Pengaruh Prototipe Enkapsulasi Berbasis Alginat Terhadap Viabilitas dan Stabilitas Sel Punca Mesenkim

  • jbmi managerxot
  • Rilianawati Rilianawati Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
  • Subintoro Subintoro Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
  • Elrade Rofaani Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Keywords: Sel punca mesenkim, jaringan lemak, enkapsulasi, alginat

Abstract

Abstract
Research in the field of stem cells is currently growing very quickly. Hospitals in Indonesia have used stem cells as an alternative to cure some diseases such as diabetes, heart disease, fractures and joints, dental implants, and others. In Indonesia alone there are 11 hospitals that have been using treatment with stem cells such as RSCM and RS. Soetomo as a pain rmah Pembina. Today, adult stem cells can be obtained not only from the spinal cord and peripheral vessels, but also from human body fatty tissue, which can be isolated as adherent stem cells (mesenchymal stem cells). The consideration of fatty tissue as a source of mesenchymal stem cells (MSCs) for autologous tissue engineering is that they are available in abundant quantities through minimally invasive procedures, as well as are easily cultured and reproduced. It is possible to breed and differentiate in the desired direction of the tissue. However, stem cell growth requires special conditions to grow such as requiring optimum growth conditions such as ambient temperature of 37 ° C and a concentration of 5% CO 2. Maintenance MSC also requires a subculture process, that is the process of moving MSC from full culture media to new media, continuous subculture process can cause changes in MSC. The survival of stem cells may be disrupted by micro-conditions such as hypoxia, oxidative stress. Cell encapsulation is a method of cell capture in semipermeable polymer membranes, generally biocompatible encapsulation materials such as chitosan, hyaluronic acid, and alginate. The ability of alginate to form 3D structure and low toxicity characteristic and high biocompatibility make alginate widely used for encapsulation process. Encapsulation is generally done to protect cells. Therefore, the purpose of this study was to determine whether alginate-based encapsulation can improve stability viability and stability by using different concentrations of alginate and CaCl2.
Keyword: Mesenchymal Stem Cell, adipose tissue, encapsulation, alginate

Abstrak

Penelitian di bidang sel punca saat ini berkembang dengan sangat cepat. Rumah sakit di Indonesia telah menggunakan sel punca sebagai alternatif untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, patah tulang dan persendian, implan gigi, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri ada 11 rumah sakit yang sudah menggunakan pengobatan dengan sel punca diantaranya RSCM dan RS Dr. Soetomo sebagai rmah sakit Pembina. Saat ini, sel induk dewasa dapat diperoleh tidak hanya dari sumsum tulang belakang dan pembuluh periferal, tetapi juga dari jaringan lemak tubuh manusia, dimana bisa diisolasi sebagai sel punca adherent (sel punca mesenkim). Pertimbangan jaringan lemak sebagai sumber sel punca mesenchymal (SPM) untuk rekayasa jaringan autologous adalah karena mereka tersedia dalam jumlah berlimpah melalui prosedur invasif minimal, serta mudah dikultur dan diperbanyak. Hal ini dimungkinkan untuk berkembang biak dan berdiferensiasi ke arah yang diinginkan dari jaringan. Namun, pertumbuhan sel induk memerlukan kondisi khusus untuk tumbuh seperti membutuhkan kondisi pertumbuhan optimum seperti suhu lingkungan 37 ° C dan konsentrasi 5% CO2. Pemeliharaan SPM juga memerlukan proses subkultur, yaitu proses memindahkan SPM dari media kultur penuh ke media baru, proses subkultur berkelanjutan dapat menyebabkan perubahan pada SPM. Kelangsungan hidup sel punca mungkin terganggu oleh kondisi mikro seperti hipoksia, stres oksidatif. Enkapsulasi sel adalah metode penangkapan sel dalam membran semipermeabel polimer, umumnya bahan enkapsulasi biokompatibel seperti kitosan, asam hyaluronic, dan alginat. Kemampuan alginat untuk membentuk struktur 3D dan karakteristik toksisitasnya yang rendah dan biokompatibilitas tinggi membuat alginat banyak digunakan untuk proses enkapsulasi. Enkapsulasi umumnya dilakukan untuk melindungi sel. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah enkapsulasi berbasis alginat dapat meningkatkan viabilitas dan stabilitas sel punca dengan menggunakan beberapa konsentrasi alginat dan CaCl2 yng berbeda-beda.

Kata kunci : Sel punca mesenkim, jaringan lemak, enkapsulasi, alginat

Published
2019-03-19
Section
Articles