Optimalisasi Pewarnaan Giemsa Pada Apusan Darah Tipis Terinfeksi Plasmodium berghei Untuk Mendukung Pengembangan Vaksin Malaria Iradiasi

  • jbmi managerxot
  • Mukh Syaifudin Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jakarta
  • Dwi Ramadhani Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Insitut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta
Keywords: malaria, vaccine, Plasmodium berghei, gamma irradiation, Giemsa staining

Abstract

Abstrak 

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan yang terbesar di Indonesia sehingga perlu dikendalikan antara lain dengan pemberian vaksin yang dapat dibuat dengan melemahkan mikroorganisme penyebab malaria dengan iradiasi sinar gamma. Salah satu aspek penting dalam pembuatan vaksin adalah deteksi dan identifikasi parasit dalam darah secara mikroskopis setelah pewarnaan Giemsa. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan persentase optimal larutan Giemsa dengan hasil visualisasi terbaik dan kualitasnya setelah penyimpanan. Darah terinfeksi Plasmodium berghei diiradiasi sinar gamma dosis 100-250 Gy dan kemudian disuntikkan secara intraperitoneal pada mencit. Pada waktu-waktu tertentu pasca penyuntikan dibuat apusan darah tipis dari ekor mencit pada preparat kaca, kemudian diwarnai dengan Giemsa pada berbagai konsentrasi (5; 7,5; 10; 12; 15 dan 20%) selama variasi waktu 10 dan 20 menit. Kualitas pewarnaan diperiksa kembali 1 bulan setelah disimpan pada suhu ruang. Pengamatan apusan dilakukan dengan mikroskop cahaya pada pembesaran 1000x dan intensitasnya ditentukan dengan menggunakan perangkat lunak pengolahan citra digital ImageJ 1.47. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan Giemsa 7,5% merupakan konsentrasi optimal untuk pewarnaan apusan dengan waktu pewarnaan 10 menit dan nilai intensitasnya paling tinggi dimana sebelum dan sesudah penyimpanan 1 bulan masing-masing adalah 6,84 dan 5,83 candela. 

 Kata Kunci : malaria, vaksin, Plasmodium berghei, iradiasi gamma, pewarnaan Giemsa,

 Abstract

Malaria is one of the biggest health problems in Indonesia so it needs to be controlled, among others, by providing vaccines that can be made by weakening the microorganisms that cause malaria with gamma ray irradiation. One important aspect of vaccine production is the detection and identification of parasites in the blood microscopically after Giemsa staining. This study aims to determine the optimal percentage of Giemsa solution with best visualization results and quality after storage. The infected blood of Plasmodium berghei is irradiated by gamma rays at doses of 100-250 Gy and then was injected intraperitoneally into mice. At certain times after the injection, a thin blood smear is made from the tail of the mice on a glass preparation, then stained with Giemsa at various concentrations (5, 7.5, 10, 12, 15 and 20%) for 10 and 20 minute time variations. The quality of the staining is checked again 1 month after being stored at room temperature. The smear observations were performed with a light microscope at 1000x magnification and the intensity was determined using digital ImageJ Image processing software 1.47. The results showed that the concentration of Giemsa 7.5% solution was the optimal concentration for smear staining with 10 minute staining time and the highest intensity value before and after 1 month storage were 6.84 and 5.83 candela, respectively.

 Key words : malaria, vaccine, Plasmodium berghei, gamma irradiation, Giemsa staining

 

Section
Articles