http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/issue/feedJournal of Health Epidemiology and Communicable Diseases2022-01-27T03:51:29SE Asia Standard TimeWulan Sari RG Sembiring, M.KMjhecds@gmail.comOpen Journal Systems<p>Printed ISSN: <a title="ISSN" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1445484165&1&&">2502-0447</a> <br>e-ISSN: <a title="e-ISSN" href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1453339922&1&&">2503-5134</a></p> <p>Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases (JHECDs) is a scientific journal managed by Tanah Bumbu National Agency on Health Research and Development (Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu). Our focus is to publish high-quality peer-reviewed articles within the scope of epidemiology and communicable diseases mainly related to zoonosis. Published 2 times a year (June and December). Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases (JHECDs) has been indexed by Google Scholar, Crossref, Base, ISJDIPI, GARUDA, and Dimensions.</p> <p>See Google Scholar Profile for <a title="Google Scholar" href="https://scholar.google.co.id/citations?user=l5qgAPwAAAAJ&hl=en&authuser=1">JHECDs</a></p> <p>Total Citations : 25 <br>Total Documents : 30<br>index-h : 3 <br>index-i10 : - <br>Impact Factor : -</p>http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5787JHECDs, Vol 7. No. 2, Desember 20212022-01-07T08:38:17SE Asia Standard TimeDeni Fakhrizaldenifakhrizal@gmail.com2022-01-07T08:38:17SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5266Hospital based dengue hemorrhagic fever surveillance management in Buleleng District, Bali during Covid-19 pandemic2022-01-10T03:46:55SE Asia Standard TimeI Gede Peri Aristagedeperiarista91@gmail.comAnak Agung Sagung Sawitrigedeperiarista19@gmail.comI Made Suganda Yatragedeperiarista19@gmail.com<p>Buleleng is district with the highest cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia on 2021. To reduce morbidity and prevent the event of the outbreak, it is necessary to evaluate the surveillance system. The purpose of this study was</p> <p>to evaluate the implementation of DHF surveillance in the Buleleng District. This research is a qualitative study conducted during the Covid-19 pandemic. The research location was in the Buleleng District to 27 informants consisting of one surveillance officer from the district health office and 26 surveillance officers from the hospitals and primary health care. Primary data collected using in-depth interviews and secondary data using document studies. This research uses the triangulation technique, analyzed of respondent characteristics was carried out using descriptive analysis assisted by IBM SPSS Statistics version 22 presented using tables and surveillance attribute analysis is carried out by data reduction presented in narrative form. The results showed that 11.1% of officers were still educated to high school, 25.9% of officers had never been trained, 92.6% of officers carried out multiple tasks, 3.7% of officers held programs under one year, 29.6% of officers were aged above 40 years, there is no budget for the empowerment of larva monitoring program, sensitivity and positive predictive value is quite low, data quality, acceptability, representativeness and stability are not optimal. The implementation of the surveillance has not been optimal due to limited manpower, cost and unfulfilled standards for several surveillance attributes. Reporting and diagnosis of cases need to be improved as the first step in efforts to prevent and control DHF.</p>2021-12-09T03:46:58SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5054Analisis faktor risiko kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan2022-01-10T04:20:55SE Asia Standard TimeDian Rosadidianrosadi@ulm.ac.idNadia Hildawatidianrosadi@ulm.ac.id<p>Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi apabila seseorang saat diukur tekanan darahnya mengalami peningkatan >140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik >90 mmHg. Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018, hipertensi menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak yaitu sebanyak 70.195 kasus baru dan 184.946 kasus lama dan terbanyak di Puskesmas Sungai Raya sebesar 585 kasus, namun tahun 2020 kejadian hipertensi meningkat menjadi 1.371 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, umur, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan konsumsi buah dan dayur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya. Rancangan penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya dan waktu penelitian adalah bulan Maret 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan pertimbangan kelengkapan data pasien. Instrument yang digunakan adalah kuisioner deteksi dini PTM Posbindu. Variabel terikatnya adalah kejadian hipertensi dan variabel bebasnya adalah umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayur. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan umur (p-value 0,0001) dengan kejadian hipertensi, sedangkan jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayur menunjukan tidak ada hubungan dengan kejadian hipertensi.</p>2022-01-07T08:40:20SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5123Hubungan ko-infeksi soil-transmitted helminths terhadap status gizi pada penderita tuberkulosis di Kecamatan Puger2022-01-10T04:26:05SE Asia Standard TimeEnny Suswatiennysuswati.fk@unej.acMuhammad Alif Taryafimuhammadalif104@gmail.comBagus Hermansyahbagus_hermansyah@unej.ac.idMuhammad Ali Shodikinalipspd@unej.ac.idYunita Armiyantiyunita.fk@unej.ac.idAngga Mardro Raharjoanggadokter_fk@unej.ac.id<p>Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Kejadian ko-infeksi parasit di daerah endemik TB sering dilaporkan yang mengakibatkan kondisi penderita TB semakin parah dan sulit disembuhkan. Ko-infeksi cacing pada penderita TB diketahui berpengaruh terhadap respon imun, proses pengobatan, status gizi, dan prognosisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ko-infeksi soil-transmitted helminthiasis (STH) terhadap status gizi pada penderita TB di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Studi ini adalah penelitian observasi dengan desain cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada September 2019 sampai Januari 2020. Data ko-infeksi cacing pada penderita TB diperoleh dari pemeriksaan feses dengan metode sedimentasi dan flotasi sedangkan status gizi diperoleh dari pengukuran indek masa tubuh (IMT). Analisis data menggunakan uji Chi-square untuk mengethui adanya hubungan ko-infeksi STH terhadap status gizi penderita TB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 32 pasien TB (18,72 %) terinfeksi STH, 4 (%) terinfeksi Ascaris lumbricoides, dan 2 (%) terinfeksi hookworms. Hasil pengukuran IMT adalah18 (56,25%) yang mengindikasikan bahwa penderita TB berstatus gizi kurang dan14 (43,75%) berstatus gizi normal. Hasil uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan ko-infeksi STH terhadap status gizi penderita TB (p>0,05). Dengan demikian, perlu dilakukan edukasi pada penderita TB tentang gizi seimbang khususnya di wilayah puskesmas Puger Kabupaten Jember, Jawa Timur agar status gizi dapat meningkat.</p>2022-01-07T08:42:03SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5364Pengaruh keberadaan fasilitas kesehatan terhadap penemuan kasus tuberkulosis di Kabupaten Tanah Bumbu tahun 20192022-01-10T04:38:47SE Asia Standard TimeWinarty Natalia Hasibuanwinh.hasibuan@yahoo.comWulan Sari Rasna Giri Sembiringwinh.hasibuan@yahoo.comDeni Fakhrizaldenifakrizal@gmail.com<p>Tuberkulosis (TB) merupakan penyebab kematian tertinggi ke-10 di dunia. Kasus TB di Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2019 yaitu 344 kasus. Salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran TB Paru yaitu fasilitas kesehatan yang sulit diakses karena keadaan geografis. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan pengaruh sacara spasial kondisi wilayah dan fasilitas kesehatan dengan kasus Tuberkulosis (TB) di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini adalah analisis data sekunder yang dilakukan pada sepuluh kecamatan di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu secara agregat. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spasial Autoregression (SAR) untuk melihat keterkaitan wilayah terhadap kasus TB dan faktor lainnya. Dari empat variabel independen yang diuji (luas wilayah, kepadatan penduduk, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan) didapatkan hasil bahwa yang mempengaruhi kasus TB di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu adalah keberadaan fasilitas kesehatan (p-value 0,0001), sementara tiga variavel lainnya tidak berpengaruh.</p>2022-01-07T08:43:01SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5552Distribusi spasial Covid-19 di DKI Jakarta, Indonesia (Januari 2021 - Oktober 2021)2022-01-10T04:53:15SE Asia Standard TimeArianty Siahaanariantysiahaan@gmail.comBudi Utomobudi.utomo.ui@gmail.comRoma Yulianaromayuliana272@gmail.comMartya Makfulariantysiahaan@gmail.comRisma Rismaariantysiahaan@gmail.comNgabila Salamaariantysiahaan@gmail.com<p>Pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman dunia. Tingkat nasional kasus Covid-19 hingga 15 Oktober 2021 mencapai 4,2 juta kasus kumulatif dengan jumlah orang yang meninggal 142.889 jiwa. Provinsi DKI Jakarta adalah provinsi tertinggi yang memiliki kasus Covid-19 di Indonesia dan termasuk kota yang padat penduduk. Tujuan dari penelitian ini ingin melihat hubungan antara populasi terhadap kasus konfirmasi COVID-19 secara spasial. Data penelitian ini mencakup 5 area administratif dan 42 kecamatan di DKI Jakarta. Data yang digunakan ialah data surveilans COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta mulai tanggal 1 Januari 2021-Oktober 2021. Analisis data menggunakan analisis deskriptif spasial, Global Moran I, dan LISA. Hasil analisis menemukan bahwa hubungan spasial antara populasi dengan kasus konfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta pada Januari 2021-Oktober 2021 dengan pola penyebaran mengelompok. Kecamatan yang menjadi hotspot (high-high) adalah Kecamatan Kalideres. Pemerintah sebaiknya fokus kepada daerah kecamatan dengan populasi tinggi dan mengatur pembatasan mobilitas secara ketat agar dapat mengendalikan kasus COVID-19 di DKI Jakarta.</p>2022-01-07T08:44:01SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5438Hubungan Penerapan Etika Batuk pada Penderita TB Paru dengan Kejadian TB Paru pada Pasangan di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar2022-01-27T03:51:29SE Asia Standard Timeputri hermayahermayaputri7@gmail.comSafarianti SafariantiSafarianti@Unsyiah.ac.idTeuku Mamfalutimamfaluti.65@gmail.com<p>Tuberkulosis (TB) Paru merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian tertinggi di dunia. Lingkungan yang memiliki risiko penularan Mikobakterium tuberkulosis (MTB) yang besar adalah rumah. Pasangan merupakan anggota yang memiliki lama dan kualitas kontak terbaik di rumah. WHO merekomendasikan 7 poin rekomendasi untuk mencegah transmisi MTB, salah satunya adalah penerapan etika batuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan etika batuk pada penderita TB Paru dengan kejadian TB Paru pada pasangan penderita di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain <em>cross-sectional</em>. Data diolah menggunakan uji <em>chi square</em> terhadap 94 sample yang diambil dengan <em>simple random sampling</em>. Hasil penelitian didapatkan 76,6% dari penderita TB Paru tidak menerapkan etika batuk dengan baik dan hanya 3,2% pasangan penderita yang mengalami TB Paru. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan etika batuk yang buruk pada penderita TB Paru tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian TB Paru pada pasangan (p=0,072). Hal ini disebabkan sedikitnya jumlah pasangan yang terkena TB Paru. Faktor lingkungan dalam pengendalian MTB dan peran genetik dalam kerentanan terhadap MTB diduga berperan dalam kejadian ini.</p>2022-01-27T03:51:28SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jhecds/article/view/5788Back Matter Vol. 7 No. 2 Desember 20212022-01-07T08:35:34SE Asia Standard TimeDeni Fakhrizaldenifakhrizal@gmail.com2022-01-07T08:35:34SE Asia Standard Time##submission.copyrightStatement##