EKOLOGI TUMBUHAN OBAT PRANAJIWA (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn.) DI BALI DAN LOMBOK

  • Krisnawati Krisnawati Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional; Kebun Raya Bogor, Jl. Ir. H. Juanda No 13, Kota Bogor, Jawa Barat, 16122
  • Ogi Setiawan Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional; Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, 16911
  • Anita Apriliani Dwi Rahayu Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional; Kebun Raya Bogor, Jl. Ir. H. Juanda No 13, Kota Bogor, Jawa Barat, 16122

Abstract

Pranajiwa (Euchresta horsefieldii (Lesch.) Benn.) merupakan tumbuhan obat tradisional yang persebarannya ada di Bali dan Lombok. Sebagai dasar untuk menentukan kesesuaian pranajiwa terhadap suatu lahan, maka diperlukan informasi ekologi. Survei secara purposive dilakukan untuk mengidentifikasi habitat pranajiwa di Bali dan Lombok pada tahun 2015 dan 2016 dengan mengumpulkan data vegetasi, topografi, iklim dan sifat tanah. Principal Component Analysis (PCA) digunakan untuk menentukan faktor yang berpengaruh terhadap ekologi pranajiwa. Pranajiwa tumbuh di daerah perbukitan dengan suhu >20°C, kelembapan 80% dan pH tanah agak asam. Di Bali, pranajiwa ditemukan pada kemiringan lereng curam dengan ketinggian >1.400 m dpl, sedangkan di Lombok ditemukan pada kemiringan lereng agak curam dengan ketinggian >1.200 m dpl. Populasi pranajiwa hidup secara mengelompok dan keberadaannya di alam dipengaruhi beberapa faktor seperti di Bali yang dipengaruhi oleh suhu, dan kemiringan lereng, kelerengan dan suhu, sedangkan di Lombok lebih dipengaruhi oleh kemiringan lereng dan ketinggian tempat. Informasi ekologi ini dapat mengungkap preferensi pranajiwa dihabitatnya dalam mendukung upaya konservasi.

Published
2022-12-27