Tes Cepat Molekuler sebagai Alat Diagnosis Tuberkulosis yang Resisten Rifampisin di Provinsi Aceh

  • Nelly Marissa
  • Rosdiana , Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh
  • Veny Wilya Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh
  • Evan Febriansyah Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh
  • Nur Ramadhan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh
  • Abidahnur , Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh
  • Yulidar , Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh
Keywords: Aceh, Gene Xpert, rifampisin, tes cepat molekuler, tuberkulosis

Abstract

Abstract


The molecular rapid test is one of the methods used for TB examination. This study was aimed to determine the distribution and utilization of molecular rapid test, and to know the current condition of TB with rifampicin resistant patients in Aceh. The data used are molecular rapid test utilization data in 2014-2019 obtained from the Aceh Provincial Health Office. The variables analyzed were the utilization of molecular rapid tests in various health service facilities, the characteristics of TB suspects and rifampicin-resistant patients. In 2014 there was only one health facility that had the molecular rapid test and increased to 28 in 2019. Since 2014-2019, 60,9% of TB suspects were men, 61,2% were >45 years old, 47% were a referral from hospitals and health centers, 69,7% were suspected new TB cases, and 78,4% had negative results. Patients with rifampicin-resistant 68,3% were male, 51.9% were >45 years old, 48,8% were new TB cases. The molecular rapid test addition increased TB detection rates for new cases that have rifampicin resistance. This addition is needed in various health facilities that far from the hospital, so can increase case detection.

Keywords: Aceh, Gene Xpert, molecular rapid test, rifampicin, tuberculosis

Abstrak
Tes cepat molekuler (TCM) merupakan salah satu metode untuk pemeriksaan TB. Penelitian ini bertujuan mengetahui sebaran dan pemanfaatan TCM, serta kondisi terkini dari penderita TB resisten rifampisin di Aceh. Data yang digunakan adalah data pemanfaatan TCM tahun 2014-2019 dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Variabel yang dianalisis adalah pemanfaatan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), karakteristik suspek TB yang diperiksa, dan penderita resisten rifampisin. Pada tahun 2014, terdapat satu fasyankes dengan mesin TCM atau Gene Xpert Mycobacterium tuberculosis Rifampicin (MTB/RIF) dan tahun 2019 meningkat menjadi 28 fasyankes. Sejak tahun 2014-2019, suspek TB yang diperiksa adalah 60,9% laki-laki, 61,2% berumur >45 tahun, 47% merupakan rujukan rumah sakit (RS) dan puskesmas, 69,7% merupakan suspek TB kasus baru, dan 78,4% memiliki hasil TCM negatif. Penderita TB resisten rifampisin 68,3% berjenis kelamin laki-laki, 51,9% berusia >45 tahun, 48,8% merupakan TB kasus baru. Penambahan TCM diharapkan membantu peningkatan angka deteksi kasus resisten rifampisin. Perlu penambahan TCM di berbagai puskesmas yang berada jauh dari rumah sakit untuk meningkatkan deteksi kasus.

Kata kunci: Aceh, Gene Xpert, rifampisin, tes cepat molekuler, tuberkulosis

 

 

Published
2021-02-05
Section
Articles