Indeks Entomologi dan Sebaran Vektor Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku Utara Tahun 2015

(Entomology Index and Vector Spread of Dengue Hemorrhagic Fever in Maluku Province, 2015)

  • Dian Perwitasari Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Roy Nusa RES Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
  • Jusniar Ariati Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Keywords: Aedes aegypti, larva, larva free number, status entomology, kontainer, jentik, angka bebas jentik, indeks entomologi, container

Abstract

One effort in controlling the Aedes aegypti mosquito is to find out the breeding place. Until now it is known that the breeding sites of Aedes aegypti are found in urban areas, therefore the purpose of this study is to determine the  potential for breeding of Aedes aegypti mosquito and entomology index in urban areas. The study was conducted in 2015 using a cross-sectional method. The results showed that the container with positively Aedes aegypti larvae was found in all three districts, Ternate at 29.6%, Tidore Kepulauan at 28.5% and East Halmahera at 29.0%. The entomology index of Container Index (CI) was (29.5%), House Index (HI) was 35.3% and Breteau Index (BI) was 69.2%, while larva free number was 64.7%. From the results of this study, it was concluded that Aedes aegypti larvae mostly found in bathtub inside the house. Tubs and plastic buckets were the type of container that were found with most positively larvae. The average ldengue vector arvae density based on CI, HI and BI (Aedes aegypti and Aedes albopictus) in the three districts / cities in North Maluku Province scale was 5-8 and included in the medium risk category. This showed that the entomology index in the North Maluku region was still low. Monitoring of the spread of mosquito breeding sites in all parts of Indonesia is still needed to reduce cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

Abstrak

Salah satu upaya dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti adalah dengan mengetahui tempat perkembangbiakannya. Hingga saat ini diketahui bahwa tempat perkembangbiakan Aedes aegypti banyak ditemukan di daerah perkotaan, oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan indeks entomologi di daerah perkotaan. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan metode potong lintang. Hasil menunjukkan bahwa kontainer dengan positif jentik Aedes aegypti ditemukan di ketiga kabupaten yaitu Ternate sebesar 29,6%, Tidore Kepulauan sebesar 28,5%, dan Halmahera Timur sebesar 29,0%. Indeks entomologi Container Index (CI) sebesar (29,5%), House Index (HI) sebesar 35,3% dan Breteau Index (BI) sebesar 69,2%, sedangkan Angka Bebas Jentik sebesar 64,7%. Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa bak mandi yang berada di dalam rumah paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti. Jenis kontainer yang paling banyak ditemukan positif jentik yaitu pada bak mandi dan ember plastik. Rata-rata kepadatan jentik vektor dengue (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) berbasis CI, HI, dan BI di ketiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara skala 5-8 dan termasuk dalam kategori risiko sedang. Hal ini menunjukkan bahwa indeks entomologi di wilayah Maluku Utara masih rendah, sehingga masih diperlukan pemantauan sebaran tempat perkembangbiakan nyamuk di seluruh wilayah Indonesia untuk mengurangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

References

WHO. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. New edition 2009. Geneva: World Health Organization; 2009. p 160.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementrian Kesehatan; 2015.

Tomia A, Hadi UK, Soviani S, Retnani E. Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) cases in Ternate City based on climate factor. J.MKMI. 2016;12:241–249.

Prasetyowati H, Kusumastuti NH, Hodijah DN. Kondisi entomologi dan upaya pengendalian demam berdarah dengue oleh masyarakat di daerah endemis Kelurahan Baros Kota Sukabumi. Aspirator. 2014;6(1):29–34.

Madzlan F, Dom NC, Tiong CS, Zakaria N. Breeding characteristics of aedes mosquitoes in dengue risk area. Procedia - Soc. Behav. Sci. 2016;234:164–172.

Morales-Pérez A. Aguilera EN, Balanzar- Martínez A, Cortés-Guzmán AJ, Gasga-Salinas D, Rodríguez-Ramos IE, et al. Aedes aegypti breeding ecology in Guerrero: Crosssectional study of mosquito breeding sites from the baseline for the Camino Verde trial in Mexico. BMC Public Health. 2017;17(Suppl1): 450.

Sunaryo, Pramestuti N. Surveilans Aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue. J. Kesehat. Masy. Nas. 2014;8:423–429.

Fuadzy H, Hendri J. Indeks entomologi dan kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temefos di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Vektora. 2015;7:57–64.

Fardhiasih DA, Susanti A. Perbedaan Indeks entomologi pemantauan jumantik dewasa dan jumantik anak di Dusun Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Vektor Penyakit 2017;11(1):33- 42.

Joharina AS, Widiarti. Kepadatan larva nyamuk vektor sebagai indikator penularan demam berdarah dengue di daerah endemis di Jawa Timur. Jurnal Vektor Penyakit. 2017;8(2):33–40.

Res RN, Ariati J, Perwitasari D. Laporan akhir penelitian “pemetaan status kerentanan Aedes Aegypti terhadap insektisida di indonesia 2015”. Jakarta: Badan Litbangkes; 2015.

Puspitasari DA, Martini, Saraswati LD. Tingkat kerawanan wilayah berdasarkan insiden penyakit demam berdarah dengue (Dbd) dan indeks ovitrap di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012;1(2):305 - 314.

Wati P. Survei Entomologi Dan Penentuan Maya Index. X. 2015.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2015. (2015). 15. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Situasi DBD di Indonesia.

Taslisia T, Rusjdi SR, Hasmiwati. Survei entomologi, maya indeks, dan status kerentanan larva nyamuk Aedes aegypti terhadap temephos. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7(1):33–41.

Kinansi RR, Widjajanti W, Ayuningrum FD. Kepadatan jentik vektor demam berdarah dengue di daerah endemis di Indonesia (Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah dan Papua). J. Ekol. Kesehat. 2017;16:(1–9.

Codeço CT, Lima AWS, Araújo SC, Lima JBP, Maciel-de-Freitas R, Honório NA, et al. Surveillance of Aedes aegypti: Comparison of House Index with Four Alternative Traps. PLoS Negl Trop Dis. 2015 Feb; 9(2):1-23.

Dina FB, Winita R. Perbandingan keberadaan larva Aedes Sp . pada container luar rumah di RW 03 dan RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Jakarta: Universitas Indonesia; 2013.

Golding N, et al. Integrating vector control across diseases. BMC Med. 2015;13:249.

Prasetyowati H, Ginanjar, A. Maya indeks dan kepadatan larva Aedes aegypti di daerah endemis dbd Jakarta Timur. Vektora.2017;9;3–49.

Sulistyorini E, Hadi UK, Soviana S. Faktor entomologi terhadap keberadaan jentik Aedes sp. pada Kasus DBD tertinggi dan Terendah di Kota Bogor. J. MKMI. 2016;12:137–147.

Khairunisa U, Wahyungsih NE, Hapsari. Kepadatan jentik Nnyamuk Aedes sp. (house index) sebagai indikator surveilans vektor demam berdarah dengue di Kota Semarangi. J. Kesehat. Masy. 2017;5(5):906–910.

Purnama SG, Baskoro T. Maya index and larva density Aedes aegypti toward dengue infection. Makara J. Heal. Res. 2013;16(2):5-64.

Yadav R, et al. Screening of some weeds for larvicidal activity against Aedes albopictus, A vector of dengue and chikungunya. J. Vector Borne Dis. 2015;52:88–94.

Faudzy H, Hendri J. Indeks entomologi dan kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temefos di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Vektora J. Vektor dan Reserv. Penyakit. 2015;7:57–64.

Sucipto PT, Raharjo M. Faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan jenis serotipe virus dengue di Kabupaten Semarang. J.Kesling Indones 2015;14; 51–56.

Setiyaningsih R, Widiarti, Lasmiati. Efikasi larvasida temephos terhadap Aedes aegypti resisten pada berbagai kontainer. Vektora. 2015;7:23–28(2015).

Purnamasari AB, Kadir S, Marhtyni. Distribusi keruangan spesies larva Aedes sp. dan karakteristik tempat perkembangbiakan di Kelurahan Karunrung Kota Makasar. J.Bionature. 2016;17:7–13.

Saleh M, Aeni S, Gafur A, Basri S. Hubungan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di wilayah kerja puskesmas Pancana Kaupaten Barru. Higiene, Jurnal Kes. Ling. 2018;4(2).

Baxter R, Hastings N, Law A, Glass EJ.Analisis terhadap densitas larva Nyamuk Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah dengue/DBD) di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Anim. Genet. 2008;39:561–563.

Published
2018-12-31
Section
Articles