Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah. Eksplanasi. 2010;5(2):1-9.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Laporan Akhir Riset Khusus Vektor Dan Reservoir Penyakit Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017. Jakarta: Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI; 2017.

Lestari E, Sianturi CLJ, Hestiningsih R, Wuryanto MA. Kepadatan Jentik Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Aedes sp. di Daerah Endemis, Sporadis dan Potensial Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Balaba. 2014;10(2):71-76.

Imawati D ST. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberadaaan Jentik di Dusun Mandingan Desa Kebon Agung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. J Med Respati. 2015;10(2):78-89.

Published
2019-12-20
How to Cite
1.
Suryaningtyas N, Salim M, Margarethy I. Pemetaan Karakteristik Wilayah Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2011-2015. bpk [Internet]. 20Dec.2019 [cited 8May2024];47(3):143-52. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/1448
Section
Articles