Situasi Filariasis Limfatik di Daerah Pasca Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) dan Pasca Eliminasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Belitung

LYMPHATIC FILARIASIS SITUATION IN POST-MASS DRUG ADMINISTRATION AND POST ELIMINATION AREAS IN EAST TANJUNG JABUNG REGENCY AND BELITUNG REGENCY

  • Santoso Santoso Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Indonesia Jl. Ahmad Yani KM.7 Kemelak Bindung Langit, Kec. Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan 32111, Indonesia
  • Yahya Yahya Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Indonesia Jl. Ahmad Yani KM.7 Kemelak Bindung Langit, Kec. Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan 32111, Indonesia
  • Yanelza Supranelfy Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Indonesia Jl. Ahmad Yani KM.7 Kemelak Bindung Langit, Kec. Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan 32111, Indonesia
  • Tri Wurisastuti Balai Litbang Kesehatan Baturaja, Indonesia Jl. Ahmad Yani KM.7 Kemelak Bindung Langit, Kec. Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan 32111, Indonesia
Keywords: filariasis limfatik, eliminasi, faktor risiko

Abstract

East Tanjung Jabung Regency, Jambi did not pass in the Pre-Transmission Assessment Survey (Pre-TAS) in 2017, while Belitung, Bangka Belitung has a microfilaria rate (Mf rate) >1% even though it has passed TAS 1,2, and 3. The purpose of this study is to identify the program implementation control of lymphatic filariasis in East Tanjung Jabung Regency and Belitung Regency. The research was conducted in four villages, namely of Rantau Rasau 2, Nibung Putih (East Tanjung Jabung), Lasar, and Suak Gual (Belitung). Blood sampling was conducted on 1,919 people aged 5-70 years, while interviews were conducted on 900 people aged >16 years. The results of blood tests in East Tanjung Jabung were not found positive for mf, while in Belitung, 33 people were found positive for mf. The results of the risk estimate analysis of the respondent's knowledge, attitude and behavior factors indicate that respondents who live in East Tanjung Jabung Regency have a better level of knowledge, attitudes, and behaviour towards lymphatic filariasis t han respondents who live in Belitung Regency.
Keywords: lymphatic filariasis, elimination, risk factor

Abstrak
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi tidak lulus dalam Survei Penilaian Pra Transmisi (Pre-TAS) tahun 2017, sedangkan Belitung, Bangka Belitung memiliki angka mikrofilaria (Mf rate) >1% padahal sudah lolos TAS 1,2, dan 3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan program pengendalian penyakit filariasis limfatik di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Belitung. Penelitian dilakukan di empat desa, yaitu Rantau Rasau, Nibung Putih (Tanjung Jabung Timur), Lasar dan Suak Gual (Belitung). Pengambilan sampel darah dilakukan pada 1.919 orang berusia 5-70 tahun, sedangkan wawancara dilakukan pada 900 orang berusia >16 tahun. Hasil tes darah di Tanjung Jabung Timur tidak ditemukan positif mf, sedangkan di Belitung, 33 orang ditemukan positif mf. Hasil analisis estimasi risiko faktor pengetahuan, sikap dan perilaku responden menunjukkan bahwa responden yang berdomisili di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang lebih baik terhadap filariasis limfatik dibandingkan responden yang berdomisili di Kabupaten Belitung.
Kata kunci: filariasis limfatik, eliminasi, faktor risiko

References

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Filariasis. Jakarta;Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Santoso, Budiyanto A, Yahya, et al. Evaluation Study of Filariasis Limfatic Elimination Activities. J Med Sci Clin Res. 2019;7(4):870-876. doi:10.18535/jmscr/v7i4.145.

Supranelfy Y, Warni SE, Inzana N, et al. Survei Darah Jari di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Tahun 2017. J Vektor Penyakit. 2019;13(2):87-96. doi:10.22435/vektorp.v13i2.915.

Santoso. Perubahan Perilaku Pencegahan Filariasis Di Daerah Pasca POPM Dan Pasca TAS Menuju Eliminasi Filariasis. Laporan Penelitian. Baturaja: Balitbangkes; 2019.

Santoso, Yahya, Supranelfy Y, et al. Risk of Recrudescence of Lymphatic Filariasis after Post-MDA Surveillance in Brugia malayi Endemic Belitung District, Indonesia. Korean J Parasitol. 2020;58(6):627-634. doi:10.3347/kjp.2020.58.6.627

Lemeshow S, Hosmer DWJ, Klar J, Lwanga SK. Adequacy of Sample Size in Health Studies. Baffins Lane, Chichester: John Wiley & Sons Ltd; 1997.

Santoso, Yenni A, Rahayu KS. Studi Kualitatif Peran Lintas Sektor, Petugas dan Kader Pada Kegiatan pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. J Pembang Mns. 2015;9(2):1- 20.

Santoso, Yenni A, Oktarina R, Wurisastuti T. Efektivitas Pengobatan Massal Filariasis Tahap II Menggunakan Kombinasi DEC dengan Albendazole terhadap Prevalensi Brugia malayi. Bul Penelit Kesehat. 2015;18(2):161-168.

Patanduk Y, Yunarko R, Mading M. Kesiapan Stakeholder Pengobatan Massal Filariasis di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya. Bul Penelit Kesehat. 2018;46(2):109-118. doi:10.22435/bpk. v46i2.98.

Hapsari AT, Shaluhiyah Z, Suryoputro A. Pengaruh Faktor Pendukung terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Filariasis di Kota Semarang: Badan LItbangkes;2018.

Juhairiyah, Fakhrizal D, Hidayat S, Indriyati L, Hairani B. Kepatuhan Masyarakat Minum Obat Pencegah Massal Filariasis (Kaki Gajah) : Studi Kasus Desa Bilas, Kabupaten Tabalong. J Vektor Penyakit. 2019;13(1):49- 58.doi:https://doi.org/10.22435/vektorp.v13i1.956.

Marhtyni, Natsir N, Intan N. Faktor Yang Berhubungan Dengan POPM Filariasis Terhadap Penurunan Prevalensi Mikrofilaria Pasca Pengobatan Massal Tahun ke-5 di Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enkerang. J Komunitas Kesehat Masy. 2019;1(1):7-16.

Nurjana MA, Chadijah S, Veridiana NN, Anastasia H. Situasi Filariasis Setelah Pengobatan Massal Tahun Ketiga di Kabupaten Mamuju Utara. 2017:93-103.

Widayati AN, Pamela P, Sumolang F, Kurniawan A. Program Pengendalian Filariasis di Kabupaten Donggala , Sulawesi Tengah Lymphatic Filariasis Control Programme in Donggala District , Central Sulawesi. Bul Penelit Kesehat. 2020;48 (April 2002):103-112. doi:https://doi.org/10.22435/bpk.v48i2.2456.

Suryaningtyas NH, Arisanti M, Satriani AV, Inzana N, Santoso S, Suhardi S. Kondisi Masyarakat pada Masa Surveilans Pasca- Transmission Assessment Survey (TAS)-2 Menuju Eliminasi Filariasis di Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung. Bul Penelit Kesehat. 2018;46(1):35-44. doi:10.22435/ bpk.v46i1.55.

Oktarina R, Ritawati. Studi Filariasis Pasca- Pemberian Obat Pencegahan Massal ( POPM ) Filariasis Tahap III Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 Study of post-mass drug administration phase III for lymphatic filariasis in Muara Enim Regency South Sumatera. Balai Penelit dan Pengemb Kesehat Baturaja. 2018;12(2):93-102.

Marissa N, Wilya V, Fitria E, Manik UA. Evaluasi Program Pengendalian Filariasis dari Aspek Manajemen di Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh. 2019;6(2):101-111.

Rojanapanus S, Toothong T, Boondej P, et al. How Thailand eliminated lymphatic filariasis as a public health problem (Infectious Diseases of Poverty (2019) 8 (38) DOI: 10.1186/s40249-019-0549-1). Infect Dis Poverty. 2019;8(1):1-15. doi:10.1186/ s40249-019-0582-0.

Allen T, Taleo F, Graves PM, et al. Impact of the Lymphatic Filariasis Control Program towards elimination of filariasis in Vanuatu, 1997-2006. Trop Med Health. 2017;45(1):1- 11. doi:10.1186/s41182-017-0047-8.

Published
2021-12-20
How to Cite
1.
Santoso S, Yahya Y, Supranelfy Y, Wurisastuti T. Situasi Filariasis Limfatik di Daerah Pasca Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) dan Pasca Eliminasi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Belitung. bpk [Internet]. 20Dec.2021 [cited 2May2024];49(3):183-92. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/4620
Section
Articles