Strategi Penguatan Peran Lintas Sektor untuk Intervensi Lingkungan dalam Sistem Kewaspadaan Dini Leptospirosis di Kota Semarang Tahun 2017-2018

The Role of Cross-Sector Strengthening Strategy for Intervention in the Environment for Leptospirosis Early Warning System in Semarang City, 2017-2018

  • Diana Andriyani Pratamawati Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta
  • Wening Widjajanti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Farida Dwi Handayani Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Wiwik Trapsilowati Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Wiwik Dwi Lestari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Keywords: Leptospirosis, lintas sektor, kewaspadaan dini, tikus, semarang

Abstract

Abstract

The occurrence of leptospirosis in Semarang tends to fluctuate each year. The Semarang City Health Office then implemented a strategy to strengthen the role of cross-cutting for environmental intervention as a new breakthrough in controlling leptospirosis in Semarang City. The name of this activity is Leptospirosis Control Month. The purpose of this study is to describe a cross-sector strengthening strategy for environmental intervention in the early alert system for leptospirosis in Semarang City. The method used is to review various related literature and documents. The results of the study showed a cross-sector strengthening strategy in the form of a leptospirosis control month program. This program has been started since 2017. The leptospirosis control month activities were carried out simultaneously in September with the level of community participation in leptospirosis control month activities in 2017 reaching 93.79%. The results of the October 2018 assessment of the implementation of the Leptospirosis Control Month are seen, since this strategy was implemented, prevention of leptospirosis is not only owned by the government, but has expanded to become the property of Semarang City’s people. Evidently, as of October 2018 as many as 12.000 mice were captured by residents in order to participate in the prevention of leptospirosis. The key to the success of cross-sector strengthening in Semarang City is the gradual coordination and outreach of the month of leptospirosis control that was delivered well by the Semarang City Health Office, even though there was no specific budget, because it was delivered in conjunction with other activities. So another advantage of this cross-sector strengthening strategy is no budget or no special budget for this activity.

Abstrak

Kejadian leptospirosis di Kota Semarang kemunculannya cenderung fluktuatif tiap tahunnya. Dinas Kesehatan Kota Semarang kemudian menerapkan strategi penguatan peran lintas sektor untuk intervensi lingkungan sebagai terobosan baru dalam pengendalian leptospirosis di Kota Semarang. Nama kegiatan ini adalah Bulan Pengendalian Leptospirosis. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan strategi penguatan lintas sektor untuk intervensi lingkungan dalam sistem kewaspadaan dini leptospirosis di Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah mengkaji berbagai literatur dan dokumen terkait. Hasil kajian menunjukkan strategi penguatan lintas sektor berupa program Bulan Pengendalian Leptospirosis. Program ini telah dimulai sejak tahun 2017. Kegiatan Bulan Pengendalian Leptospirosis dilakukan secara serentak pada bulan September dengan tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan Bulan Pengendalian Leptospirosis ini pada tahun 2017 mencapai 93,79%. Hasil penilaian Bulan Oktober 2018 dari penerapan Bulan Pengendalian Leptospirosis terlihat sejak strategi ini diterapkan, pencegahan penyakit leptospirosis bukan hanya milik pemerintah saja, namun telah meluas menjadi milik masyarakat Kota Semarang. Terbukti, hingga bulan Oktober 2018 sebanyak 12.000 tikus ditangkap oleh warga masyarakat dalam rangka berpartisipasi dalam pencegahan leptospirosis. Kunci keberhasilan penguatan lintas sektor di Kota Semarang ini adalah koordinasi dan sosialisasi bertahap tentang Bulan Pengendalian Leptospirosis yang tersampaikan dengan baik oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, meski tidak ada anggaran khusus, karena disampaikan bersamaan kegiatan yang lain. Sehingga kelebihan lain dari strategi penguatan lintas sektor ini no budget atau tidak ada anggaran khusus untuk kegiatan ini.

References

Picardeau M. Diagnosis and Epidemiology of Leptospirosis. Vol. 43, Medecine et Maladies Infectieuses. 2013. p. 1–9.

Guernier V, Lagadec E, Cordonin C, Le Minter G, Gomard Y, Pagès F, et al. Human Leptospirosis on Reunion Island, Indian Ocean: Are Rodents the (Only) Ones to Blame? PLoS Negl Trop Dis. 2016;10(6):1–27.

Yunianto B, Ramadhani T, Ikawati B, Wijayanti T, Indonesia D, Wilfried HSP, et al. Studi Reservoir dan Distribusi Kasus Leptospirosis di Kabupaten Gresik Tahun 2010 (Reservoir and Distribution Case Studies Leptospirosis in Gresik Regency in 2010). Jurnal Ekologi Kesehatan. 2012;11(1):40-51.

Ramadhani T, Yunianto B. Reservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa. J Kesehat Masy Nas. 2012;7(4):162–8.

Kuswati S, Nurjazuli. Distribusi Kasus Leptospirosis di Kabupaten Demak Jawa Tengah. J Kesehat Lingkung Indones. 2016;15(2):56–61.

Kusumo RA. Urgensi Edukasi Leptospirosis [Internet]. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2018 [cited 2019 Feb 27]. Available from: http:// dinkes.semarangkota.go.id/index.php/content/ post/51

Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia [Internet]. Jakarta, Indonesia: Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI; 2017. 218 p. Available from: http://www. depkes.go.id/resources/download/pusdatin/ profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan- Indonesia-2016.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 [Internet]. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2012. 118 p. Available from: http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/ profil/profil2011/BAB I-VI 2012.pdf

Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2016 [Internet]. Kota Semarang; 2016. Available from: http://dinkes. semarangkota.go.id/asset/upload/Profil/Profil Kesehatan 2016 (OK).pdf

Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2017 [Internet]. Semarang; 2017. Available from: http://dinkes. semarangkota.go.id/asset/upload/Profil/Profil/ Profil Kesehatan 2017.pdf

Lestari WD. Peran Lintas Sektor dalam Pengendalian Leptospirosis di Kota Semarang. Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang; 2018.

White K. Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit. Edisi Ketiga. Jakarta; 2012. 43-70 p.

Semarang DKK. Profil Kesehatan Kota Semarang 2018 [Internet]. Kota Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang; 2018. Available from: http://dinkes.semarangkota.go.id/asset/ upload/Profil/Profil/Profil Kesehatan 2017.pdf

Dinas Keseharan Kota Semarang. 12 Ribu Tikus Ditangkap Warga Semarang Selama Bulan Pengendalian Leptospirosis [Internet]. 23-10- 2018. 2018 [cited 2019 Mar 4]. Available from: http://dinkes.semarangkota.go.id/index.php/ content/post/87

Ramadhani T, Yunianto B. Kondisi Lingkungan Pemukiman yang Tidak Sehat Berisiko terhadap Kejadian Leptospirosis (Studi Kasus di Kota Semarang). Suplemen Media Penelit dan Pengemb Kesehat [Internet]. 2010;XX:46–54. Available from: https://media.neliti.com/media/ publications/152387-ID-kondisi-lingkungan- pemukiman-yang-tidak.pdf

Supraptono B. Interaksi 13 Faktor Risiko Leptospirosis. Ber Kedokt Masy. 2011;27(2):55– 65.

Ria Dainanty. N. Hubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Keberadaan Tikus dengan Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang [Internet]. Universitas Diponegoro; 2012. Available from: http://eprints.undip. ac.id/38732/1/4434.pdf

Riyaningsih, Suharyo HS. Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Leptospirosis di Jawa Tengah (Studi Kasus di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Pati ) - Enivironmental Risk Factors That Influence The Incidence of Leptospirosis in Central Java (Case Study in The City of Semarang, Demak). J Kesehat Lingkung Indones [Internet]. 2012;11(1):87–94. Available from: http://download.portalgaruda.org/article. php?article=21926&val=1283

Amanda AB. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kematian Akibat Leptospirosis di Kota Semarang. Universitas Negeri Semarang; 2015.

Nurulia UPR, Budiyono N. Faktor Lingkungan dan Perilaku Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang. J Kesehat Masy FKM UNDIP [Internet].2016;4(1):407–16. Available from:https://media.neliti.com/media/ publications/18438-ID-faktor-lingkungan- dan-perilaku-kejadian-leptospirosis-di-kota- semarang.pdf

Maniiah G, Raharjo M, Dewanti NAY. Faktor Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang. J Kesehat Masy FKM UNDIP [Internet]. 2016;4(3):792–8. Available from: https://media.neliti.com/media/ publications/108894-ID-faktor-lingkungan- yang-berhubungan-denga.pdf

Prihantoro T, Siwiendrayanti A. Karakteristik dan Kondisi Lingkungan Rumah Penderita Leptospirosis di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan. J Heal Educ. 2017;2(2):185–91.

Setyorini L, Dangiran HL. Analisis Pola Persebaran Penyakit Leptospirosis Di Kota Semarang Tahun 2014 – 2016. J Kesehat Masy FKM UNDIP [Internet]. 2017;5(5):706–15. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/ index.php/jkm/article/viewFile/19193/18222

Dirjen P2M. Pedoman Diagnosa dan Penatalaksanaan Kasus Penanggulangan Leptospirosis di Indonesia [Internet]. Widarso HS, Dr.MSc.M.Husein Gassem, DR, SpD.Drh. Wilfred Purba, MM, M.Kes. Tato Suharto, SKM. Drh. Siti Ganefa ME, editor. Jakarta: Dirjen P2M, Kementerian Kesehatan; 2003. Available from: https://id.123dok.com//document/ozlo866z- pedoman-diagnosa-dan-penatalaksanaan-kasus- penanggulangan-leptospirotsi-di-indonesia.html

Kementerian Kesehatan RI. Permenkes Nomor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

WHO. Human Leptospirosis: Guidance for Diagnosis, Surveillance and Control. Geneva: WHO; 2003.

Meilani RAR, Adi MS, Yuliawati S. Gambaran Keterlambatan Mencari Pengobatan ke Pelayanan Kesehatan pada Penderita Leptospirosis dan Faktor-faktor Terkait di Kota Semarang. J Kesehat Masy [Internet]. 2016;4(4). Available from: https://media.neliti. com/media/publications/110590-ID-gambaran- keterlambatan-mencari-pengobata.pdf

Irawati J, Fibriana AI, Wahyono B. Efektivitas Pemasangan Berbagai Model Perangkap Tikus Terhadap Keberhasilan Penangkapan Tikus di Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang Tahun 2014. Unnes J Public Heal. 2015;2(3):67–75.

Bahri S, Syafriati T. Mewaspadai Munculnya Beberapa Penyakit Hewan Menular Strategis di Indonesia Terkait dengan dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Wartazoa. 2011;21(1):25–39.

Rahman MHAA, Hairon SM, Hamat RA, Jamaluddin TZMT, Shafei MN, Idris N, et al. Seroprevalence and Distribution of Leptospirosis Serovars among Wet Market Workers in Northeastern, Malaysia: a cross sectional study. BMC Infect Dis [Internet]. 2018;18(1):569. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/30428852

Deputi Peningkatan Kesehatan. Implementasi One Health di Indonesia [Internet]. Jakarta; 2016. Available from: https://ghsaindonesia. files.wordpress.com/2016/03/1-3-kemenko-pmk- pendekatan-one-health.pdf

Rist CL1, Arriola CS, Rubin C. Prioritizing Zoonoses: A Proposed One Health Tool for Collaborative Decision-Making. PLoS One [Internet]. 2014;(October). Available from:https:// doi.org/10.1371/journal.pone.0109986%0A

Published
2020-05-31
Section
Articles