FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN PERILAKU PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK TERHADAP PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI INDONESIA: ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2018

  • Asep Hermawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • Miko Hananto
Keywords: Eradication of mosquito nests, sociodemography, dengue, mosquito bites, Pemberantasan sarang nyamuk, sosiodemografi, pencegahan gigitan nyamuk

Abstract

ABSTRACT

The High morbidity of dengue requires effective and efficient prevention efforts. Breaking  chain of transmission through the eradication of mosquito nests (PSN) is a way that is believe an  effective and efficient in controlling dengue. However, a nation-wide study shows that PSN has not been fully implemented in Indonesia. The aim of study was to described the relations between sociodemographic factors and mosquito bite prevention behaviour of PSN action in Indonesia, using Riskesdas 2018 data. The Population was used  households is as  samples in Indonesia as much as 262,917. The dependent variable is PSN actions and the independent variables are age group, occupation, education level, urban and rural areas as well as mosquito bite prevention practice by households and individuals. Data were analyzed using multiple logistic regression. The result was shown that the age group, education, occupation of the head of the household (KRT) and housewife (IRT) (P value <0.05) arean important variables that was influenced PSN action in Indonesia. In multiple logistic regression test, the influential variables are age group, education level, type of work, using mosquito repellent (spray / mosquito coil/ electric), the mosquito netting installed at ventilation house , sleep used insecticide-treated mosquito nets <3 years, repellent / bite-preventing materials, and the electric mosquito rackets. The variable that has the biggest influence is the larvasidation of the water reservoir. . To preserved of PSN implementation continuously, PSN campaigns can be carried out at various age levels, education levels and occupations.

Keywords: Eradication of mosquito nests, sociodemography, dengue, and mosquito bites

 

ABSTRAK

Morbiditas dengue yang tinggi memerlukan upaya pencegahan yang efektif dan efisien. Memutus rantai penularan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan salah satu cara yang dipercaya efektif dan efisien dalam pengendalian dengue saat ini. Namun, sebuah penelitian berskala nasional menunjukkan bahwa PSN belum sepenuhnya dilaksanakan di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan faktor sosiodemografi dan praktek pencegahan gigitan nyamuk terhadap perilaku PSN di Indonesia, dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Populasi adalah rumah tangga di Indonesia dengan sampel 262.917 rumah tangga. Variabel dependen adalah perilaku PSN dan variabel independen adalah kelompok usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, wilayah perkotaan dan perdesaan serta praktek pencegahan gigitan nyamuk oleh rumah tangga dan individu. Data dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil analisis menunjukan bahwa kelompok umur, pendidikan, pekerjaan  kepala rumah tangga (KRT)  dan ibu rumah tangga (IRT) (nilai P<0,05) merupakan variabel penting yang mempengaruhi perilaku PSN di Indonesia. Pada uji regresi logistik, variabel berpengaruh adalah kelompok umur, tingkat pendididikan, jenis pekerjaan, menggunakan obat nyamuk (semprot /bakar/ elektrik, ventilasi rumah dipasang kasa nyamuk, tidur menggunakan kelambu berinsektisida<3 tahun, repelen/bahan pencegah gigitan, dan raket nyamuk elektrik. Pengaruh terbesar adalah larvasidasi penampungan air. Untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan PSN, kampanye PSN dapat dilakukan pada berbagai tingkatan  usia, pendidikan dan pekerjaan. 

Kata kunci: Pemberantasan sarang nyamuk, sosiodemografi, dengue, pencegahan gigitan nyamuk

References

Adian, U. K. (2010) Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Masyarakat di Kelurahan Bekonang, Sukoharjo. Universitas Sebelas Maret.
Azlina, A., Adrial, A. & Anas, E. (2016) Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keberadaan Larva Vektor DBD di Kelurahan Lubuk Buaya. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1).
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemkes RI (2018) Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Bakta, N. N. Y. K. & Bakta, I. M. (2015) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (Psn) Sebagai Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Banjar Badung, Desa Melinggih, Wilayah Puskesmas Payangan Tahun 2014. E-Jurnal Medika Udayana.
Bell, J., Curtis, S. L. & Alayón, S. (2003) Trends in delivery care in six countries.
Brahim, R., Hasnawati, Anggraini, N. D. & Ismandari, F. (2010) Demam Berdarah Dengue Di Indonesia Tahun 1968-2009. Buletin Jendela Epidemiologi, Vol 2(Agustus 2010): 1-15.
Budioro, B. (1998) Pendidikan Kesehatan Masyarakat . Semarang:Universitas Diponegoro.
Fathi, F., Keman, S. & Wahyuni, C. U. (2005) Peran faktor lingkungan dan perilaku terhadap penularan demam berdarah dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1).
Francisco, F., Kaunang, W. P. & Kekenusa, J. S. (2018) Hubungan Antara Faktor Lingkungan Biologis Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tikala Manado. Community Health, 2(5).
Gabrysch, S. & Campbell, O. M. (2009) Still too far to walk: literature review of the determinants of delivery service use. BMC Pregnancy and Childbirth, 9(1): 1.
Green, L. W. & Kreuter, M. W. (1991) Health promotion planning: an educational and environmental approach.
Hasyim, D. M. (2016) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD). Jurnal Kesehatan, 4(2).
Jamil, A. I. (2019) Kemenkes: Per 1 Februari 2019, Ada 15.132 Kasus DBD di Indonesia. INews.id. Jakarta.
Kemenkes RI (2011) Modul pengendalian demam berdarah dengue. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit.
Kemenkes RI (2016a) Kendalikan DBD Dengan PSN 3M Plus. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 1-2.
Kemenkes RI (2016b) Surat Edaran No. PM.01.11/MENKES/591/2016 Tentang Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3m Plus dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kepmenkes RI (1992) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Jakarta.
Koenraadt, C. J., Tuiten, W., Sithiprasasna, R., Kijchalao, U., Jones, J. W. & Scott, T. W. (2006) Dengue knowledge and practices and their impact on Aedes aegypti populations in Kamphaeng Phet, Thailand. The American journal of tropical medicine and hygiene, 74(4): 692-700.
Maulida, I., Prastiwi, R. S. & Hapsari, L. H. (2016) Analisis Hubungan Karakteristik Kepala Keluarga dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah di Pakijangan Brebes. Jurnal INFOKES Universitas Duta Bangsa Surakarta, 6(1).
Monintja, T. C. (2015) Hubungan antara karakteristik individu, pengetahuan dan sikap dengan tindakan PSN DBD masyarakat Kelurahan Malalayang I Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jikmu, 5(5).
Mudin, R. N. (2015) Dengue Incidence and the Prevention and Control Program in Malaysia. THE INTERNATIONAL MEDICAL JOURNAL MALAYSIA, Volume 14 Number 1, (June 2015).
Nadesul, H. (1998) 100 pertanyaan dan jawaban demam berdarah, Jakarta:Puspa Swara.
Notoatmodjo, S. (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Notoatmodjo, S. (2010) Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 20026-35.
Ooi, E.-E., Goh, K.-T. & Gubler, D. J. (2006) Dengue Prevention and 35 Years of Vector Control in Singapore. Emerging Infectious Diseases Vol. 12, No. 6, (June 2006): 887-893.
Prasetyani, R. D. (2015) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue. Jurnal Majority, 4(7): 61-66.
Pusdatin Setjen Kemenkes RI (2015) Situasi DBD di Indonesia. IInfoDatin. Jakarta: Sekertariat Jendral Kemenkes RI.
Puskomblik Setjen Kementerian Kesehatan RI (2015) Demam Berdarah Biasanya Mulai Meningkat di Januari. [Accessed 12 Maret 2019].
Rezania, N. & Handayani, O. W. K. (2015) Hubungan karakteristik individu dengan praktik kader jumantik dalam PSN DBD di Kelurahan Sampangan Semarang. Unnes Journal of Public Health, 4(1).
Supriyanto, H. & Suharto, S. (2011) Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Praktek Keluarga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang. Faculty of Medicine.
Suwanbamrung, C. (2012) Children's basic knowledge and activities for dengue problem solution: an islamic religious school, Southern Thailand. Asian Pacific Journal of Tropical Disease, 2(6): 456-464.
Thaddeus, S. & Maine, D. (1994) Too far to walk: maternal mortality in context. Social science & medicine, 38(8): 1091-1110.
Untoro, G. D. (1992) Pengaruh Pencahayaan Alamiah Pada Jumlah Produksi Telur Nyamuk Aedes Aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Postgraduate, Diponegoro University.
Waluyo, B. & Nurullita, U. (2011) Pengaruh Penggunaan Cahaya Buatan Terus Menerus Terhadap Perilaku Aedes aegypti Menghisap Darah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 7(1).
WHO (2012) Global strategy for dengue prevention and control 2012-2020.
WHO (2018) WHO Fact sheet: Dengue and severe dengue. Available on: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue. 13 September 2018 ed.: World Health Organization.
Wong, L. P., Shakir, S. M. M., Atefi, N. & AbuBakar, S. (2015) Factors Affecting Dengue Prevention Practices: Nationwide Survey of the Malaysian Public. PLOS ONE 10(4)1-16.
Yatim, F. (2001) Macam macam Penyakit Menular dan Pencegahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular.
Published
2020-09-23
How to Cite
Hermawan, A. and Hananto, M. (2020) “FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN PERILAKU PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK TERHADAP PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI INDONESIA: ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2018”, JURNAL EKOLOGI KESEHATAN, 19(2), pp. 101-111. doi: 10.22435/jek.v19i2.3085.