Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara

(Analysis of Risk Factors of Stunting Among Children 0-59 Months in Developing Countries and Southeast Asia)

  • Gladys Apriluana Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masarakat Universitas Indonesia, Jl. Lingkar Kampus Raya Universitas Indonesia
  • Sandra Fikawati Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masarakat Universitas Indonesia, Jl. Lingkar Kampus Raya Universitas Indonesia
Keywords: faktor risiko, balita, stunting;, negara berkembang, Asia Tenggara, risk factor, toddlers, stunting, developin countries, Southeast Asia

Abstract

Stunting is a disorder of linear growth caused by chronic malnutrition. The short stature of under-fives is the cause of 2.2 million of all cause of under-five mortality worldwide. The purpose of this literature review was to analyze the effects of determinant risk factors on the incidence of stunting in children under-fives. The design of this study was a literature review. The articles selected were articles of correlation research using cross-sectional studies. The respondents were children with stunting aged 0-59 months. Inclusion criteria to select articles were studies on children with stunting, age 0-59 months, developing countries (including Southeast Asia), had growth chart, still had complete parents. The search process to exclude the articles used for this literature review using the PRISMA method.The results showed that nutritional status factors with birth weight <2,500 gram had a significant effect on the incidence of stunting in children and a risk of stunting of 3.82 times. Maternal education factors have a significant effect on the incidence stunting in children and have a risk of experiencing stunting 1.67 times. Low household income factors were identified as significant predictors of stunting in children under five by 2.1 times. Poor sanitation factors have a significant effect on the incidence of stunting in infants and have a risk of experiencing stunting by 5.0 times. The conclusion of this study is the lower birth weight (LBW), the level of maternal education, household income, and the lack of hygiene sanitation of the house, so the risk of a toddler being stunting is greater.

Abstrak

Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan kurang gizi yang berlangsung kronis. Keadaan gizi balita pendek menjadi penyebab 2,2 juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia. Tujuan dari review literatur ini adalah menganalisa efek dari faktor-faktor risiko determinan terhadap kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini adalah literature review. Artikel-artikel yang dipilih dengan search engine adalah artikel correlation research yang menggunakan study cross-sectional dengan respondennya adalah anak dengan stunting usia 0-59 bulan. Kriteria inklusi artikel yang dipilih adalah anak dengan stunting, berusia 0-59 bulan, wilayah negara berkembang (termasuk wilayah Asia Tenggara), memiliki KMS, masih memiliki orang tua lengkap. Proses pencarian hingga pengeksklusian artikel-artikel yang digunakan untuk review literatur ini menggunakan metode PRISMA. Hasil penelitian menunjukkan faktor status gizi dengan berat badan lahir < 2.500 gram memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian stunting pada anak dan memiliki risiko mengalami stunting sebesar 3,82 kali. Faktor pendidikan ibu rendah memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian stunting pada anak dan memiliki risiko mengalami stunting sebanyak 1,67 kali. Faktor pendapatan rumah tangga yang rendah diidentifikasi sebagai predictor signifikan untuk stunting pada balita sebesar 2,1 kali. Faktor sanitasi yang tidak baik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian stunting pada balita dan memiliki risiko mengalami stunting hingga sebesar 5,0 kali. Kesimpulan penelitian ini adalah semakin rendahnya berat badan lahir (BBLR), tingkat pendidikan ibu, pendapatan rumah tangga, dan kurangnya hygiene sanitasi rumah maka risiko balita menjadi stunting semakin besar.

References

Anindita P. Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan protein & zinc dengan stunting (pendek) pada balita usia 6-35 bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. J Kesehat Masyarakat. 2012;1(2):617–26.

Losong NHF, Adriani M. Perbedaan kadar hemoglobin , asupan zat besi , dan zinc pada balita stunting dan non stunting. Amerta Nutr. 2017;1(2):117–223.

Loya RRP, Nuryanto N. Pola asuh pemberian makan pada bayi stunting usia 6-12 bulan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. J Nutr Coll. 2017;6(1):84–95.

Ohyver M, Moniaga J V, Restisa K. Logistic regression and growth nutritional and stunting status : a review. procedia comput sci. Elsevier B.V.; 2017;116:232–41.

Kementerian Kesehatan RI. Hasil pemantauan status gizi (PSG) 2017. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2018.

Kementerian Kesehatan RI;. Situasi balita pendek. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2010.

Marzali A. Menulis kajian literatur. J Etnosa. 2016;1(2):1–80.

Galdas P, Darwin Z, Fell J, Kidd L, Bower P, Blickem C, et al. A systematic review and metaethnography to identify how effective, cost-effective, accessible and acceptable self-management support interventions are for men with long-term conditions (SELFMAN). Heal Serv Deliv Res [Internet]. 2015;3(34):1–302. Available from: https:// www.journalslibrary.nihr.ac.uk/hsdr/ hsdr03340.

Blake RA, Park S, Baltazar P, Ayaso EB, Monterde DBS, Acosta LP, et al. LBW and SGA impact longitudinal growth and nutritional status of Filipino infants. PLoS One. 2016;11(7):1–13.

Rachmi CN, Agho KE, Li M, Baur LA. Stunting, underweight and overweight in children aged 2.0-4.9 years in Indonesia: Prevalence trends and associated risk factors. PLoS One. 2016;11(5):1–17.

Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. Determinants of stunting in Indonesian children: Evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health. BMC Public Health; 2016;16(1):1–11.

Nguyen HT, Eriksson B, Petzold M, Bondjers G, Tran TK, Nguyen LT, et al. Factors associated with physical growth of children during the first two years of life in rural and urban areas of Vietnam. BMC Pediatr. 2013;13(1):149.

Rajoo Y, Ambu S, Lim YAL, Rajoo K, Tey SC, Lu CW, et al. Neglected intestinal parasites, malnutrition and associated key factors: A population based cross-sectional study among indigenous communities in sarawak, Malaysia. PLoS One. 2017;12(1):1–17.

Larsen DA, Grisham T, Slawsky E, Narine L. An individual-level meta-analysis assessing the impact of community-level sanitation access on child stunting, anemia, and diarrhea: Evidence from DHS and MICS surveys. PLoS Negl Trop Dis. 2017;11(6):1– 13.

Tasnim T, Dasvarma G, Mwanri L. Housing conditions contribute to underweight in children: An example from rural villages in southeast Sulawesi, Indonesia. J Prev Med Public Heal. 2017;50(5):328–35.

Danaei G, Andrews KG, Sudfeld CR, Fink G, McCoy DC, Peet E, et al. Risk factors for childhood stunting in 137 developing countries: A comparative risk assessmentanalysis at global, regional, and country levels. PLoS Med. 2016;13(11):1– 18.

AL-Rahmad AH, Miko A, Hadi A. Kajian stunting pada anak balita ditinjau dari pemberian ASI Eksklusif , MP-ASI , status imunisasi dan karakteristik keluarga di Kota Banda Aceh. J Kesehat Ilm Nasuwakes. 2013;6(2):169–84.

Mardani RAD, Wetasin K, Suwanwaiphatthana W. Faktor prediksi yang mempengaruhi terjadinya stunting pada anak usia di bawah lima tahun. J Kemas. 2015;11(1):1–7.

Rahayu A, Yulidasari F, Putri AO, Rahman F. Riwayat berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia bawah dua tahun. Kesmas Natl Public Heal J. 2015;10(2):67.

Arifin DZ, Irdasari SY, Sukandar H. Analisis sebaran dan faktor risiko stunting pada balita di Kabupaten Purwakarta 2012. Bandung; 2012.

Illahi RK. Hubungan pendapatan keluarga, berat lahir, dan panjang lahir dengan kejadian stunting balita 24-59 bulan di Bangkalan. J Manaj Kesehat Yayasan RS Dr Soetomo. 2017;3(1):1–14.

Kristanto B. Review literatur: analisis pengaruh faktor risiko terhadap kejadian stunting pada anak balita. Kosala. 2017;5(1):71–81.

Fikrina LT, Rokhanawati D. Hubungan tingkat sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta; 2017.

Fikawati S, Syafiq A. Kajian implementasi kebijakan ASI eksklusif dan IMD di Indonesia. Makara Kesehat. 2010;14(1):17– 24.

Natalia P, Tri S. Sanitasi lingkungan yang tidak baik mempengaruhi status gizi pada balita. J Stikes RS Baptis Kediri. 2013;6(1):74–83.

Ahmed N, Barnett I, Longhurst R. Determinants of child undernutrition in Bangladesh: Literature review. Washington DC; 2015.

Published
2018-12-31
Section
Articles