Implementasi Selfcare Activity Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Puskesmas Bangetayu Semarang

  • Iskim Luthfa
Keywords: Self Care Activity, Diabetes Mellitus, Rural Areas

Abstract

Self-care activity (SCA) is an important activity which is practised by people with diabetes mellitus to
prevent complications of their diseases. SCA must be done every day including diet settings, physical
exercise, monitoring blood sugar, regular treatment, and prevention of complications. However, DM
sufferers in rural areas have not performed the SCA optimally. The purpose of this study was to describe
the implementation of self-care activity for DM patients in rural areas involving 112 DM sufferers using a
descriptive methods. Self-care activity was measured using the Summary of Diabetes SelfCare Activities
(SDSCA) instrument. Data analysis used frequency distribution. The result showed that most of the
respondents had good self-care abilities (62.5%). More than half of the respondents were able to arrange
the right diet (64.3%), able to control blood glucose levels (77.7%), and able to prevent complications
(71.4%). However, the ability to manage physical activity (sports) was only 43.8% and took medication
was laso ony 20.5%.. The study suggested that health workers need to involve the family of DM sufferers
to carry out sports assistance as well as regular treatment as to achive better SCA.

Key words: selfcare activity, diabetes mellitus, rural Area

Abstrak

Selfcare activity (SCA) merupakan aktivitas perawatan diri yang penting dilakukan oleh penderita diabetes
mellitus (DM) untuk mencegah komplikasi. Selfcare activity dilakukan setiap hari meliputi pengaturan
diet, latihan jasmani, pemantauan gula darah, pengobatan, dan pencegahan komplikasi. Namun penderita
DM di wilayah perdesaan masih belum optimal melakukan SCA dan faktor penyebabnya antara lain
tidak paham terhadap perawatan DM karena kurangnya interaksi dengan tenaga kesehatan, rendahnya
keyakinan dan sikap karena kurangnya dukungan dari keluarga. Tujuan penelitian ini mengetahui
bagaimana implementasi self care activity penderita DM di wilayah Puskesmas Bangetayu Semarang secara
deskriptif dengan total sampel sebanyak 112 orang penderita DM. Self care activity diukur menggunakan
instrumen Summary of Diabetes SelfCare Activities (SDSCA), analisis data menggunakan uji distribusi
frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki kemampuan
self care baik (62,5%), mampu melakukan pengaturan diit yang tepat (64,3%), mampu mengontrol kadar
glukosa darah (77,7%) dan mampu melakukan pencegahan komplikasi (71,4%). Namun pada komponen
pengaturan aktivitas fisik (olah raga) hanya 43,8% dan perilaku pengobatan hanya 20,5%. Penelitian ini
menyarankan agar petugas kesehatan melibatkan peran keluarga untuk melakukan pendampingan olah
raga dan pengobatan rutin.

Kata kunci : Selfcare Activity, Diabetes Mellitus, perdesaan

References

Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R. & King, H. Global prevalence of diabetes: estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care, 2004; 27(5): 1047-1053.

Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2018.

International Diabetes Federation. IDF diabetes atlas. Brussel : International Diabetes Feredation; 2013.

Kusniyah, Y., Nursiswati. & Rahayu, U. Hubungan tingkat self care dengan tingkat HBA1C pada klien diabetes mellitus tipe-2 di Poliklinik Endokrin RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Repository. Unpad.ac.id. 2011.

Cox, D.J. & Gonder, F.L. Major developments in behavioral diabetes research. J Consult Clin Psychol 1992, 60(4):628-638. 2008.

American Association Diabetes Educators. 2017 National standards for diabetes self management education and support. Jurnal Diabetes Care, Vol 43, No. 5, hal 449-464. 2017.

Napirah, M.R., Rahman, A. & Tony, A. Faktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jurnal Pengembangan Kota, 2016; 4(1) : 29-39.

Suharmiati, Handayani, L. & Kristiana, L. Faktorfaktor yang mempengaruhi keterjangkauan pelayanan kesehatan di Puskesmas daerah terpencil perbatasan di Kabupaten Sambas. Jurnal Penelitian Sistem Kesehatan, 2012; 15(3) : 223-231.

Masita, A., Yuniar, N. & Lisnawati. FAktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat Desa Tanailandu di wilayah kerja Puskesmas Kanapa- Napa Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2016; 1(3) : 1-8.

Toobert, D.J., Hampson, S.E., & Glasgow, R.E. The summary of diabetes self care activity measure. Diabetes Care, 2000; 23(7) : 943-950.

Qumaila, A. Usia Rata-Rata Seseorang Saat Didiagnosis Mengidap Diabetes. https:// hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabeteskencing- manis/usia-terkena-diabetes-diagnosisdiabetes.

Allorerung, D.L., Sekeon, S.A.S., & Joseph, W.B.S. Hubungan antara umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Jurnal Media Kesehatan, 2016; 8(3) : 1-8.

Ismonah. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Self-Care Management Pasien Diabetes Melitus Dalam Konteks Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, 2009; 1(1) : 12-32.

Souse, V.D., & Zauszniewski, J.A. Toward a theory of diabetes self care management. The Journal of Theory Construction & Testing, 2015; 9 (2) : 61-67.

International Expert Committee. International Expert Committee report on the role of the A1C assay in the diagnosis of diabetes. Diabetes Care 2009; 32: 1327– 1334.

Bai, Y.L., Chiou., & Chang, Y.Y. Self care behavior and related factor in older people with type 2 diabetes. Journal of Clinical Nursing, 2009; 18 : 3308-3315.

ADA. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. DOI: 10.2337/dc10-S062 Diabetes Care January 2010; 33(Supplement I) : S62-S69.

Yulia, S. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Lib.unnes.ac.id. 2015.

Hendro, M. Pengaruh Psikososial Terhadap Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Deli Serdang. Repository.usu.ac.id. 2010.

Lindstrom J, Peltonen M, Eriksson JG, et al. Improved lifestyle and decreased diabetes risk over 13 years : long-term follow-up ot the randomised Finnish Diabetes Prevention Study (DPS). Diabetologia, 2013; 56(2) : 284-293.

Srikartika, V.M., Cahya, A.D. & Hardiati, R.S.W. Analisis faktor yang memepengaruhi kepatuhan penggunaan obat pasien diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Managemen dan Pelayanan Farmasi. 2016; 6(3) : 2443-2946.

Purwanti L.E. & Nurhayati, T. Analisis faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan pasien DM tipe 2 dalam melakukan perawatan kaki. Jurnal ilmiah kesehatan, Volume 10, Nomor 1, hal 44-52. 2017.

Rosdiana, A.I., Raharjo, B.B., & Indarjo S. Implementasi program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di Puskesmas Halmahera Kota Semarang tahun 2017. HIGEIA journal of public health. Vol. 1, No. 3, hal 140-150. 2017.

Harniati A., Suriah & Amqam H (2018). Ketidakpatuhan peserta BPJS mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Rangkas Kabupaten Mamuju. JKMM, Vol 1 N0. 1 (01-06), ISSN 2599-1167. 2018.

Published
2019-06-19
How to Cite
1.
Luthfa I. Implementasi Selfcare Activity Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Puskesmas Bangetayu Semarang. bpk [Internet]. 19Jun.2019 [cited 5May2024];47(1):23-8. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/779
Section
Articles