Studi Kajian Upaya Pemberian Obat Pencegah Masal Filariasis Terhadap Pengendalian Penyakit Infeksi Kecacingan

  • jbmi managerxot
  • Anorital anorital
  • Rita Marleta Dewi
  • Kristina Palupi
Keywords: pemberian obat pencegah massal filariasis, infeksi kecacingan, DEC dan dan albendazol.

Abstract

Abstract

Filariasis and helminth infections are public health problems in Indonesia. Starting in 2005, the Ministry of Health launched filariasis elimination by implementing preventive mass drug administration (MDA) or “POPM”. At least as 65% of the population in the district/city are given diethyl carbamazine citrate (DEC) and combined with albendazole. With the existence of this program, it is expected filariasis can be eliminated and worm infections can be controled. This study aims to determine the constraints and problems encountered in the implementation of filariasis elimination and helminth infections control. The method applied is a review of scientific article, policy inventory, discussions with experts and practitioners, as well as confirmation data in the field. This study known 233 districts/cities in Indonesia were endemic filariasis with mf rate average of 3.61%, and the prevalence of helminth disease in 173 districts/cities with an average of 28.12%. Among the 233 districts/cities endemic filariasis, 104 districts/cities were also endemic helminth diseases; and only 135 regencies/cities implemented MDA filariasis. Within the 135 districts/cities reported to implement MDA filariasis, only 16 districts/cities actually executed MDA with prevalence of helminth infections above 30% (MDA helminth requirement). Recommendations is necessary to accelerate MDA filariasis in the district/city with endemic filariasis and also those with endemic helminth diseases above 30%.

Key word: mass drug administration filariasis, helminth infection, DEC and albendazol

Abstrak

Filariasis dan infeksi kecacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Mulai tahun 2005, Kementerian Kesehatan meluncurkan program eliminasi filariasis dengan menerapkan pemberian obat pencegahan massal atau POPM. Paling kurang 65% dari seluruh penduduk di kota/kabupaten diberi diethyl carbamazine citrate (DEC) dan dikombinasikan dengan albendazole. Dengan adanya program in maka diharapkan filariasis dapat dieliminasi dan infeksi cacing dapat dikendalikan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan eliminasi filariasis dan pengendalian infeksi kecacingan. Metode yang digunakan adalah review artikel ilmiah, inventarisasi kebijakan, diskusi dengan para ahli dan praktisi, serta konfirmasi data ke lapangan. Dari studi ini diketahui 233 kabupaten/kota di Indonesia yang endemis filariasis dengan rata-rata angka mikrofilaria 3,61%, dan prevalens infeksi kecacingan di 173 kabupaten/kota dengan rata-rata 28,12%. Di antara 233 kabupaten/kota endemis filariasis, 104 kabupaten/kota juga endemis infeksi kecacingan; dan hanya 135 kabupaten/kota melaksanakan POPM filariasis. Dari 135 kabupaten /kota yang dilaporkan melaksanakan POPM filariasis, hanya 16 kabupaten/kota yang menjalankan POPM dengan prevalens infeksi kecacingan di atas 30% (persyaratan pengobatan masal untuk penyakit kecacingan). Rekomendasi yang diajukan adalah percepatan POPM filariasis di kabupaten/kota yang endemis filariasis dan penyakit kecacingan yang endemisitasnya di atas 30%.

Kata kunci: pemberian obat pencegah massal filariasis, infeksi kecacingan, DEC dan dan albendazol.

Published
2019-04-10
Section
Articles