Prevalensi dan Pola Resistensi N.gonorrhoeae Terhadap Beberapa Antibiotik pada Wanita Penjaja Seks di Jakarta Timur, Tangerang dan Palembang Tahun 2012

  • jbmi managerxot
  • Nelly Puspandari
  • Roselinda Roselinda
  • Sunarno Sunarno
  • Kharirie Kharirie
  • Kambang Sariadji
  • Luxi Riajuni Pasaribu
Keywords: N.gonorrhoeae, gonorrhoeae, Female Sex Workers, Resistancy, Antibiotic

Abstract

Abstract
Gonorhoeae was a sexually transmitted disease caused by N.gonorrhoeae. The disease caused serious
health problems to men, women, and the baby spontaneously delivered by an infected pregnant woman. One of
the constraints in controlling program of gonorrhea was the ability of N.gonorrhoeae to develop resistance to
antibiotics. This study aimed to determine the prevalence of gonorrhea infection and N.gonorrhoeae resistants
pattern to antibiotics among female sex workers in East Jakarta, Tangerang and Palembang. The research was
conducted in East Jakarta, Tangerang, and Palembang. Respondents were female sex workers (FSW) who
recruited by cluster random sampling. Endocervical swabs were collected and cultured then identified by
conventional methods. N.gonorrhoeae isolates tested its resistance to chosen antibiotics using the E test. The
breakpoint references were Clinical Laboratory Standard Institutes (CLSI) and Sweden Reference Group for
Antibiotics (SRGA). A total of 227 N.gonorrhoeae isolates were isolated from 885 respondents. 176 isolates
out of those N.gonorrhoeae isolates were tested for antibiotic resistance. Antibiotic sensitivity pattern was
almost the same in every region. Percent of the total resistance to each antibiotic was penicillin 86.00%;
tetracycline 87.20%; levofloxacin 76.00%; ofloxacin 61.50%; ciprofloxacin 59.80%; 2.80% azithromycin;
kanamycin 29.60%; and spectinomisin 0.60%, respectively. In this research there are 54,7% respondent get
antibiotics from drugstore and small shop/pimps. Just only 4,5% respondent get antibiotics from health
facilities. The high prevalence and resistance proportion among risk groups needed intensification of preventive
program by continuous monitoring and controlling .
Keywords : N.gonorrhoeae, gonorrhoeae, Female Sex Workers, Resistancy, Antibiotic

Abstrak
Infeksi gonore merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh N.gonorrhoeae. Penyakit ini
menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada laki-laki, perempuan, dan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita gonore. Salah satu kendala dalam program penanggulangan penyakit gonore adalah kemampuan
bakteri N. gonorrhoeae untuk mengembangkan resistansi terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui prevalensi infeksi gonore dan pola resistensi N.gonorrhoeae pada wanita penjaja seks di Jakarta
Timur, Tangerang, dan Palembang. Penelitian ini dilakukan di Jakarta Timur, Tangerang, dan Palembang.
Responden adalah wanita penjaja seks (WPS) yang direkrut dengan cluster random sampling. Apus endoservik
yang diperoleh dikultur dan diidentifikasi dengan metode konvensional. Isolat N.gonorrhoeae yang diperoleh
dilakukan uji resistensi dengan metode E test. Rujukan breakpoint yang digunakan yaitu Clinical Laboratory
Standard Institutes (CLSI) dan Sweden Reference Group for Antibiotics (SRGA). Sebanyak 227 isolat
N.gonorrrhoeae berhasil diisolasi dari 880 responden. Sebanyak 176 isolat dilakukan uji resistensi. Pola
kepekaan antibiotik hampir sama di setiap wilayah. Persen resisten total terhadap masing-masing antibiotik
yaitu penisilin 86,00%; tetrasiklin 87,20%; levofloksasin 76,00%; ofloksasin 61,50%; siprofloksasin 59,80%;
azitromisin 2,80%; kanamisin 29,60%; dan spektinomisin 0,60%. Pada penelitian ini sebanyak 54,7%
responden mendapatkan antibiotik di apotek dan warung/mucikari. Hanya 4,5% responden yang mendapatkan
antibiotik dari fasilitas kesehatan. Tingginya prevalensi gonore dengan proporsi resistensi terhadap antibiotik
pada kelompok berisiko tinggi membutuhkan intensifikasi upaya pencegahan dengan pemantauan dan
pengendalian terus menerus.
Kata Kunci : N.gonorrhoeae, gonore, Wanita Penjaja Seks, Resistensi, Antibiotik

 

Published
2019-04-15
Section
Articles