Penanganan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Provinsi Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur

  • Astuti Lamid Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia
  • Nova Sri Hartati Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia
  • Fitriana Fitriana Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia
  • Srilaning Driyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560, Indonesia
Keywords: gizi buruk, TPG, PMT, sistem pengadaan, pelayanan kesehatan, severe malnutrition, health center nutrition officer, mix methods, indepth interview, content analysis

Abstract

Abstrak

Masalah balita gizi buruk cenderung menurun pada tahun 2018, namun di beberapa daerah kasus gizi buruk meningkat menjadi KLB. Salah satu penanganannya melalui pemulihan di puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penanganan gizi buruk dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dan kader posyandu. Desain penelitian menggunakan pendekatan mix methods, berlokasi di Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Dua kabupaten dipilih dari masing-masing provinsi, selanjutnya dari tiap kabupaten diambil satu puskesmas yang banyak kasus gizi buruk. Informan penelitian adalah Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas dan kader posyandu. Data yang dikumpulkan meliputi pelayanan gizi dan kesehatan, makanan terapi, dan penyuluhan serta peranan kader. Cara pengumpulan data dengan wawancara, in-depth interview dan diskusi kelompok terarah. Analisis data kuantitatif disajikan secara deskriptif dan kualitatif dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar puskesmas di daerah penelitian menangani gizi buruk dengan cara rawat jalan. Belum semua TPG puskesmas mendapat pelatihan gizi buruk, hanya sebagian puskesmas menggunakan makanan terapi sedangkan lainnya menggunakan makanan tambahan yang tidak sesuai dengan pedoman. Dukungan sebagian kader dalam penanganan gizi buruk di puskesmas berupa penemuan kasus gizi buruk dan merujuknya, membagikan PMT ke rumah balita. Penanganan balita gizi buruk di puskesmas belum optimal karena tidak didukung dengan ketersediaan input berupa makanan terapi dan belum semua TPG mendapat pelatihan gizi buruk. Pelatihan gizi buruk untuk tenaga puskesmas perlu ditingkatkan dan sistem pengadaan makanan terapi di daerah perlu diperbaiki, agar kualitas pelayanan gizi buruk menjadi lebih baik.

Kata kunci: gizi buruk, TPG, PMT, sistem pengadaan, pelayanan kesehatan

Abstract

The problem of severe malnutrition children under five years old tends to decline in 2018. One of the treatment measures was through recovery at the health center. The purpose of this study was to evaluate the extent to which severe malnutrition children was handled by health center nutrition officer and posyandu cadre. Mix methods approach was used as research design and the study was located in West Kalimantan, Banten, West Java and East Nusa Tenggara Provinces. Two districts were chosen, then one health center from each district was selected based on the highest severe malnutrition cases. The informants were nutrition officer of health center and posyandu cadres. The data collected were nutrition and health services, therapeutic food, counseling, and the role of cadres. Data was collected through interview, in-depth interview, and focus group discussion. Quantitative data analysis was presented descriptively and qualitative data was presented with content analysis.The majority of health centers handled severe malnutrition children in outpatient treatment setting. Not all nutrition officer of health centre have received training in handling severe malnutrition. Only some health centers used therapeutic food while others used supplementary foods that was not recommended. The support of cadre was seen in the form of finding cases of malnutrition and distributing supplementary food to the malnourished children’s homes. The handling of malnourished children in health centers was not optimal, because it was not supported by the availability of therapeutic food and not all nutrition officer have been trained. For recommendations, nutrition training for health center staff needs to be increased and the system for provision therapeutic food in the regions needs to be improved in order to improve the quality of nutrition services.

Keywords: severe malnutrition, health center nutrition officer, mix methods, indepth interview, content analysis

References

Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018: Laporan Nasional. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI.

GNR. Nourishing the SDGs. 2017. Bristol, UK: Development Initiatives.

Arnelia, Karyadi L, Mulyati S dan Lamid A. Dampak kekurangan gizi terhadap kecerdasan anak SD pasca pemulihan gizi buruk. PGM 1995; 18: 24---42

Lamid A, Konadi L, Pratiwi D, Afriansyah N, Fitriana, Hartati NS dkk. Penelitian Studi Implementasi Penanganan Balita Kurus (Gizi Kurang) dan Balita Sangat Kurus (Gizi Buruk) di Puskesmas. Laporan Penelitian. Jakarta: Puslitbang Sumberdaya dan Pelayanan Kesehatan. 2017.

Astuti Lamid, Laurentia Konadi, Nurfi Afriansyah, Reviana Christijani, Bona Simanungkalit,. Pengasuhan Anak Balita Gizi Sangat Kurus Yang Mengikuti Pemulihan Gizi Di Puskesmas. PGM 2018; 41(2): 21-30

WHO. Global Nutrition Targets 2025. To improve maternal, infant and young child. nutrition. 2018. https://www.who.int/nutrition/publications/globaltargets2025_ policybrief_overview/en/

Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 1209/Menkes/X/1998 tentang KLB

Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 347/Menkes/IV/2008 tentang KLB gizi buruk

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Direktorat Bina Gizi. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi, Kemenkes RI, 2011

Unicef. Strategy for Improved Nutrition of Children and Women in Developing Countries. New York: Unicef. 1990.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018.

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017 tentang Program Keluarga Harapan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi

Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor B-247/D-II/KPS.01.00/02/2017 tentang Pedoman Umum Subsidi Rastra.

Published
2019-01-10
How to Cite
Lamid, A., Hartati, N., Fitriana, F., & Driyah, S. (2019). Penanganan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Provinsi Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(3), 175-183. https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i3.1129
Section
Articles