Perbandingan Hasil Uji Kepekaan Antibiotik Corynebacterium diphtheriae Menggunakan Metode Disk Difusi Agar dan MIC Strip

  • Kambang Sariadji
  • Masri Sembiring Maha
  • Rita Marleta Dewi
Keywords: Corynebacterium diphtheriae, Antimicrobial , Resistence, sensitivity test

Abstract

Abstract
The treatments of diphtheria were done by giving Anti-diphtheria serum (ADS) and antibiotics. Penicillin and eritromisin are drugs of choice were recommended for cases and contacts of diphtheria. The presence of antimicrobial resistance against C.diphtheriae will increase the problem of eradication, prevention and treatment of diphtheria.Meanwhile the selection of sensitivity test methods must be considerated with the laboratory conditions . The aims of study to determine the pattern of resistance and effectiveness several antibiotics againts to C. diphtheriae and compare two antibiotic sensitivity test methods, between disc immunodiffusion and minimum inhibitory concentration (MIC). Determination of two sensitivity test methods were conducted by using diffusion disk agar with medium Muhler hilton agar by addition of 2 - 5% sheep blood. A total of 57 diphtheria isolates showed by MIC E-test methods were sensitive to ciprofloxacin, rifampicin, gentamicin and linezolid. Then all ciprofloxacin and linezolid showed sensitive against to C,diphtheriae by agar disc diffusion method. A quite high resistance was found 84.2% tetracycline for agar disc diffusion method and 77.2% for MIC E-test method. Furthermore, the drugs programs of C. diphtheriae infection showed 10.5% penicillin and 5.3% erythromycin resistant by agar diffusion disc method. Then 7% penicillin and 3,5% Erythromycin showed resistance by the MIC E-test methods. Both of those methods have agreement between 82.0% - 100% depending on the antibiotic agents.
Key Words : Corynebacterium diphtheriae, Antimicrobial , Resistence, sensitivity test

Abstrak
Pengobatan penyakit difteri dilakukan dengan pemberian anti difteri serum (ADS) dan antibiotik. Penisilin dan eritromisin merupakan antibiotik yang direkomendasikan menjadi obat pilihan untuk kasus dan kontak difteri. Adanya resistensi antibiotik terhadap C. diphtheriae akan menambah masalah dalam pemberantasan, pencegahan dan pengobatan difteri, sementara pemilihan metode uji kepekaan harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola resistensi dan efektifitas beberapa antibiotik terhadap C.diphtheriae serta membandingkan dua metode uji kepekaan antibiotik yakni disk difusi agar dan minimum inhibitory concentration (MIC) dengan strip E-test. Penentuan kedua metode uji kepekaan menggunakan medium Muhler hilton agar dengan penambahan darah domba 2-5% . Sebanyak 57 isolat difteri menunjukkan dengan metode baku standar MIC E-test sensitif terhadap ciproflokasin, rifampisin, gentamisin dan linezolid. Sementara hanya ciproflokasin dan linezolid yang menunjukkan semuanya sensitif dengan metode disk difusi agar. Resistensi antibiotik yang cukup tinggi resistennya adalah tetrasiklin 84,2% untuk metode disk difusi agar dan 77,2% untuk metode MIC E-test. Selanjutnya obat program yang digunakan terhadap infeksi C.diphtheriae menunjukkan 10,5% penisilin dan 5,3% eritromisin resisten dengan metode disk difusi agar dan dengan metode MIC E-test hasil resistensi menunjukkan penisilin 7% dan Eritromisin 3,5%. Kedua metode ini mempunyai tingkat kesesuian antara 82,0% - 100 % tergantung dari jenis antibiotiknya.
Kata Kunci : Corynebacterium diphtheriae, Antimikroba , Resistensi, uji kepekaan

Published
2019-10-21
Section
Articles