Status Antibodi Filariasis Penduduk Pasca Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) Secara Menyeluruh dan Parsial di Wilayah Endemis Filariasis

Abstract

Abstract
The standard diagnosis of microfilariae was usually carried out by microscopic examination on
preparations of blood taken from the finger blood. It is also used rapid diagnostic test to determine its antibody
in human. The presence of microfilariae and filarial antibody indicate whether or not filariasis transmission,
especially after the mass drug administration. To determine how the status of antibodies in people who has been
given the treatment, a research should be carried out in areas that apply the MDA thoroughly and the MDA
partial. The research was conducted in the Paser regency (East Kalimantan) and Tabalong regency (South
Kalimantan), both were the area carried out MDA partial; as well as in Agam regency (West Sumatra) and
Pesisir Selatan regency (West Sumatra) for those which implemented MDA total coverage it was cross sectional
study. The 325 villagers per regency (650 villagers per MDA region in the filariasis endemic area) selected as
research samples for microfilaria microscopic examination and rapid diagnostic test for Brugia malayi
antibody. In addition, venous blood was also taken as many as 130 people/MDA region for ELISA test. The
results showed some samples with positive microfilariae in the MDA partial region (1.7%), while in the MDA
total coverage region none (0%) positive microfilariae was found. Of those 1,7% (11 people) were positive, the
number of parasites per blood clots was an average of 26.1 parasites (2-113 parasites mf). For RDT results,
MDA partial region (6.3% positive) was higher than the total coverage MDA region (14.8% positive). The
above results indicates in the MDA partial region, transmission of filariasis was still persists although the
treatment was given. The conclusion of this study was the antibody status of the population in the MDA total
coverage region indicated exposure to filariasis was lower as compared to MDA partial region. The proportion
of positive results of the microscope examination, RDT and the ELISA test showed a higher yield in the MDA
partial region as compare to the MDA total coverage region. Therefore for MDA partial region, policy of
partial treatment should be changed to be MDA total coverage.

Key word: antibody filariasis, mass drug administration filariasis

Abstrak
Diagnosis standar mikrofilaria dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis pada preparat darah yang diambil
dari darah jari. Selain itu juga digunakan tes diagnostik cepat untuk menentukan antibodi filariasis pada
manusia. Adanya mikrofilaria dan antibodi filariasis menunjukkan ada tidaknya transmisi filariasis, terutama
setelah pemberian obat pencegah massal. Untuk menentukan status antibodi pada orang yang telah diberikan
pengobatan, penelitian dilakukan di daerah yang menerapkan pemberian obat pencegah masal (POPM) secara
menyeluruh dan parsial. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Paser (Kalimantan Timur) dan Kabupaten
Tabalong (Kalimantan Selatan), kedua daerah tersebut melaksanakan POPM parsial; serta di Kabupaten Agam
(Sumatera Barat) dan Kabupaten Pesisir Selatan (Sumatera Barat) yang melaksanakan POPM menyeluruh
dengan metode studi potong lintang. Sebanyak 325 penduduk desa per kabupaten (650 desa per wilayah POPM
di daerah endemis filariasis) yang dipilih sebagai sampel penelitian untuk pemeriksaan mikroskopis dan tes
diagnostik cepat untuk antibodi Brugia malayi antibodi. Selain itu, darah vena juga diambil sebanyak 130
orang/wilayah POPM untuk uji ELISA. Hasil penelitian menunjukkan adanya sampel mikrofilaria positif di
wilayah POPM parsial (1,7%), sedangkan di POPM menyeluruh tidak ditemukan sampel mikrofilaria positif
(0%). Dari sebanyak 1,7% (11 orang) yang positif, jumlah parasit per sediaan darah adalah rata-rata 26,1 parasit
(2-113 parasit mf). Untuk hasil RDT, wilayah POPM parsial (6,3% positif) lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah POPM menyeluruh (14,8% positif). Hasil di atas menunjukkan di wilayah POPM parsial transmisi
filariasis masih berlangsung meskipun pengobatan telah diberikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status
antibodi dari populasi di wilayah POPM menyeluruh ditunjukkan dengan adanya paparan filariasis lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah POPM parsial. Proporsi hasil yang positif dari pemeriksaan mikroskop, RDT dan
tes ELISA menunjukkan hasil yang lebih tinggi di wilayah POPM parsial dibandingkan dengan wilayah POPM
menyeluruh. Oleh karena itu untuk wilayah POPM parsial kebijakan pengobatan secara parsial harus diubah
menjadi total cakupan (menyeluruh).

Kata kunci: antibodi filariasis, pengobatan masal pencegahan filariasis