Penempatan Bidan Sebagai Tenaga Pelaksana Gizi Di Puskesmas : Profesionalisme dan Kebutuhan Organisasi

  • Rosita Rosita Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
  • Iin Nurlinawati Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan - Badan Litbang Kesehatan
Keywords: midwives, nutrition officer, primary health care

Abstract

Nutrition services at the primary health center (PHC) are ideally carried out by a nutritionist. At present not all PHC has nutritionists. All PHC without nutritionists in West Bandung Regency and Depok were assigning midwives as nutrition officer. The study was conducted to analyze the utilization of midwives as nutrition officer in PHC of professionalism and organizational needs and function. The study was conducted qualitatively in two health centers, one each in West Bandung Regency and Depok City. Data collection was carried out through in-depth interviews and document review. The informants consisted of midwives who served as nutrition officer, coworkers, PHC heads and cadres, as well as nutrition managers at the health centers. The results showed that the utilization of midwives as nutrition officer at PHC was carried out by the head of the PHC due to limited health workers. The selection of midwives as nutrition officers was appointed through an appointment letter taking into consideration the function of midwives in maternal and child health services which were considered to be closely related to nutrition services. The midwife's performance as a nutrition officer was considered quite good, but the midwife herself felt that being a nutrition officer was not in accordance with their profession. For this reason, it is necessary to recruit nutritionists for nutrition services so that midwives can be posted at the right position. Nutritionists recruitment can be carried out independently by PHC by using BLUD funds .

Abstrak

Pelayanan gizi di puskesmas idealnya dilakukan oleh seorang nutrisionis. Saat ini belum seluruh puskesmas memiliki nutrisionis. Semua puskesmas di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Depok yang tidak memiliki nutrisionis memberdayakan bidan sebagai tenaga pelaksana gizi (TPG). Penelitian dilakukan untuk menganalisis pemberdayaan bidan sebagai TPG di puskesmas berdasarkan aspek profesionalisme dan kebutuhan puskesmas. Penelitian dilakukan secara kualitatif di dua puskesmas, masing-masing satu puskesmas di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam serta telaah dokumen. Informan terdiri dari bidan yang bertugas sebagai TPG, rekan kerja, kepala puskesmas dan kader posyandu, serta pengelola program gizi Dinkes di wilayah studi. Hasil penelitian menunjukkan pemberdayaan bidan sebagai TPG di puskesmas dilakukan oleh kepala puskesmas dikarenakan keterbatasan tenaga gizi. Pemilihan bidan sebagai TPG dilakukan melalui surat penunjukkan dengan pertimbangan fungsi bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dinilai erat kaitannya dengan pelayanan gizi. Kinerja bidan sebagai TPG dinilai cukup baik, namun bidan sendiri merasa bahwa sebagai TPG tidak sesuai dengan profesinya. Untuk itu diperlukan upaya pengadaan nutrisionis puskesmas melalui proses perencanaan sehingga bidan dapat menjalankan sikap profesional terhadap profesinya sebagai bidan. Pengadaan nutrisionis dapat dilakukan secara mandiri oleh puskesmas melalui pemanfaatan dana BLUD dengan memperhatikan regulasi yang berlaku.

References

Arifudin, A., Sudirman, S. and Andri, M. (2017) ‘Evaluasi Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Penempatan Kerja Petugas Di Upt Puskesmas Lembasada’, PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), p. 1. https://doi.org/10.31934/promotif.v7i1.20.

Asfira Sugiarto; Indrayati, C. R. and Y. (2018) ‘Pendayagunaan Bidan Sebagai Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Dalam Pelaksanaan Kebijakan Upaya Perbaikan Gizi Pada Balita Di Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara’, SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan, 4(1), pp. 1–17. Available at: http://journal.unika.ac.id/index.php/shk/index.

Bachri, B. S. (2010) ‘Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif’, Teknologi Pendidikan, 10, pp. 46–62.

Cahyono, W. and Rahmani (2016) ‘Faktor Determinan Kinerja Petugas Gizi Dalam Kabupaten Lombok Timur’, Journal of Public Health, 2(1), pp. 69–75. ISSN: 2477-0604.

Kementerian Kesehatan (2020) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan.

Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak (2014) Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Ketut Edy Wirawan1, I Wayan Bagia2, G. P. A. J. S. (2019) ‘Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan’, Bisma : Jurnal Manajemen, 5(1), pp. 60–67. P-ISSN: 2476-8782.

Khoeroh, H., Handayani, O. W. K. and Indriyanti, D. R. (2017) ‘Evaluasi Penatalaksanaan Gizi Balita Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Sirampog’, Unnes Journal of Public Health, 6(3), p. 189. https://doi.org/10.15294/ujph.v6i3.11723.

Marcum, J. A. (2019) ‘Professing clinical medicine in an evolving health care network’, Theoretical Medicine and Bioethics. Springer Netherlands, 40(3), pp. 197–215. https://doi.org/10.1007/s11017-019-09492-x.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2019) Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Indonesia: Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia.

Ochieng, B. M. et al. (2014) ‘Perceptions of health stakeholders on task shifting and motivation of community health workers in different socio demographic contexts in Kenya (nomadic, peri-urban and rural agrarian)’, BMC Health Services Research, 14(SUPPL.1), pp. 1–13. https://doi.org/10.1186/1472-6963-14-S1-S4.

Okyere, E., Mwanri, L. and Ward, P. (2017) ‘Is task-shifting a solution to the health workers’ shortage in Northern Ghana?’, PLoS ONE, 12(3), pp. 1–22. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0174631.

Rachmayanti, S. Y. (2017) ‘Hubungan Profesionalisme Kerja Pegawai terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kebersihan Kabupaten Lebak’, Focus on Powder Coatings, 2017(9), pp. 6–7. https://doi.org/10.1016/j.fopow.2017.08.035.

Rosita, Iin Nurlinawati, A. L. (2019) ‘Manajemen Pelayanan Gizi Di Wilayah Dengan Status Gizi Tinggi Dan Rendah Dan Hubungannya Dengan Kualitas Tenaga Pelaksana Gizi’, Jurnal Penelitian Gizi Dan Makanan, 42, pp. 29–38. https://doi.org/10.22435/pgm.v42i1.2419.

Rosita et al. (2020) ‘Availability of Health Workers of Promotion and Prevention Services at Public Health Center in Indonesia (Analysis of Health Sector Workers Research Data 2017)’, 22(Ishr 2019), pp. 482–487. https://doi.org/10.2991/ahsr.k.200215.093.

Rosita dkk (2018) Hubungan Antara Kualitas Tenaga Pelaksana Gizi Dengan Manajemen Pelayanan Gizi Di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat dan Kota Depok. Di Puskesmas. Laporan Akhir Penelitian Risbinkes. Jakarta.

Rumapea, L. J. T. P. and Kolondam, H. F. (2018) ‘Pengaruh Profesionalisme Bidan Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Tatelu’, Jurnal Administrasi Publik, 4(49).

Rumata, V. M. (2017) ‘Analisis Isi Kualitatif Twitter’, Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan, 18(1), p. 1.

Samino and Febrida HZ, R. A. (2015) ‘Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi : Pusat Kesehatan Masyarakat Di Kabupaten Mesuji’, Jurnal Dunia Kesmas, 4(2), pp. 101–106.

https://doi.org/10.33024/jdk.v4i2.430

Santi, M. Y. (2014) ‘Implementasi Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Melalui Konseling oleh Bidan Konselor’, Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(8), pp. 346–352. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v8i8.403.

Saputra, R. (2020) ‘Analisis Profesionalisme Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota’, Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 6(1), pp. 88–101. https://doi.org/10.25299/jiap.2020.vol6(1).4996.

Seidman, G. and Atun, R. (2017) ‘Does task shifting yield cost savings and improve efficiency for health systems? A systematic review of evidence from low-income and middle-income countries’, Human Resources for Health. Human Resources for Health, 15(1), pp. 1–14. https://doi.org/10.1186/s12960-017-0200-9.

Septiani, W. (2017) ‘Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu Hamil’, JOMIS (Journal Of Midwifery Science), 1(2), pp. 86–92. E-ISSN : 2579-7077.

Sunguya, B. F. et al. (2013) ‘Nutrition training improves health workers ’ nutrition knowledge and competence to manage child undernutrition : a systematic review’, 1(September), pp. 1–21.

Susanti, E. M., Handayani, O. W. K. and Raharjo, B. B. (2017) ‘Implementasi Penatalaksanaan Kasus Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilacap Utara I’, Unnes Journal of Public Health, 6(1), p. 47. https://doi.org/10.15294/ujph.v6i1.11726.

Tim Penyusun Standar Kompetensi Nutrisionis (2018) Standar Kompetensi Nutrisionis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Tri Rini Puji Lestari (2016) ‘Analisis Ketersediaan Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014’, Kajian, 21, pp. 75–88. http://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/768.

Published
2021-06-07