ANALISIS FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIDIE KABUPATEN PIDIE TAHUN 2019

  • Farrah Fahdhienie
  • Agustina Agustina
  • Phossy Vionica Ramadhana
Keywords: Tuberkulosis, kelembaban, kepadatan hunian

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang paling besar dialami oleh penderita penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie tahun 2019. Metodologi yang digunakan pada penelitian bersifat deskriptif analitik dilakukan menggunakan desain case control dengan perbandingan 1:1 sebanyak 26 responden. Data yang dikumpulkan dilakukan analisis multivariat menggunakan uji logistic regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembapan merupakan faktor risiko yang paling berisiko mengalami penyakit tuberkulosis (OR = 4.26 ; CI 95% = 1.19 – 15.29). Dapat disimpulkan bahwa, dari variabel kelembapan, kepadatan hunian, riwayat kontak serumah, pendapatan, jenis kelamin, dan umur, yang memiliki risiko paling besar terhadap kejadian penyakit tuberkulosis yaitu kelembapan. Disarankan agar responden lebih memperhatikan tingkat kelembapan rumah dengan memperhatikan tingkat cahaya dan sirkulasi udara yang masuk agar mengurangi faktor risiko terjadinya tuberkulosis.

This study aims to determine the risk factors with the greatest risk of experiencing tuberculosis in the work area of Pidie Pidie District Health Center in 2019. The methodology used in this descriptive analytic study was carried out using a case control design with a ratio of 1: 1 of 26 respondents. Data collected was done by multivariate analysis using logistic regression tests. The results showed that humidity was the most risk factor for tuberculosis (OR = 4.26; 95% CI = 1.19 - 15.29). It can be concluded that, from the variable humidity, occupancy density, household contact history, income, sex, and age, the one that has the greatest risk of tuberculosis is humidity. It is recommended that respondents pay more attention to the humidity level of the house by paying attention to the level of light and air circulation that enters in order to reduce the risk factors for tuberculosis.

References

1. Jamie, B., Sandy, C., Hygiene, Sanitation, and Water: Forgotten Foundations of Health, 2010, PLoS Med 7(11): e1000367. doi:10.1371/journal.pmed.1000367.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, Laporan Tahunan Kasus Tuberkulosis, Pidie: Dinas Kesehatan, 2018.
3. Eka, F., Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus di Puskesmas Ketanggungan Kabupaten Brebes Tahun 2012), 2013, Unnes Journal of Public Health, Vol. 2, No. 1, Hal. 1-7.
4. Haryanto, S., Sosiologi Ekonomi, Yogyakarta: AR_RUZ Media, 2011.
5. Helper, S. P. M., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penanggulangannya, 2010, Vol. 9, No. 4, Hal. 1340-1346.
6. Isma, Y., Sarwono, Susi, D. W., Hubungan Status Gizi dan Pendapatan terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru, 2017, Vol. 1, No. 1, Hal. 18-25.
7. Kemenkes, TBC Masalah Kesehatan Dunia, Jakarta: Kemenkes RI, 2011.
8. Laporan Nasional, RISKESDAS, 2018.
9. Noor, N. N., Epidemiologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
10. Novita, I., Nor, I., Choiroel, A., Hubungan Kelembaban Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Tulis Kabupaten Batang, 2016, Vol, 5, No. 3, Hal. 214-220.
11. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Tuberkulosis, Jakarta Selatan: Kemenkes RI, 2018.
12. Profil Kesehatan Aceh, 2017.
13. Siti, F., Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Kabupaten Cilacap, 2008, http://eprints.undip.ac.id/24695/1/SITI_FATIMAH.pdf.
14. WHO, WHO: Kasus TBC Indonesia 2017 Terbesar Ketiga Didunia, 2017, https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/09/who-kasus-tbc-indonesia-2017-terbesar-ketiga-dunia.
15. Dwi, S. S., Nurlaela, Sri, Isnaini, Z., Faktor Risiko Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB), 2012, Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS), Vol. 8, No. 1. Hal. 60-66.
Published
2020-11-30
How to Cite
1.
Fahdhienie F, Agustina A, Ramadhana P. ANALISIS FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIDIE KABUPATEN PIDIE TAHUN 2019. sel [Internet]. 30Nov.2020 [cited 29Mar.2024];7(2):52-0. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/sel/article/view/3735