AKTIVITAS NOKTURNAL Aedes spp.VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA SEMARANG

NOCTURNAL ACTIVITIES OF Aedes spp. DENGUE VECTOR IN SEMARANG CITY

  • Retno Hestiningsih Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
  • Govinda Restu Syahputra Pribadi
  • Martini Martini Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
  • Sri Yuliawati Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
  • M. Arie Wuryanto Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
  • Sutra Diyana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
  • Susiana Purwantisari Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Keywords: nokturnal, Aedes spp., DBD, Semarang

Abstract

Sendangmulyo Village is one of the DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) endemic areas in Semarang City. Previous studies reported that Aedes spp. active biting at night (nocturnal biting activity) in some areas in Indonesia. This indicates that changes in the blood-sucking behavior of Aedes spp mosquitoes can have an impact on dengue transmission. This research is a descriptive study with a cross-sectional study design. The study was conducted in 64 houses. The mosquito field collection was carried out using the resting mosquito collection method at 18.00-06.00 WIB. Observations of environmental parameters were also carried out to determine the temperature and humidity of the environment around the breeding grounds of Aedes spp. The results showed that there was a change in Aedes spp's blood-sucking activity from 16.00-17.00 WIB to 18.00-20.00 WIB. The distribution of Aedes albopictus in Sendangmulyo Village was 18% of the total Aedes spp. mosquitoes collected with a Resting Rate (RR) value of 0.98%. The average temperature and humidity in the area were 28.6 °C and 77.2%, respectively. This change in blood-sucking activity in Aedes spp has the potential to increase the risk of spreading DHF in Sendangmulyo Village. Dengue Hemorrhagic Fever vector control efforts need to be improved.

Abstrak

Kelurahan Sendangmulyo merupakan salah satu daerah endemis DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kota Semarang. Studi-studi sebelumnya melaporkan bahwa Aedes spp. aktif menggigit pada malam hari (aktivitas menggigit nokturnal) di beberapa daerah di Indonesia. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku menghisap darah nyamuk Aedes spp. dapat berdampak pada penularan dengue. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada 64 rumah. Koleksi lapangan nyamuk dilakukan dengan metode  koleksi nyamuk istirahat  pada pukul 18.00-06.00 WIB. Pengamatan parameter lingkungan juga dilakukan untuk mengetahui suhu dan kelembaban lingkungan disekitar tempat perkembangbiakan Aedes spp. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan aktivitas menghisap darah Aedes spp dari pukul 16.00-17.00 WIB menjadi pukul 18.00-20.00 WIB. Sebaran Aedes albopictus di Kelurahan Sendangmulyo adalah  18% dari total nyamuk Aedes spp yang terkoleksi dengan nilai Resting Rate (RR) sebesar 0,98%. Rata-rata suhu dan kelembaban di daerah tersebut masing-masing adalah 28,6 °C dan 77,2%. Perubahan aktivitas menghisap darah pada Aedes spp ini berpotensi meningkatkan risiko penyebaran DBD  di  Kelurahan Sendangmulyo. Upaya pengendalian vektor DBD perlu ditingkatkan.

 

References

Dieng, H. et al. 2011. Indoor-breeding of Aedes albopictus in northern peninsular Malaysia and its potential epidemiological implications. PlosOne, 5.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2019. Profil Kesehatan Kota Semarang 2019. Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang. 1–104.
Falilla, Z., Hadi, U. K., Setiyaningsih, S., 2015. Bioekologi Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) Serta Deteksi Virus Dengue pada Aedes aegypti (Linnaeus) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera : Culicidae) di Kelurahan Endemik DBD Bantarjati. Jurnal Entomologi Indonesia. 12(1), 8-31.
Fitriana, B. R., 2019. Hubungan Faktor Suhu Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Sawahan Surabaya. The Indonesian Journal of Public Health. 13, 85.
Hadi, U. K., Soviana, S. dan Gunandini, D. D. 2013. Aktivitas nokturnal vektor demam berdarah dengue di beberapa daerah di Indonesia. Jurnal Entomologi Indonesia. 9, 1–6.
Handoyo, W., Hestiningsih, R., Martini, M., 2017. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Fisik dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Masyarakat Pesisir Pantai Kota Tarakan. JKM Undip. 3 (3), 186-195.
Hidayati, L., Hadi, U. K., Soviana, S., 2017. Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Sukabumi Berdasarkan Kondisi Iklim. ACTA Veterinaria Indonesiana. 5 (1), 8-22.
Kementerian Kesehatan RI, 2017. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kusuma, A. P. dan Sukendra, D. M. 2014. Analisis Sparsial Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk. Unnes Journal of Public Health. 3, 1–10.
Lomi, A., C., Martini, Santoso, L., 2015. Hubungan Kepadatan Vektor dengan Kejadian DBD di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. JKM Undip. 3 (1), 121-126.
Mau, F., Sopi, I.I.P.B, 2014. Demam Berdarah Dengue dan Transmisi Transovarial Virus Dengue pada Aedes Spp. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang. 2 (1), 1-7.
Oroh, M. Y., Pinontoan, O. R. dan Tuda, J. B. S., 2020. Faktor Lingkungan, Manusia dan Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Journal of Public Health and Community Medicine. 1, 35–46.
Prasetyowati, H. et al., 2013. Survei Jentik dan 4465johy7gr68heh86gyyyyyyyyyyyt75ytas Nokturnal Aedes spp. di Pasar Wisata Pangandaran. Repositori Riset Kesehatan Nasional.
Kemenkes, 2017. Pedoman Survei Entomologi Demam Berdarah Dengue dan Kunci Identifikasi Nyamuk Aedes. Misriyah dkk, editor. Indonesia. 2-70.
Salsabila, N. dan Raharjo, B. B., 2018. Kinerja Petugas Surveilans Kesehatan alam Upaya Penanggulangan Demam Berdarah Dengue. Journal of Public Health Research and Development. 2, 260–271.
Sandra, T., Sofro, M., AU., Suhartono, Martini, Hadisaputro, S., 2019. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak Usia 6-12 Tahun’, Jurnal Ilmiah Permas. 9, 28–35.
Shinta, S. dan Baharudin, A., 2019. Perilaku Menghisap Darah Nyamuk Anopheles spp. Di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara’, Jurnal Ekologi Kesehatan. 18, 99–110.
Syahribulan, Biu, F. M. dan Hassan, M. S., 2015. Waktu Aktivitas Menghisap Darah Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus di Desa Pa’Lanassang Kelurahan Barombong Makassar Sulawesi Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 11, 306–314.
Wahyudi, R. I., Ginanjar, P. dan Saraswati, L. D., 2013. Pengamatan Keberadaan Jentik Aedes sp. pada Tempat Perkembangbiakan dan PSN DBD di Kelurahan Ketapang (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang Dua). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2, 18784.
Waluyo, B. dan Nurullita, U., 2011. Pengaruh Penggunaan Cahaya Buatan Terus Menerus terhadap Perilaku Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 7, 36–42.
Wanti, Sila, O., Irfan, Sinaga, E., 2016. Transofarial Transmission and Dengue Virus Serotypes In Aedes aegypti In Kupang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 12 (1), 131-8.
Zarkasyi, L., Martini, Hestiningsih, R., 2017. Hubungan Faktor Host (Umur 6 Bulan-14 Tahun) dan Keberadaan Vektor Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. JKM Undip. 3 (3), 175-185.
Zen, S., 2014. Kemelimpahan dan Aktivitas Menggigit Nyamuk Aedes sp. pada Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue di Kota Metro, Lampung. Bioedukasi. 2, 151–155.
Published
2021-07-16
How to Cite
Hestiningsih, R., Syahputra, G., Martini, M., Yuliawati, S., Wuryanto, M., Diyana, S., & Purwantisari, S. (2021). AKTIVITAS NOKTURNAL Aedes spp.VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA SEMARANG. Vektora : Jurnal Vektor Dan Reservoir Penyakit, 13(1), 27-34. https://doi.org/10.22435/vk.v13i1.3916