Urbanisasi Dan HIV di Kota Bandung (Perspektif Geografi Kesehatan)

  • Arif Ismail Departemen Pendidikan Geografi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
  • Mohammad Dede Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia
  • Millary Agung Widiawaty Departemen Pendidikan Geografi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
Keywords: HIV distribution, urbanization

Abstract

Abstract

Bandung city is one of the regions which have biggest suspects of human immunodeficiency virus (HIV) in Indonesia. Various attempts were made by the local government to tackle HIV's spread, but the trend is increasing in line with urbanization rate. Through a spatial perspective, this study aims to analyze the relationship between urbanization and spread of HIV in Bandung City through Spearman-Rank analysis and Global Moran’s I auto-correlation. Urbanization data were obtained from built areas based on remote sensing imageries, whereas the spread of HIV is provided by Bandung Health Office. The results showed that urbanization had a significant negative correlation with the number of HIV in Bandung City. The spatial distribution of HIV has an upward trend of 0.225 with a random pattern, with the highest increase occurred in Coblong sub-district. The dynamics distribution of urbanization and HIV in Bandung City had a centralized pattern with different spatial concentrations.

Keywords: Bandung City, built-up area, HIV distribution, urbanization

Abstrak

Kota Bandung merupakan salah satu wilayah yang memiliki penyintas HIV tertinggi di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah guna menanggulangi penyebaran HIV, meskipun tren pertumbuhan dan penyebarannya terus meningkat sejalan dengan urbanisasi. Melalui perspektif spasial, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara laju urbanisasi terhadap penyebaran dan tren HIV di Kota Bandung melalui analisis korelasi Spearman-Rank dan autokorelasi Global Moran’s I. Data urbanisasi diperoleh dari jumlah lahan terbangun yang berbasis citra penginderaan jauh, sedangkan sebaran dan jumlah HIV merujuk pada informasi resmi dari Dinas Kesehatan Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan urbanisasi memiliki korelasi negatif yang signifikan terhadap jumlah HIV di Kota Bandung. Penyebaran HIV secara spasial mengalami tren kenaikan sebesar 22.5 persen dengan pola acak, dengan kenaikan tertinggi terjadi di kecamatan Coblong. Dinamika distribusi urbanisasi dan jumlah HIV di Kota Bandung memiliki pola memusat dengan konsentrasi spasial yang berbeda.

Kata kunci: Kota Bandung, lahan terbangun, urbanisasi, persebaran HIV

References

McGranahan G, Satterthwaite D. Urbanisation Concepts and Trends. IIED Working Paper. London: IIED; 2015.

Kausan BY, Wijayati PA, Atno. Kampung Kota dan Permukiman Kumuh di Kota Bandung Tahun 1965-1985. Journal of Indonesian History. 2019; 8 (1) : 53-61.

Widiawaty MA, Dede M, Ismail A. Analisis Tipologi Urban Sprawl di Kota Bandung Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Seminar Nasional Geomatika. 2019; 3: 547- 554.

Tarigan A, Sagala S, Samsura A, Fiisabiilillah D, Simarmata H, Nababan M. Bandung City, Indonesia. Cities. 2016; 50: 100-110.

Fauzi AF, Roychansyah MS, Kristiadi D. Inovasi Pemerintah Kota Bandung dalam Program Penyelesaian Permasalahan Permukiman Kumuh. [Tesis]. Program Magister Perencanaan Kota dan Daerah, Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada; 2015

Hassan N, Hashim Z, Hashim J. Impact of Climate Change on Air Quality and Public Health in Urban Areas. Asia-Pacific Journal of Public Health. 2015; 1-11.

Analitis A, De’ Donato F, Scortichini M, Lanki T, Basagana X, Ballester F, Astrom C, Paldy A, Pascal M, Gasparrini A, Michelozzi P, Katsouyanni K. Synergistic Effects of Ambient Temperature and Air Pollution on Health in Europe: Results from the PHASE Project. Int. J. Environ. Res. Public Health. 2018; 15: 1856.

Nandi, Dede M. Urban Heat Island Assessment Using Remote Sensing Data in West Java, Indonesia. The 1st International Conference on Education, Science and Technology. KONASPI, Padang 13-16 Maret 2019.

Ministry of Health Republic Indonesia. HIV Epidemiology Review Indonesia 2016. Jakarta: Dirjen P2P; 2017.

Shaluhiyah Z, Musthofa SB, Widjanarko B. Stigma Masyarakat terhadap Orang dengan HIV/AIDS. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2015; 9 (4): 333-3339.

Herawati E. Warga Peduli AIDS: Community Response to the HIV Epidemic in Bandung. [Disertasi]. Melbourne: College of Asia and the Pacific, The Australian National University. 2017.

Sativa Y. Analisis Epidemiologi HIV – AIDS di Kota Bandung. Tersedia dari https://drive.google.com/file/d/0B4TnIA3i8Hb8VXRPOEhHWjZCLUE/view. Published online: 13 October 2016. [Accessed 31 January 2020].

Afifah Y N, Sawaswati E. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Kajian Kartografis Persebaran Penyakit HIV di Kota Semarang Tahun 2012. Jurnal Bumi Indonesia. 2014; 3 (4).

Gregory D, Johnston R, Pratt G, Watts M, Whatmore S. The Dictionary of Human Geography. Madison: Wiley-Blackwell; 2009.

Richardson D, Castree N, Goodchild MF, Kobayashi A, Liu W, Marston RA. The International Encyclopedia of Geography. New York: John Wiley & Sons; 2017.

Tarigan A, Sagala S, Samsura A, Fiisabiilillah D, Simarmata H, Nababan M. Bandung City, Indonesia. Cities. 2016; 50: 100-110.

Rokhmah D. Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya Hidup Seksualterhadap Penularan HIV/AIDS. Jurnal Kemas. 2014; 9 (2): 183190.

de Bresser I, Remers TEP, Wieland MWM, Prawiranegara R, Siregar AYM. Prioritizing HIV/AIDS Prevention Strategies in Bandung, Indonesia: a Cost Analysis of Three Different HIV/AIDS Interventions. PLOS ONE. 2019; 14 (8): e0221078.

Hidayati IN, Suharyadi, Danoedoro P. Pemetaan Lahan Terbangun Perkotaan Menggunakan Pendekatan NDBI Dansegmentasi Semi-Automatik. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS 2017. Surakarta: Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2017.

Xu R, Liu J, Xu J. Extraction of High Precision Urban Impervious Surfaces from Sentinel-2 Multispectral Imagery via Modified Linear Spectral Mixture Analysis. Sensors. 2018; 18: 2873.

Widiawaty MA, Ismail A, Dede M, Nurhanifah. Modeling Land Use and Land Cover Dynamic Using Geographic Information System and Markov-CA. Geosfera Indonesia. 2020; 5 (2) : 210-225.

Widiawaty MA. Mari Mengenal Sains Informasi Geografis. Bandung: Aria Mandiri Group; 2019.

UWYO. Trendline Analysis in Excel 2016. Tersedia dari https://www.uwyo.edu/ceas/resources/current-students/classes/esig%20help/windows%20help%20files/microsoft%20office/excel-trendline%20analysis.pdf. Published online: 29 August 2019. [Accessed 31 January 2020].

Setiawan I, Dede M, Sugandi D, Widiawaty MA. Investigating Urban Crime Pattern and Accessibility Using Geographic Information System in Bandung City. KnE Social Sciences. 2019; 3 (21): 535-548.

Chen Y. New Approaches for Calculating Moran’s Index of Spatial Autocorrelation. PLoS ONE. 2013; 8 (7): e68336.

Anselin L. Global Spatial Autocorrelation (1). Tersedia dari https://geodacenter.github.io/workbook/5a_global_auto/lab5a.html. [Accessed 31 January 2020].

Landis JR, Koch GG. The Measurement of Observer Agreement for Categorical Data. Biometrics. 1977; 33 (1): 159-174

Supriatna SA. Identifikasi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Daya Tarik Kunjungan Masyarakat pada Taman Tematik di Kota Bandung. [Skripsi]. Bandung: Fakultas Teknik, Universitas Pasundan; 2017.

Setiadi Y, Hindersah, H. dentifikasi Fungsi Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Lebak Siliwangi Kota Bandung. Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Bandung. 2017; 3 (1): 59-65

Dewi AS. Analisis Ruang Terbuka Hijau dan Arahan Rencana Pengembangannya di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor; 2018

Donk MV. The Missing Element: HIV/AIDS In Urban Development Planning Reviewing the South African Response to the HIV/AIDS Eipdemic. Working Paper. 2002. 118: 1-41.

Afsiah N. Pencegahan Penyebaran HIV/ AIDS Melalui Penguatan Budaya. Jurnal Humanity. 2011; 6 (2): 116-120.

Population Action International. Why Population Matters to InfectIous dIseases and HIV/AIDS. Tersedia dari https://pai.org/wp-content/uploads/2012/02/PAI-1293DISEASE_compressed.pdf. Published online: 02 Februari 2012. [Accessed 31 January 2020].

Boyce MR, Katz R, Standley CJ. Risk Factors for Infectious Diseases in Urban Environments of Sub-Saharan Africa: A Systematic Review and Critical Appraisal of Evidence. Trop. Med. Infect. Dis. 2019; 4 (123): 1-18.

Lazuardi E., Newman CE, Tasya IA, Rowe E, Wirawan DN, Wisaksana R, Subronto YW, Kaldor J, Kusmayanti NA, Iskandar S, Bell S. Understanding the Social Influences on Engaging Key Populations with HIV Prevention: A Qualitative Study with Men Who have Sex with Men in three Indonesian Cities. AIDS Education and Prevention. 2019; 31 (3) : 206-223.

Lindayani L. aktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2018; 4 (2) : 113-121.

Lindayani L. aktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada Pasien HIV/AIDS di Indonesia. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2018; 4 (2) : 113-121.

PKMK FK UGM. Kebijakan HIV-AIDS dan Sistem Kesehatan di Indonesia.. Yogyakarta: INSISTPress; 2015.

Dinas Kesehatan Kota Bandung. Data Penyintas HIV Tahunan. Bandung: Dinkes Kota Bandung; 2017.

Published
2020-09-22
How to Cite
1.
Ismail A, Dede M, Widiawaty M. Urbanisasi Dan HIV di Kota Bandung (Perspektif Geografi Kesehatan). bpk [Internet]. 22Sep.2020 [cited 23Apr.2024];48(2):139-46. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/2921
Section
Articles