Pengendalian Jentik Aedes sp. Melalui Pendekatan Keluarga Di Provinsi Papua

  • Revi Rosavika Kinansi Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI
  • Triwuri Sastuti Balai Litbang P2B2 Baturaja
  • Zumrotus Sholichah Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Keywords: Jentik, Aedes sp., DBD, Kontainer

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever has not been reduced yet, therefore, the Ministry of Health has conducted a
Riset Khusus Vektor dan Reservoir in 2015 in 4 provinces, South Sumatera, Central Java, Central Sulawesi
and Papua. This study aimed to determine the relationship of family participation in the community to the
presence of larvae Aedes sp. in Papua Province. Community attitudes to be studied include: the laying of
water reservoirs, the closure of water reservoirs, the maintenance of fish in water reservoirs, the sowing of
larvicides at each water reservoir and the draining of water reservoirs. The presence of mosquito larvae is
an indicator of the potential of community awareness of DHF. The sample in this analysis was 100 houses
per district which was the Riset Khusus Vektor dan Reservoir 2015 area in Papua. The method of taking
larvae wass done by taking a larva or pupa Aedes sp. using plastic pipette and transferred into vial tube
using Single Larvae Method technique. The results showed from the overall container placed in the house,
28.27 percent were positive larvae. Non-drained containers had a 15 times positive chance of larvae
compared to containers that are diligently drained once a week. This study also showed that the results
of keeping fish in containers have a ratio of no larvae, with larvae being 91: 9. Larvaside sowing had no real effect on the presence or absence of larvae in Papua Province. The role of families in the community
environment needs to be further improved and supported by the role of health workers in the prevention of
dengue hemorrhagic fever.

Abstrak

Adanya permasalahan penyakit tular vektor Demam Berdarah Dengue yang semakin lama tidak kunjung berkurang malah semakin bertambah, Kementerian Kesehatan RI melakukan studi Riset Khusus Vektor dan Reservoir pada 2015 di 4 provinsi, yaitu, Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Papua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran serta atau perilaku masyarakat  terhadap keberadaan jentik Aedes sp. di Provinsi Papua. Perilaku masyarakat yang akan diteliti antara lain: peletakan tempat penampungan air, penutupan tempat penampungan air, pemeliharaan ikan pada tempat penampungan air, penaburan larvisida pada setiap tempat penampungan air dan pengurasan tempat penampungan air. Keberadaan jentik nyamuk merupakan indikator dari potensi keterjangkitan masyarakat akan DBD. Sampel dalam analisis ini yaitu 100 rumah per kabupaten yang menjadi wilayah penelitian Riset Khusus Vektora 2015 di Propinsi Papua. Jika pada tempat penampungan air yang diperiksa ditemukan jentik atau pupa Aedes sp., maka diambil dengan menggunakan pipet plastik dan dipindahkan ke dalam tabung vial menggunakan teknik Single Larvae Method. Secara deskriptif, pada tahun 2015 keberadaan jentik di Provinsi Papua pada 2015 sebesar 31,5%. Jumlah tempat penampungan air yang diperiksa berjumlah 1355 kontainer. Sebesar 68,4 persen kontainer tidak ditemukan jentik dan 31,6 persen ditemukan jentik. Dari keseluruhan kontainer yang diletakkan di dalam rumah, 28,27 persen positif jentik. Kontainer yang tidak dikuras memiliki peluang 15 kali positif jentik dibandingkan dengan kontainer yang rajin dikuras seminggu sekali. Penelitian ini juga menunjukkan hasil memelihara ikan dalam kontainer memiliki rasio tidak terdapat jentik dengan terdapat jentik yaitu 91:9. Penaburan Larvasida tidak memiliki pengaruh nyata terhadap ada dan tidaknya jentik di Provinsi Papua.

Published
2018-10-13
Section
Articles