Studi Kasus Difteri di Kabupaten Bangkalan dan Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

  • Mugeni sugiharto
Keywords: immunization

Abstract

Pendahuluan:  Difteri merupakan penyakit menular yang mematikan dan menyerang saluran pernafasan bagian atas. Kejadian diphtheria ini dikarenakan masih ada bayi yang tidak diimunisasi DPT. Tujuan adalah mengetahui kasus difteri dan strategi penanggulangan di Kabupaten Bangkalan dan Kota Probolinggo, Tahun 2012-2014. Metode: Deskriptif menggunakan data sekunder yang didukung dengan data indepth interview. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bangkalan dan Kota Probolinggo, karena banyaknya bayi yang tidak diimunisasi dan adanya kasus difteri. Informan adalah penanggung jawab imunisasi kabupaten. Hasil: Kasus difteri masih tinggi di Kabupaten Bangkalan, kematian terbanyak 4 orang dari 76 kasus tahun 2013. Kota Probolinggo 8 kasus, 8 sembuh tahun 2012. Terdapat bayi belum mendapat imunisasi DPT 1-3 lengkap pada usia 4 bulan dikarenakan rendahnya pengetahuan masyarakat, penolakan imunisasi, takut bayi panas dan rewel, bidan kurang fokus terhadap program imunisasi, kurang melibatkan tokoh agama. Kebijakan supervisi supportif sebagai strategi penanggulangan rendahnya cakupan DPT memberikan solusi positif. Kesimpulan: Kabupaten Bangkalan dan Kota Probolinggo berpotensi difteri, karena banyak sasaran yang tidak diimunisasi DPT lengkap, bidan tidak fokus, catatan kohort tidak akurat, tidak melibatkan tokoh agama, kurang sosialisasi, masyarakat tidak memahami imunisasi secara benar. Kebijakan penanggulangan rendahnya cakupan DPT menggunakan strategi supervisi suportif. Saran: Permenkes 42/2013, petugas diwajibkan untuk mengimunisasi semua sasaran imunisasi untuk mencegah terjadinya difteri.

 

ABSTRACT

Background: Diphtheria is a deadly infectious disease and attacks the upper respiratory tract. The incidence of diphtheria is because there are still many babies who are not immunized DPT. The objective of study is to identify cases and coping strategies of diphtheria. Method: This was a descriptive study used secondary data which was supported by indepth interview. The study was conducted due to the large number of unimmunized infants and diphtheria cases in Bangkalan District and Probolinggo City, in 2012 to 2014. The informants were the people who responsible for the district immunization. Result: The case of diphtheria is still high in Bangkalan regency, with the most 4 deaths from 76 cases in 2013. Probolinggo city reported 8 cases which were all have recovered in 2012. There were infants have not received a completed of DPT 1-3 immunization at the age of 4 months due to low of public knowledge, immunizations rejection, fear of hot and fussy babies, midwives were less focused on immunization programs, and religious leaders less involved. A supportive supervision policy as a coping strategy for low DPT coverage provides a positive solution. Conclussion: Bangkalan and Probolinggo have potency of diphtheria, because many targets are uncompleted  immunized DPT, less focus of midwife, unaccurated cohort record, uninvolved religious leaders, lack of socialization, and people do not understand immunization correctly. Policy for overcoming the low coverage of DPT using a supportive supervision strategy. Suggestion: Permenkes 42/2013, officers are required to immunize all targets to prevent diphtheria.

References

Sari Putri M. Pengaruh Kondisi Sanitasi Rumah, Status Imunisasi, Dan Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Difteri Pada Bayi Di Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan Geografi Swara Bhumi.. 2012; 1 (2)

Saifuddin N, Wahyuni UC, martini S. 2015. Faktor Risiko Kejadian Difteri diKabupaten Blitar Tahun 2015. Jurnal Wiyata. 2016;3 (1).

Kemenkes RI. Permenkes RI No.1510/ Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit. Jakarta. Kemenkes RI; 2010

Alfiansyah G. Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (Klb) Difteri Di Kabupaten Blitar Tahun 2015. Jurnal Preventia. .2017;2(1)

Fadlyana E, Tanuwidjaja S, Rusmil K, Dhamayanti M, Soemara LH, Dharmayanti R. Imunogenitas dan Keamanan Vaksin DPT Setelah Imunisasi Dasar. Sari Pediatri. 6 Desember 2016;4(3):129.

Kemeneterian Kesehatan RI. Balitbangkes. Riset kesehatan dasar 2013. Riset Kesehatan dasar. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan;2013

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Profil Kesehatan Kabupaten Bangkalan 2014. Dinas Kesehatan. Bangkalan. 2014

Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Profil Kesehatan Kota Probolinggon. 2014. Dinas Kesehatan. Probolinggo. 2014

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Laporan Tahunan. Bangkalan. 2012-2014. Dinas Kesehatan. Bangkalan. 2014

Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Laporan Tahunan. Kota Probolinggo. 2012-2014.. Dinas Kesehatan. Probolinggo. 2014

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Laporan tahunan. Bangkalan. 2012-2014. Dinas Kesehatan. Bangkalan. 2014

Dinas Kesehatan Kota Probolinggo. Laporan tahunan Kota Probolinggo. 2012-2014. Dinas Kesehatan. Probolinggo. 2014

Widiastuti PY, Anggraini R, Arofah NA. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya di Desa Banyutomo Kabupaten Kendal. Jurnal Ilmu Kesehatan. 2008; 1 (1)

Dewi AP, Darwin E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas.2014;3(2).

Lubis SY, Syahna FZ. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi dengan Cakupan Imunisasi Anak di Puskesmas Lampaseh. Jurnal Aceh Merdeka; 2018;2(1):6.

Sugiharto M, Budisuari MA. Review Implementasi Imunisasi Lengkap Yang Dilaksanakan Bidan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2017;16.

Aliansy D, hafizurrachman. Pengaruh Penata Laksanaan Program Imunisasi Oleh Bidan Desa, KepatuhanStandar Operasional Prosedur, dan Ketersediaan sarana Prasarana Terhadap Efikasi Imunisasi Dasar di Kabupaten Cianjur Tahun 2014. Jurnal Bidan “Midwife Journal”. 2016; ; 2 (1); Hal 1-10.

Radian SA, Suryawati C, Jati SP. Evaluasi pelaksanaan kegiatan outbreak response immunization (Ori) difteri di puskesmas mijen kota semarang tahun 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018;6:10.

Kartono, B, Purwana R, Djaja Mi. (2008). Hubungan Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri Di Kabupaten Tasikmalaya (2005-2006) Dan Garut Januari 2007, Jawa Barat. Jurnal Seri Kesehatan. 2008; 12 (1).

Bahraen Raehanul. 2015. Judul Pro Pro Kontra Hukum Imunisasi dan Vaksinasi.www. muslim.or.id. Diunduh, 28 September 2016

Ningrum EP. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2008;1 (1) : 7-12.

Swardana NF, Wahyuni CU. Faktor yang mempengaruhi ibu terhadap ketidakikutsertaan batita pada sub pin difteri. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2014;2(2):13.

Kemenkes RI. Kepmenkes RI No.1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca imunisasi (KIPI). Kemenkes RI.. Jakarta.. 2015

Purwadianto A. Aspek Hukum KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Sari Pediatri. 2016;2(1):11.

Irawati D. Faktor karakteristik ibu yang berhubungan dengan ketepatan imunisasi DPT combo dan campak di pasuruan. Jurnal Hospital Majapahit. 2011;3(1):14.

Izza N, Soenarnatalina. Analisis Data Spasial Penyakit Difteri di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 dan 2011.Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2015. 18.(2), Hal 211-219

Published
2018-12-06
How to Cite
1.
sugiharto M. Studi Kasus Difteri di Kabupaten Bangkalan dan Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. bpk [Internet]. 6Dec.2018 [cited 28Mar.2024];46(3):207-14. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/903
Section
Articles