FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH DI KECAMATAN SIBERUT SELATAN, KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2018

  • Rennie Yolanda Faculty of Medicine and Health Sciences Atma Jaya Catholic University of Indonesia
  • Angela Kurniadi Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
  • Tommy Nugroho Tanumihardja Departemen Anestesi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
Keywords: premarital sexual behaviour, HIV/AIDS, adolescent, Muara Siberut

Abstract

Abstract

Background: Increasing percentage of adolescents who have had premarital sex from year to year and many factors that associated with adolescent attitudes towards premarital sexual behavior.

Objective: Identifies factors associated with adolescent attitudes towards premarital sexual behaviour in South Siberut.

Method: Observational analytic research with a cross-sectional study. Respondents were collected from all high schools in South Siberut using stratified random sampling with a total of 126 respondents. Variables included are gender, father’s education level, mother’s education level, parent income, HIV/AIDS knowledge, and attitude towards HIV/AIDS. Research instrument using questionnaires. Data were analyzed using Chi-square test.

Result: 53,2 percent of adolescents had an attitude that didn’t support premarital sexual behaviour. The result of bivariate analysis showed that there was a relationship between adolescent attitudes towards premarital sexual behaviour with gender (p=0,003). There was no relationship between adolescent attitudes towards premarital sexual behaviour with father’s education level (p=0,161), mother’s education level (p=0,915), parent income (p=0,69), HIV/AIDS knowledge (p=0,257), and attitude towards HIV/AIDS (p=0,141).

Conclusion: Factor that associated with adolescent attitudes towards premarital sexual behaviour is gender. Father’s education level, mother’s education level, parent income, HIV/AIDS knowledge, and attitude towards HIV/AIDS aren’t associated with adolescent attitudes towards premarital sexual behaviour.

 

Keywords: premarital sexual behaviour, HIV/AIDS, adolescent, South Siberut.

 

Abstrak

Latar belakang: Meningkatnya persentase remaja yang telah melakukan hubungan seksual pranikah dari tahun ke tahun dan banyaknya faktor yang berhubungan dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah.

Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah di Kecamatan Siberut Selatan.

Metode: Penelitian analitik observasional dengan studi potong lintang. Responden berasal dari seluruh  SMA/sederajat di Kecamatan Siberut Selatan dengan pengambilan sampel acak berstrata sejumlah 126 responden. Variabel yang dicari meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, penghasilan orangtua, tingkat pengetahuan HIV/AIDS, dan sikap terhadap HIV/AIDS. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data dengan uji kai kuadrat.

Hasil: Sebanyak 53,2 persen remaja memiliki sikap tidak mendukung perilaku seksual pranikah. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah dengan jenis kelamin (p=0,003). Tidak terdapat hubungan antara sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah dengan tingkat pendidikan ayah (p=0,161), tingkat pendidikan ibu (p=0,915), penghasilan orangtua (p=0,69), tingkat pengetahuan HIV/AIDS (p=0,257), dan sikap terhadap HIV/AIDS (p=0,141).

Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah adalah jenis kelamin. Tingkat pendidikan ayah, tingkat pendidikan ibu, penghasilan orangtua, tingkat pengetahuan HIV/AIDS, dan sikap terhadap HIV/AIDS tidak berhubungan dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah.

 

Kata kunci: perilaku seksual pranikah, HIV/AIDS, Remaja, Siberut Selatan

References

1. Kemenkes RI. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja [Internet]. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 29 Juni 2015. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/article/view/15090200001/situasi-kesehatan-reproduksi-remaja.html [dikutip 21 Juli 2018].
2. Batubara JR. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri. Juni 2010;12(1):21–9.
3. Braams BR, van Duijvenvoorde ACK, Peper JS, Crone EA. Longitudinal Changes in Adolescent Risk-Taking: A Comprehensive Study of Neural Responses to Rewards, Pubertal Development, and Risk-Taking Behavior. Journal of Neuroscience. 6 Mei 2015;35(18):7226-38. Tersedia pada: http://www.jneurosci.org/content/35/18/7226.short [dikutip 11 Agustus 2018].
4. WHO. Adolescent Development [Internet]. WHO. Tersedia pada: http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/development/en/ [dikutip 19 Agustus 2018].
5. Baams L, Dubas JS, Overbeek G, van Aken MAG. Transitions in Body and Behavior: A Meta-Analytic Study on the Relationship Between Pubertal Development and Adolescent Sexual Behavior. J Adolesc Health. 1 Juni 2015;56(6):586–98. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1054139X14007599 [dikutip 21 Juli 2018].
6. Umaroh AK, Kusumawati Y, Kasjono HS. Hubungan Antara Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 1 Oktober 2015;10(1):65–75. Tersedia pada: http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/165/160 [dikutip 23 Juli 2018].
7. Rosdarni, Dasuki D, Waluyo SD. Pengaruh Faktor Personal terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Kesmas J Kesehat Masy Nas. Februari 2015;9(3):214–21.
8. Heywood W, Patrick K, Smith AMA, Pitts MK. Associations Between Early First Sexual Intercourse and Later Sexual and Reproductive Outcomes: A Systematic Review of Population-Based Data. Arch Sex Behav. 1 April 2015;44(3):531–69. Tersedia pada: https://link.springer.com/article/10.1007/s10508-014-0374-3 [dikutip 23 Juli 2018].
9. Vasilenko SA, Kugler KC, Rice CE. Timing of First Sexual Intercourse and Young Adult Health Outcomes. J Adolesc Health. 1 September 2016;59(3):291–7. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1054139X16300489 [dikutip 23 Juli 2018].
10. Berhan Y, Berhan A. A Meta-Analysis of Risky Sexual Behaviour among Male Youth in Developing Countries. AIDS Research and Treatment. 2015:1-9. Tersedia pada: https://www.hindawi.com/journals/art/2015/580961/abs/ [dikutip 23 Juli 2018].
11. McElwain AD, Kerpelman JL, Pittman JF. The Role of Romantic Attachment Security and Dating Identity Exploration in Understanding Adolescents’ Sexual Attitudes and Cumulative Sexual Risk-Taking. J Adolesc. 1 Februari 2015;39:70–81. Tersedia pada: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0140197114002103 [dikutip 23 Juli 2018].
12. Kemenkes RI. Laporan Perkembangan HIV-AIDS & Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2017. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 24 Mei 2017. [dikutip 18 Juli 2018].
13. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 Tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak. [dikutip 21 Juli 2018].
14. Badan Litbangkes Kemenkes RI. Perilaku Berisiko Kesehatan Pada Pelajar SMP Dan SMA di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. November 2016.
15. Sudikno S, Simanungkalit B, Siswanto S. Pengetahuan HIV dan AIDS pada Remaja di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010). J Kesehat Reproduksi. Agustus 2011;1(3):145–54. Tersedia pada: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/view/1390 [dikutip 23 Juli 2018].
16. Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan ICF International. Indonesian Demographic and Health Survey 2012. Jakarta: BPS, BKKBN, Kemenkes and ICF International; 2013.
17. Hasibuan R, Dewi YI, Huda N. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Keperawatan [Internet]. 14 Februari 2015;2(1):708–18. Tersedia pada: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/5176 [dikutip 23 Oktober 2018]
18. Yuliana, Tanumihardja TN, Kurniadi A. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Remaja Perempuan Tentang Kesehatan Reproduksi dan Kejadian Kehamilan Usia Muda di Desa Muara Siberut. 2016. Tersedia pada: https://lib.atmajaya.ac.id/Uploads/Fulltext/206374/KTI%20Yuliana%202013060213.pdf [dikutip 29 Juli 2018].
19. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 1 Desember 2013. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf [dikutip 11 Agustus 2018].
20. Mahmudah M, Yaunin Y, Lestari Y. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang. J Kesehat Andalas. 11 Agustus 2016;5(2). Tersedia pada: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/538 [dikutip 24 Juli 2018].
21. Mariani NN, Arsy DF. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di SMP Negeri 15 Kota Cirebon Tahun 2017. J Care. 2017;5(3):443-56.
22. Louise RR, Mardjan, Ridha A. Faktor Internal dan Eksternal terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja SMA dan SMK di Kota Bengkayang. J Vokasi Kesehat. Januari 2015;1(1):18–22.
23. Andriani EN, Kurniawati T. Hubungan Peran Pengawasan Orangtua dengan Sikap Remaja terhadap Perilaku Seks Pra Nikah di Pedukuhan Blimbingan Tambakrejo Tempel Sleman Yogyakarta. 2011.
24. Rahayu I, Jaelani AK, Rismawanti V. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan Perilaku Seksual Pranikah Pelajar. J Endur Kaji Ilm Probl Kesehat. 21 Juni 2017;2(2):145–50. Tersedia pada: http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/view/1760 [dikutip 10 September 2018].
25. Yuliantini H. Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA “X” di Jakarta Timur. Universitas Indonesia; 2012.
26. Saputri ND, Muhartati M. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bantul Yogyakarta. STIKES Aisyiyah Yogyakarta; 2015.
27. Suparmi S, Isfandari S. Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Laki-Laki Dan Perempuan Di Indonesia. Indonesian Bulletin of Health Research. 2016;44(2):139–46.
28. Kar SK, Choudhury A, Singh AP. Understanding Normal Development of Adolescent Sexuality: A Bumpy Ride. J Hum Reprod Sci. 2015;8(2):70–4. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4477452/ [dikutip 4 September 2018]
29. Kimmel MS. Masculinity as Homophobia: Fear, Shame, and Silence in the Construction of Gender Identity. Dalam: Theorizing Masculinities [Internet]. Thousand Oaks: SAGE Publications, Inc.; 1994. hlm. 119–41. Tersedia pada: http://sk.sagepub.com/books/theorizing-masculinities/n7.xml [dikutip 6 Juli 2019]
30. M. Gullit Agung W. Turuk sikerei. Cetakan 1. Surabaya: Kerjasama Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia dan Lembaga Penerbitan Balitbangkes; 2014. 268 hlm. (Buku seri etnografi kesehatan, 2014).
31. Solehati T, Kosasih CE, Rahmat A. Hubungan Sosiodemografi Orang Tua dengan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate. 5 Juni 2018;11(1):21–6.
32. Sagala SK. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orangtua terhadap Prestasi Belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis Siswa Kelas XI Akuntansi di SMK Negeri 7 Medan Tahun Pelajaran 2016/2017. UNIMED; 2017. Tersedia pada: http://digilib.unimed.ac.id/25867/ [dikutip 27 Juni 2019].
33. Walgito B. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi; 2004.
34. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
Published
2019-12-31
How to Cite
1.
Yolanda R, Kurniadi A, Tanumihardja T. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH DI KECAMATAN SIBERUT SELATAN, KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2018. kespro [Internet]. 31Dec.2019 [cited 27Apr.2024];10(1):69-8. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro/article/view/2174