Pengembangan Indeks Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas

The Development of Puskesmas Health Services Quality Index

  • Hadjar Siswantoro Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Hadi Siswoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Nurhayati Nurhayati Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Delima Tie Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Annisa Rizky Afrilia Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Agus Dwi Harso Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Armaji Kamaludi Syarif Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Keywords: Puskesmas, Indeks Mutu Pelayanan Kesehatan, mutu

Abstract

Abstract

Community health center (Puskesmas) as the front line in health services must improved their quality continuously. Therefore, Puskesmas need strong tools to measure their quality. The tool must be used both by the Puskesmas itself and by the health agency. This study aims to develop a reliable quality measurement tool in the form of Health Service Quality Index (HSQI). This study is a cross-sectional and observational. Data collection was conducted in June–October 2017 in. 200 community centers selected by convenience sampling, by assessing the completeness of regulations and documents; observations, simulations, and interviews. The questionnaire consisted of 344 scoring elements (SE) derived from the results of the content vaidity test and the feasibility of answers to questions 776 of the SE accreditation instruments. Data analysis in this study used Structural Equation Modelling (SEM) and multinomial logistic regression analysis. The results of validity and reliability test for construct variables based on Malcolm Baldrige concept of 344 SE showed 179 valid SE with alpha cronbach > 0.8 and r > 0.75. Next to the 179 SE, an SEM is conducted to obtain the first alternative Health Services Quality Index (HSQI) consisting of 88 SE. For these 88 SE the content validity and suitability of the references tests were conducted to obtain a second alternative of HSQI consisting of 18 SE. Finally, multinomial logistic regression was carried out which resulted in 85.4% conformity for the first alternative (88 SE) and 76.7% for the second alternative (18 SE) on the results of the accreditation assessment (basic, intermediate, primary, and plenary). The HSQI can describe the quality of services with a predictive power of over 76% on the result of Puskesmas accreditation, so that the index can be used by community health center to assess the quality of their services more quickly and more easily.

Abstrak

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai barisan terdepan dalam pelayanan kesehatan harus meningkatkan mutunya terus menerus. Oleh karena itu, puskesmas membutuhkan alat yang kuat untuk mengukur kualitasnya. Alat tersebut harus dapat digunakan baik oleh puskesmas sendiri maupun oleh Dinas Kesehatan. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur mutu yang reliabel dalam bentuk Indeks Mutu Pelayanan Kesehatan (IMPK). Penelitian ini merupakan penelitian observasional secara potong lintang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni–Oktober 2017 pada 200 puskesmas penelitian yang dipilih secara convenience sampling, dengan cara menilai kelengkapan regulasi, kelengkapan dokumen, pengamatan, simulasi, dan wawancara. Kuesioner terdiri atas 344 elemen penilaian (EP) yang berasal dari hasil uji validitas isi dan visibilitas jawaban dari pertanyaan 776 EP instrumen akreditasi. Analisis data penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan analisis regresi secara multinomial logistik. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas terhadap variabel konstruk berdasarkan konsep Malcolm Baldrige terhadap 344 EP, menunjukkan 179 EP yang valid dengan alpha cronbach > 0,8 dan r > 0,75. Selanjutnya terhadap 179 EP ini dilakukan analisis SEM sehingga didapatkan IMPK alternatif pertama terdiri dari 88 EP. Terhadap 88 EP ini dilakukan uji validitas isi dan kesesuaiannya dengan referensi sehingga didapatkan IMPK alternatif kedua terdiri dari 18 EP. Akhirnya, dilakukan analisis regresi multinomial logistik yang menghasilkan kesesuaian 85,4% untuk alternatif pertama (88 EP) dan 76,7% untuk alternatif kedua (18 EP) terhadap hasil penilaian akreditasi (dasar, madya, utama, dan paripurna). IMPK ini dapat menggambarkan mutu layanan dengan kekuatan prediksi di atas 76% terhadap hasil akreditasi puskesmas, sehingga indeks tersebut bisa digunakan oleh puskesmas untuk menilai mutu layanannya dengan lebih cepat dan lebih mudah.

References

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019 buku I Agenda pembangunan nasional [national medium term development plan (RPJMN) 2015- 2019 book i national development agenda. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 2014.

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.

Putri NK, Ernawaty, Nurul R T, Megatsari H. Kemampuan instrumen penilaian kinerja puskesmas. Jurnal MKMI. 2017;13(4):337–46.

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang akreditasi puskesmas, klinik pratama, tempat praktik mandiri dokter, dan prakter mandiri dokter gigi. Vol. 33, Kemenkes. 2015. 3–8 hal.

Baldrige Performance Excellence Program. baldrige excellence framework. 2015– 2016 baldrige excellence framework: a systems to improving your organization’s performance (health care) [Internet]. 2015; Tersedia pada: http://www.nist.gov/ baldrige

Dalimunthe DMJ, Muda F, Muda I. The application of performance measurement system model using Malcolm Baldrige Model ( MBM ) to support civil state apparatus law ( asn ) number 5 of 2014 in Indonesia. I J A B E R. 2016;14(11):7397– 407.

Doran GT. There’s a S.M.A.R.T. way to write managements’s goals and objectives. Vol. 70, Management Review. 1981. hal. 35–6.

Wolf EJ, Harrington KM, Clark SL, Miller MW. Sample size requirements for structural equation models: an evaluation of power, bias, and solution propriety. Educ Psychol Meas. 2015;76(6):913–4.

Elfil M, Negida A. Sampling methods in clinical research; an educational review. 2017;5(1):3-5.

Potu A. Kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada kanwil ditjen kekayaan negara Suluttenggo dan Maluku Utara di Manado. Jurnal EMBA. 2013;1(4):1208–18.

Allen NJ, Meyer JP. The measurement and antecedents of affective , continuance and normative commitment to the organization. 1990;1–18.

Tobing DSKL. Pengaruh komitmen organisasional dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 2009;11(1):31–7.

Salma D. Pengaruh komitmen organisasi, motivasi kerja dan pengalaman kerja terhadap kinerja pegawai honor lepas pada Puskesmas di kabupaten morowali. e Jurnal Katalogis. 2016;4(8):73–84.

Ola AB, Rasyidin A MA. Pengaruh status kepegawaian dan komitmen organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja di UPTD Puskesmas Kajuara Kabupaten Bone. YUME : Journal of Management. 2019;2(1):YUME: Journal of Management.

Widyatmini, Hakim L. Hubungan kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok. Jurnal Ekonomi Bisnis. 2008;13(2):163–71.

Wisnuwardani RW. Insentif uang tunai dan peningkatan kinerja kader posyandu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2012;7(1).

Udayanto RR, Bagia IW, Yulianthini NN. Pengaruh komunikasi internal dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Pt Coca-Cola. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. 2015;3(1).

Ardilla ND. Pengaruh kepemimpinan, komunikasi internal, dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai BP3AKB Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan. 2015;X(1):53–66.

Widyanti Y, Sari S. Pengaruh komunikasi internal, reward dan punisment terhadap motivasi kerja karyawan di BPR Nur Semesta Indah Kencong Kabupaten Jember. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 2014;

Meitha A CS. Pengaruh kepemimpinan, kedisiplinan dan komunikasi terhadap pelayanan publik di Puskesmas Kabupaten Sambas. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2016;5(3):109–14.

Suryani NN. pengaruh gaya kepemimpinan dan komunikasi intern terhadap kinerja pegawai di UPT Puskesmas Klungkung I Kabupaten Klungkung. Juima. 2015;5(2):17–23.

Arifudin, Sudirman MA. Evaluasi sistem manajemen sumber daya manusia pada penempatan kerja petugas di UPT Puskesmas Lembasada. Jurnal Promotif. 2017;7(1):1–14.

Fai IF, Pandie DBW, Ludji IDR. Manajemen sumber daya terhadap mutu pelayanan neonatus di Puskesmas Poned Oesao Kupang. Unnes Journal of Public Health. 2017;6(2):84–91.

Kusmayadi D. Determinasi audit internal dalam mewujudkan good corporate governance serta implikasinya pada kinerja bank. Jurnal Keuangan dan Perbankan. 2012;16(1):147–56.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Indeks pembangunan kesehatan masyarakat. Vol. 1, Ipkm. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010. 236 hal.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Aplikasi sarana, prasarana & peralatan kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. 2018. Tersedia pada: http://aspak.net/aplikasi/

Published
2019-12-25
Section
Articles