Pengaruh Karakteristik Tempat Penampungan Air Terhadap Densitas Larva Aedes dan Risiko Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Indonesia

  • Revi Rosavika Kinansi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Jalan Hasanudin No.123, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
  • Aryani Pujiyanti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Jalan Hasanudin No.123, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
Keywords: DHF, eradication of mosquito nests, Aedes sp., larvae control, containers

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is influenced by the density of disease vectors. One of government program to reduce dengue cases in Indonesia is the Eradication of Mosquito Nest (PSN) through monitoring of Water Reservoirs (TPA). This study aims to determine the opportunities for TPA characteristics to influence the presence of Aedes sp. larvae in 19 provinces in Indonesia in the Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit in 2015 and 2016. The study was conducted cross sectionally in 570 areas near settlements which are dengue endemic areas and each province was taken three districts that have one DHF endemic area. The data obtained in the form of landfill characteristics variables and the presence of larvae of Aedes sp. analyzed descriptively and logistic regression. The analysis showed that 88% of the landfill contained larvae. Almost all the characteristics of the landfill examined have an effect on the existence of larvae with an average odd ratio of 3.2. Properly done landfill drainage significantly reduces the chances of mosquito eggs hatching into larvae by 11,843 times more than landfills that are rarely drained. Maintaining fish larvae in the landfill has a significant effect in reducing the population of mosquito larvae by 4.937 times. Sowing container with larvasida has the opportunity to reduce mosquito larvae by 4.483 times. The results of this study can be used as a basis for DHF control efforts in communities in endemic areas.

References

1. Suwarja. Kondisi sanitasi lingkungan dan vektor dengue demam berdarah pada kasus penyakit DBD di Kecamatan Tikala Kota Manado [tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;2007.

2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Survei entomologi demam berdarah dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2007.

3. Garna H. Buku ajar divisi infeksi dan penyakit tropis. Jakarta: Sagung Seto; 2013.

4. Andarmoyo S, Andoko SJ. Hubungan pengetahuan keluarga tentang penyakit DHF dengan sikap keluarga dalam pencegahan penyakit DHF. J Florence. 2013;6(2):99-106.

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Pusat Data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017.

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pendekatan keluarga dalam pencapaian prioritas pembangunan kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016:19-33.

7. Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi. Situasi penyakit demam berdarah di indonesia tahun 2017. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

8. Widjaja J. Keberadaan kontainer sebagai faktor risiko penularan demam berdarah dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Aspirator. 2011;3(2):82-8.

9. Istiningtias D, Prabawati I. Implementasi program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus di Kelurahan Gayungan Kecamatan Gayungan Surabaya. J Mhs UNESA. 2017;5(5).

10. Kementerian Kesehatan RI. Buku saku pengendalian demam berdarah dengue untuk pengelola program DBD Puskesmas 2013. Jakarta; 2013.

11. Kementerian Kesehatan RI. Modul pengendalian demam berdarah dengue. Jakarta; 2014.

12. De MRM, Marques G, Serpa L, Et A. Density of Aedes aegypti and Aedes albopictus and its association with number of residents and meteorological variables in the home environment of dengue endemic area, São Paulo, Brazil. Parasit Vectors. 2015;8(1):115. doi:10.1186/s13071-015-0703-y.

13. Dom N, Madzlan M, Nur S, Hasnan A, Misran N. Water quality characteristics of dengue vectors breeding containers. Int J Mosq Res. 2016;3(1):25-9.

14. Prasetyowati H, Astuti EP, Widawati M. Faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Jakarta Barat. BALABA. 2017;13(2):115-24. doi: 10.22435/blb.V13i2.5804.115-124 115.

15. Imawati D, Sukesi TWXN. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik di Dusun Mandingan Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. J Med Respati. 2015;10(2).

16. Samuel P, Thenmozhi V, Nagaraj J, Kumar T, Tyagi B. Dengue vectors prevalence and the related risk factors involved in the transmission of dengue in Thiruvananthapuram district, Kerala, South India. J vector borne Dis. 2014;51(4):313.

17. Purnajaya IK, Rusminingsih NK, Sujaya IN. Pengaruh Karakteristik tempat penampungan air bersih terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I Tahun 2012. J Kesehat Lingkung. 2014;4(2):156-61.

18. Lidia K, Setianingrum E. Deteksi dini resistensi nyamuk Aedes albopictus terhadap insektisida organofosfat di daerah demam berdarah dengue di Palu (Sulawesi Tengah). J MKM. 2008;3(2):105-10.

19. Lawira AM. Peran keluarga dan petugas kesehatan terhadap penanggulangan penyakit demam berdarah dengue di wilayah Puskesmas Talise. J Ilmu Kesehat POLTEKITA. 2015;1(18):867-76.

20. Kinansi RR, Sastuti TW, Sholichah Z. Pengendalian jentik Aedes sp. melalui pendekatan keluarga di Provinsi Papua. J Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2018;28(2):113-22. doi:10.22435/mpk.v28i2.120.

21. Andrade C. Understanding relative risk, odds ratio, and related terms: as simple as it can get. Clin Pract Psychopharmacol. 2015;76(7):857-61.

22. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Laporan akhir riset khusus vektora Provinsi Kalimantan Selatan. Salatiga; 2016.

23. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Laporan akhir riset khusus vektor dan reservoir penyakit Provinsi Maluku. Salatiga; 2016.

24. Sunaryo, Pramestuti N. Surveilans Aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue. J Kesehat Masy Nasional. 2014;8(8):423-9.

25. Prasetyowati H, Nusa R, Edo R, Rohmansyah S, Wahyu N. Motivasi dan peran serta masyarakat dalam pengendalian populasi Aedes sp. di Kota Sukabumi. J Ekol Kesehatan. 2015;14(2):106-15.

26. Khairunisa U, Wahyuningsih NE, Hapsari. Kepadatan jentik nyamuk Aedes sp. (house index) sebagai indikator surveilans vektor demam berdarah dengue di Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2017;5(5):906-10.

27. Joshi V, Murya D, Sharma RC. Persistence of dengue-3 virus through transovarial transmission passage in succesive generations of Aedes aegypti mosquitoes. Am J Trop Med Hyg. 2002;67(2):158-61.

28. Hasyimi H, Soekirno M. Pengamatan tempat perindukan Aedes aegypti pada tempat penampungan air rumah tangga pada masyarakat pengguna air olahan. J Ekol Kesehatan. 2004;3(1):37-42.

29. Robby IW, Praba G, Saraswati LD. Pengamatan keberadaan jentik Aedes sp. pada tempat perkembangbiakan dan PSN DBD di Kelurahan Ketapang (studi di wilayah kerja Puskesmas Ketapang Dua). J Kesehat Masy. 2013;2(2):1-13.

30. Freitas R D, Codeco C, De-Oliveira R. Daily survival rates and dispersal of Aedes aegypti female in Rio de Janeiro, Brazil. Am J Trop Med Hyg. 2007;76(4):659-65.

31. Alifariki LO, Mubarak. Hubungan karakteristik kontainer dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di wilayah kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. J Kedokt Univ Halu Uleo. 2015;5(1):388-93.

32. Sulistyorini E, Hadi UK, Soviana S. Faktor entomologi terhadap keberadaan jentik Aedes sp. pada kasus DBD tertinggi dan terendah di Kota Bogor. J MKMI. 2016;12(3):134-47.

33. Tombeng C, Pingkan J, Kaunang, Ratag B.T. Hubungan antara pengetahuan dan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di Desa Tatelu Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. E Journal Health. 2017;1(1).

34. Ayuningtyas ED. Perbedaan keberadaan larva Aedes aegypti berdasarkan karakteristik kontainer di daerah endemis demam berdarah dengue (studi kasus di Kelurahan Bangetayu Wetan Kota Semarang Tahun 2013) [skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2013.

35. Hasan Boesri. Biologi dan peranan Aedes albopictus (Skuse) 1894 sebagai penular penyakit. J Aspirator. 2011;3(2):117-25.

36. Mustika D. Hubungan antara praktik PSN dengan keberadaan jentik Aedes spp. di Kelurahan Keparakan [skripsi]. Makasar: Universitas Hasanudin;2013.

37. Putri IA. Hubungan tempat perindukan nyamuk dan perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan [skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2015.

38. Permadi IG. Kontainer larva Aedes spp. di Desa Saung Naga Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan tahun 2012. J Aspirator. 2013;5(1):16-22.

39. Salim M, Yahya, Wurisastuti T, Nurmaliani R. Partisipasi masyarakat dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Baturaja Lama dan Sekar Jaya, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (Oku), Provinsi Sumatera Selatan. J Ekol Kesehat. 2017;16(2):82-92.

40. Kumawat R, Singh KV, Bansal SK, Singh H. Use of different coloured ovitraps in the surveillance of Aedes mosquitoes in an arid-urban area of western Rajasthan, India. J Vector Borne Dis. 2014;51(4):320-6. doi: 10.1186/s41182-016-0007-8. eCollection 2016.

41. Madzian F, Doma NC, Tiong CS, Zakaria N. Breeding characteristics of Aedes mosquitoes in dengue risk area. Procedia-Social Behav Sci. 2016;234(1):164-72.

42. Budiyanto A. Karakteristik kontainer terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti di sekolah dasar. J Pembang Mns. 2012;6(1).

43. Knox T, Yen N, Nam V, Gatton M, Kay B, Ryan P. Critical evaluation of quantitative sampling methods for Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) immatures in water storage containers in Vietnam. JMedEntomol. 2007;44(2):192-204.

44. Kittayapong P, Strickman D, Reisen W K. Distribution of container-inhabiting Aedes Larvae (Diptera:Culicidae) at a dengue focus in Thailand. J Med Entomol. 1993;30(3):601-6. doi: 10.1093/jmedent/30.3.601 601-6.

45. Amyati. Pengendalian penyakit demam berdarah dengue dengan pendekatan efektifitas penggunaan volume bak penampungan air. Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan Dalam Pelaksanaan SDGs“. Bantul, DI Yogyakarta; 2017:17-27.

46. Priesley F, Reza M, Rusjdi SR. Hubungan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dengan menutup, menguras dan mendaur ulang plus (PSN M Plus) terhadap kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Andalas. J Fak Kedokt Univ Andalas. 2018;7(1):124-30.

47. Ananda A., Hidayatullah MT. Pemberantasan sarang nyamuk berkorelasi positif dengan keberadaan jentik di Kelurahan Bintaro Kota Mataram. J Sangkareang Mataram. 2015;1(1):54-8.

48. Sarwar, M. Control of dengue carrier Aedes mosquitoes (Diptera: Culicidae) jentike by larvivorous fishes and putting it into practice within water bodies. Criteria to Quantify Effic Larvivorous Fish. 2015;1(4):232-7.

49. Nugroho AD. Kematian larva Aedes aegypti setelah pemberian abate dibandingkan dengan pemberian serbuk serai. J Kemas. 2011;7(1):91-6. doi: 10.15294/kemas.v7i1.2802.

50. Suwanbamrung. Community capacity domains of dengue prevention and control. Asian Pac J Trop Med. 2009;2(4):50-7.

51. Haq S, Srivastava HC. Efficacy of Aphanius dispar (Ruppell) an indigenous larvivorous fish for vector control in domestic tanks under the Sardar Sarovar Narmada project command area in District Kheda, Gujarat. J Vector Borne Dis. 2013;50(2):137–40.

52. Ernawati, Bratajaya CN, Martina SE. Gambaran praktik pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah endemik DBD. UMM Scientific Journal. 2018;9(1):17-24.

53. Kementerian Kesehatan RI [Internet]. Kemenkes optimalkan PSN cegah DBD [cited 2018 December 11]. Available from: http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=17061500001. Published 2017.

54. Tairas S. Analisis pelaksanaan pengendalian demam berdarah dengue di Kabupaten Minahasa Utara. J ILMU Kesehat Masy Univ SAM RATULANGI. 2015;5(1):21-9.

55. Karmila. Peran Keluarga dan petugas puskesmas terhadap penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Perumnas Helvetia Medan Tahun 2009 [tesis]. Universitas Sumatera Utara; 2009.

56. Yunita J, Mitra, Susmaneli H. Pengaruh perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan terhadap kejadian demam berdarah dengue. J Kesehat Komunitas. 2012;1(4):193-8.

57. R Chelvam, Pinatih IGNI. Gambaran perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dan kemampuan mengamati jentik di wilayah kerja Puskesmas Banjarangkan II. Intisari Sains Medis. 2017;8(3):164-70.
Published
2020-06-30
How to Cite
1.
Kinansi R, Pujiyanti A. Pengaruh Karakteristik Tempat Penampungan Air Terhadap Densitas Larva Aedes dan Risiko Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Indonesia. blb [Internet]. 30Jun.2020 [cited 27Apr.2024];16(1):1-0. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/1924
Section
Articles