ANALISIS SPASIAL KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2011

  • Rahmawati Rahmawati
Keywords: analisis spasial, curah hujan, penggunaan lahan, ketinggian

Abstract

Pada tahun 2011 terjadi KLB di Kulonprogo dengan jumlah kasus 273 dan jumlah kematian 18 orang (CFR =
6,59%). Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui gambaran penyebaran leptospirosis. Analisis ini
merupakan studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional menggunakan subjek berjumlah
249 kasus yang terdata di Dinas Kabupaten Kulonprogo selama bulan Januari-November 2011. Titik koordinat
rumah penderita ditentukan dengan GPS. Data ditampilkan dengan peta digital Rupa Bumi Indonesia (RBI)
skala 1 : 25000 menggunakan software ArcView 3.3. Analisis spasial dilakukan dengan skoring pada variabel
curah hujan, penggunaan lahan dan ketinggian tempat. Analisis spasial besarnya curah hujan dengan kejadian
leptospirosis pada masa tersebut menunjukkan angka korelasi 0,179, dengan demikian korelasi antara curah
hujan dengan kasus leptospirosis sangat lemah. Kasus leptospirosis di Kabupaten Kulonprogo banyak terjadi di
penggunaan lahan kebun dan permukiman dengan ketinggian antara 0-100 mdpl. Analisis spasial menunjukkan
55,7% kasus leptospirosis terjadi di zona kerawanan sedang dan 31,79% terjadi di zona kerawanan rendah.

References

-
Published
2018-11-08
How to Cite
1.
Rahmawati R. ANALISIS SPASIAL KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2011. blb [Internet]. 8Nov.2018 [cited 3May2024];9(2):53-7. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/blb/article/view/829
Section
Articles