Hubungan Indikator Perilaku dan Pelayanan Kesehatan dengan Sub Indeks Penyakit Tidak Menular (Analisis Lanjut IPKM 2014)

  • Olwin Nainggolan Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Puti Sari H
Keywords: sub indeks PTM, regresi linear, perilaku, pelayanan kesehatan

Abstract

Abstract
Public Health Development Index (PHDI) is a picture of progress in the health sector and a further elaboration of the health component of the Human Development Index (HDI) in Indonesia. PHDI 2014 consists of seven component sub-indexes which are sub-index of Non Communicable Diseases (NCD). The analytical method used is multiple linear regression, while data from data Basic Health Research (Riskesdas) 2013 and the Potential of Village (PODES) 2011 which are consisted of 497 districts / cities throughout Indonesia. The purpose of analysis is to find the relationship of NCD sub index with behavioral and health services as well as making a prediction value of NCD index variable through independent variables which include the proportion of tobacco consumption, the proportion of properly brushing teeth, the proportion of adequately physical activity, the proportion of the number of doctors in sub-district, and the proportion of Health Care Assurance ownership. The analysis showed that the variables such as brushing teeth, physical activity, and smoking absence have a significant relationship with the sub-index of NCD (p-value = 0.000) with influence of 10.7%. Variables that have the most impact on the sub-index of NCD is adequately physical activity with a coefficient of 0.002.

Abstrak

IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) merupakan gambaran kemajuan di bidang kesehatan dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari komponen kesehatan pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. IPKM 2014 terdiri dari 7 komponen sub indeks diantaranya adalah sub indeks Penyakit Tidak Menular (PTM). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, sedangkan data berasal dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan Potensi Desa (PODES) 2011 terdiri dari 497 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Tujuan analisis adalah untuk mencari hubungan sub indeks PTM dengan perilaku dan pelayanan kesehatan serta membuat prediksi nilai variabel indeks PTM melalui variabel-variabel independen yang meliputi proporsi perilaku konsumsi tembakau, proporsi perilaku menggosok gigi benar, proporsi aktivitas fisik cukup, proporsi jumlah dokter perkecamatan serta proporsi kepemilikan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel menggosok gigi, aktivitas fisik dan tidak merokok mempunyai hubungan yang bermakna dengan sub indeks PTM (p-value=0,000) dengan pengaruh sebesar 10,7%. Variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap sub indeks PTM adalah cukup aktivitas fisik dengan koefisien sebesar 0,002. 

References

Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Manusia 2014: Metode Baru [Internet]. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2015. Available from: http://ipm.bps.go.id/assets/ files/booklet_ipm.pdf.

Tjandrarini DH. Pengembangan alternatif model indeks pembangunan kesehatan masyarakat (Disertasi) [Internet]. Universitas Indonesia; 2012. Available from: http:// lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307685-D 1336-Pengembangan alternatif-full text.pdf

Hamidi H. Kebijakan percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan (perdesaan sehat) [Internet]. Jakarta; 2013. Available from: https:// perdesaansehat.com/2013/03/13/kebijakanpercepatan-pembangunan-kualitaskesehatan-berbasis-perdesaan-perdesaansehat/.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 24 Indikator kesehatan dalam IPKM. Jakarta: Pusat Komunikasi Publik; 2010.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Indeks pembangunan kesehatan masyarakat [Internet]. Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2014. Available from: http://www.kemkes. go.id/development/resources/download/ litbangkes/IPKM_2013_C3.pdf.

Herman. Penyakit tidak menular sumbang kematian terbesar di Indonesia [Internet]. Berita Satu Web page. 2015. Available from:http://www.beritasatu.com/ kesehatan/301742-penyakit-tidak-menularsumbang-kematian-terbesar-di-indonesia. html.

Dwi S N. Bicara tentang penyakit tidak menular. J Med [Internet]. 2016;XLI(edisi 12). Available from: http://www.jurnalmedika. com/965-semua-kategori/edisi-no-12vol-xli-2015/kolom/1975-bicara-tentangpenyakit-tidak-menular.

JR JFH, Black WC, Babin BJ, Anderson RE. Multivariate data analysis. 7th ed. USA: Pearson; 2010.

Budisuari M, Mukjarab M. Hubungan pola makan dan kebiasaan menyikat gigi dengan kesehatan gigi dan mulut (karies) di Indonesia. Bull Penelit Sist Kesehat [Internet]. 2010;1(17):83–91. Available from: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/ index.php/hsr/article/view/2760/1518.

Ticoalu JP, Kepel BJ, Mintjelungan CN. Hubungan periodontitis dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. J e-Gigi. 2016;4:277–81.

Kelishadi R, Mirmoghtadaee P, Qorbani M, Motlagh ME, Heshmat R, Taslimi M, et al. Tooth brushing and cardiometabolic risk factors in adolescents: Is there an association? The CASPIAN-III study. Int J Prev Med [Internet]. 2013 [cited 2018 Sep 16];march(4(3):):271–278. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC3634165/.

Shah AF, Baba IA, Dany SS, Batra M. A crosssectional study on effect of non-communicable diseases on prevalent oral health conditions. Int J Community Med Public Heal [Internet]. 2017 [cited 2018 Sep 16];4(1):246–50. Available from: https://www.researchgate. net/publication/311927325_A_crosssectional_study_on_effect_of_noncommunicable_diseases_on_prevalent_oral_ health_conditions.

Tiala MEARP, Tanudjaja GN, Kalangi SJR. Hubungan antara aktivitas fisik dengan lingkar pinggang pada siswa obes sentral. J e-Biomedik [Internet]. 2013;1(1):455– 60. Available from: https://ejournal. unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/ view/4581/4109.

Bates H. Daily physical activity for children and youth. Canada: Alberta Education; 2006.

Lee D, Sui X, Church T. Changes in fitness and fatness on the development of cardiovascular disease risk factorshypertension, metabolic syndrome, and hypercholesterolemia. J Am Coll Cardiol [Internet]. 2012;59(7):665–72. Available from: http://content.onlinejacc.org/ article.aspx?articleid=1201125.

Waloya T, Rimbawan, Andarwulan N. Hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah pria dan wanita dewasa di bogor. J Gizi dan Pangan [Internet]. 2013;8(1):9–16. Available from:http://journal.ipb.ac.id/index.php/ jgizipangan/article/view/7243/5659.

Wulandari MY, Isfandari MA. Kaitan sindroma metabolik dan gaya hidup dengan gejala komplikasi Epidemiol [Internet]. 2013;1(2):224–33. Available from: http://journal.unair.ac.id/ download-fullpapers-jbe230167c611full.pdf

Farahdika A, Azam M. Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit jantung koroner pada usia dewasa madya (41-60 tahun) (Studi Kasus Di Rs Umum Daerah Kota Semarang). Unnes J Public Heal [Internet]. 2015;4(2):117–23. Available from: https://journal.unnes.ac.id/sju/index. php/ujph/article/view/5188.

Sanhia AM, Pangemanan DHC, Engka JNA. Gambaran kadar kolesterol low density lipoprotein (ldl) pada masyarakat perokok di pesisir pantai. J e-Biomedik [Internet]. 2015;3(1):460–5. Available from: https:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/ article/view/7425/6968.

Shrestha S. Assessment of behavioral risk factors of non-communicable diseases among higher secondary school teachers of Kathmandu. Int J Heal Sci Res [Internet]. 2017;7(3):269–73. Available from: http:// www.ijhsr.org/IJHSR_Vol.7_Issue.3_ March2017/38.pdf.

Desta Saesarwati PS. Analysis of modifiable risk factors coronary heart disease in. J Promkes. 2016;4(1):22–33.

Anggraini DD. Hubungan antara paparan asap rokok dan pola makan dengan kejadian penyakit jantung koroner pada perempuan usia produktif the correlation of cigarette smoke exposure and dietary habit of coronary heart disease in women of productive age. Res Stud Open access under CC BY – SA Licens. 2018;2(1):10–6. mikrovaskuler. J Berk

Published
2018-12-03
Section
Articles