Tantangan Implementasi Konvergensi pada Program Pencegahan Stunting di Kabupaten Prioritas

Challenges of Implementing Convergence in Stunting Prevention Program in Priority Districts

  • Yurista Permanasari
  • Meda Permana
  • Joko Pambudi
  • Bunga Christitha Rosha
  • Made Dewi Susilawati
  • Ekowati Rahajeng
  • Agus Triwinarto
  • Rachmalina S. Prasodjo
Keywords: stunting, konvergensi, intervensi, gizi sensitif dan spesifik, implementasi, convergence, specific and sensitive nutrition, implementation

Abstract

Stunting is one of the nutritional problems faced in the world, including Indonesia. To overcome this problem, the government conducted a program to accelerate stunting prevention in 100 priority districts / cities through specific and sensitive nutrition interventions including health and non-health stakeholders. Interventions are carried out in a convergent manner by aligning various resources to achieve the goal of preventing stunting.The convergence is carried out from the planning, budgeting, implementation, to monitoring stages. The purpose of this study is to analyse the challenges of implementing the convergence of stunting prevention programs that have been running since 2018 by local governments in priority districts / cities based on content, context, process, and actors. The research method is operational research with a research design using a qualitative approach design with in-depth interviews in 13 priority districts/cities. The health policy triangle framework is used as an approach in analyzing the results of this study which consists of content, context, process, and actors. In-depth interview sources are policy makers and program managers to accelerate stunting reduction from province to sub-district and village. The results showed that the challenge in implementing convergence was the existence of sectoral egos in each OPD (stakeholders) because of the socialization was not yet optimal so that many stakeholders did not fully understand the stunting prevention program. Information that was late in being obtained, information cut off from socialization, and difficult demographic conditions in the area where one of the causes in certain areas of the obstruction of socialization. The implementation of convergence that has not been optimal is also due to the ansence operational and technical guidelines for implementing program when the research was conducted so that the regions do not know the steps to carry out these activities.

Abstrak

Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, termasuk Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan stunting, pemerintah melakukan program percepatan penanggulangan stunting di 100 kabupaten kota prioritas yang melibatkan sektor kesehatan dan non kesehatan melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif. Penyelenggaraan intervensi dilakukan secara konvergen dengan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan stunting. Konvergensi dilakukan mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, sampai monitoring. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tantangan implementasi konvergensi program pencegahan stunting yang telah berjalan sejak tahun 2018 oleh pemerintah daerah pada Kabupaten prioritas berdasarkan konten, konteks, proses, dan aktor. Metode penelitian merupakan operational research dengan desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam di 13 kabupaten prioritas. Kerangka segitiga kebijakan kesehatan digunakan sebagai pendekatan dalam menganalisis hasil penelitian ini yang terdiri dari konten, konteks, proses, dan aktor. Informan wawancara mendalam ialah para pengambil kebijakan dan pengelola program percepatan penurunan stunting dari mulai provinsi sampai kecamatan dan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan dalam implementasi konvergensi ialah masih adanya ego sektoral pada masingmasing OPD karena masih belum optimalnya sosialisasi sehingga banyak yang belum memahami secara menyeluruh mengenai program pencegahan stunting. Informasi yang terlambat diperoleh, terputusnya informasi dari sosialisasi, serta kondisi demografi wilayah yang sulit menjadi salah satu penyebab pada beberapa daerah tertentu tehadap terhambatnya sosialisasi. Implementasi konvergensi yang belum optimal juga dikarenakan belum diperolehnya juklak dan juknis dalam melaksanakan program saat penelitian dilakukan sehingga daerah belum tahu langkah untuk melakukan kegiatan tersebut.

References

Winterfeld A. Improving child nutrition. NCSL Legisbrief. 2010 Feb;18(8):1–2.

Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007: laporan nasional 2007. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2008.

Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar 2010: laporan nasional 2010. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2010. p.1–446.

Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar (national health survey). Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2013. p.1–303.

Kemenkes RI. Laporan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2018. p.182–3.

Picanyol C. Is there a better way to track nutrition spending? In Global nutrition report 2014: Actions and accountability to accelerate the world’s progress on nutrition. Supplementary Online Material. [Internet]. 2014. Available from: http://ebrary.ifpri.org/utils/getfile/collection/p15738coll2/id/128484/filename/128695. pdf%0Ahttp://dx.doi.org/10.7910/DVN/27857

Indonesia. Pedoman perencanaan program gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam rangka 1000 HPK. Jakarta : Kemenko Bidang Kesejahteraan Rakyat; 2013. p.10–17.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Panduan konvergensi program/ kegiatan percepatan pencegahan stunting: buku pegangan resmi organisasi perangkat daerah (OPD). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K); 2018.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Strategi nasional percepatan pencegahan anak kerdil (stunting) periode 2018-2024. Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K); 2018.

Walt G, Gilson L. Reforming the health sector in developing countries: The central role of policy analysis. Health Policy Plan. 1994;9(4):353–70.

Ma F, Lv F, Xu P, Zhang D, Meng S, Ju L, et al. Task shifting of HIV/AIDS case management to community health service centers in urban China: a qualitative policy analysis. BMC Health Serv Res. 2015;15(1):1–9. doi: 10.1186/ s12913-015-0924-y. PMID: 26135395; PMCID: PMC4487980.

Indonesia. Peraturan presiden (Perpres) tentang gerakan nasional percepatan perbaikan gizi. Jakarta : Kementerian Hukum dan Hak Assi Manusia; 2013.

Ngaisah S, Nurochim N. Pendampingan analisis situasi daerah tinggi stunting. JMM (Jurnal Masy Mandiri). 2018;2(1):71–6.

Aryastami NK. Kajian kebijakan dan penanggulangan masalah gizi stunting di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan. 2017;45(4):233–40.

Tampubolon D. Kebijakan intervensi penanganan stunting terintegrasi. Jurnal Kebijakan Publik. 2020:11(1);25–32.

Syafrina M, Masrul M, Firdawati F. Analisis komitmen pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam mengatasi masalah stunting berdasarkan nutrition commitment index 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019;8(2):233–44.

Bappenas. Rancangan teknokratik rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020 - 2024 : Indonesia berpenghasilan menengah - tinggi yang sejahtera, adil, dan berkesinambungan. Jakarta: Kementeri PPN/Bappenas; 2019;313.

McGovern ME, Krishna A, Aguayo VM, Subramanian S V. A review of the evidence linking child stunting to economic outcomes. Int J Epidemiol. 2017;46(4):1171–91.

Yaya S, Uthman OA, Kunnuji M, Navaneetham K, Akinyemi JO, Kananura RM, et al. Does economic growth reduce childhood stunting? a multicountry analysis of 89 demographic and health surveys in sub-Saharan Africa. BMJ Glob Heal. 2020;5(1):1–7.

Chase C, Ngure FM. Multisectoral approaches to improving nutrition: water, sanitation, and hygiene. Washington DC; 2016.

Saputri RA, Tumangger J. Hulu-hilir penanggulangan stunting di Indonesia. Journal of Political Issues. 2019;1(1):1–9.

Hall C, Bennett C, Crookston B, Dearden K, Hasan M, Linehan M, et al. Maternal knowledge of stunting in rural Indonesia. Int J Child Heal Nutr. 2018;7(4):139–45.

Kohli N, Nguyen PH, Avula R, Menon P. The role of the state government, civil society and programmes across sectors in stunting reduction in Chhattisgarh India, 2006–2016. BMC Global Health. 2020;5:1–14. Available from: http:// dx.doi.org/10.1136/bmjgh-2019-002274

Saputri RA. Upaya pemerintah daerah dalam penanggulangan stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Dinanmika Pemerintahan. 2019;2(2):152–68.

Published
2020-12-31
Section
Articles