Analisis deskriptif potensi terinfeksi Filariasis pada masyarakat di Kabupaten Aceh Utara
Abstract
Analisis potensi terinfeksi filariasis pada masyarakat di Kabupaten Aceh Utara secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui besarnya peluang masyarakat terinfeksi oleh filariasis. Penelitian ini merupakan penelitian analisis data sekunder secara deskriptif yang dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan September 2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peluang terbesar potensi terinfeksi filariasis dari 300 penduduk yang diperiksa adalah di Kecamatan Baktiya yaitu mencapai 7% (21 penduduk), di kecamatan Nisam yaitu 4,67% (14 penduduk), di Kecamatan Lhok Beuringin dan Lhoksokun yaitu 2,67% (8 penduduk), pada masyarakat di Kecamatan Seunudon yaitu 2,33% (7 penduduk) dan masyarakat di Kecamatan Kuta Makmur yaitu 2,00% (6 penduduk) sedangkan yang lainnya di bawah 2,00%.
References
Departemen Kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. 2008. Jakarta. 306 hal.
Ditjen PP & PL. Filariasis di Indoenesia. Buletin Jendela Epidemiologi. Volume 1, Juli 2010. ISSN : 2087-1546.
Subdit Filariasis dan Kecacingan. Data Endemisitas Filariasis di Indonesia Sampai Dengan Bulan Juli 2014.
Ditjen P2 PL, Kementerian Kesehatan RI. 2014.
BPS Kabupaten Aceh Utara. https://acehutarakab. bps.go.id/news.html. Diakses tanggal 10 Oktober 2017.
Dinas Kesehatan Aceh Utara. Rekapitulasi Laporan Penyakit Filaria Tingkat Kabupaten. 2017. Aceh Utara.
Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provisi Aceh. 2016. Aceh. 160 hal
Mariana M. Tallan. Mau F. Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi
Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya. ASPIRATOR. 2016;8(2) : 55-62.
B2P2VRP. [Abstrak]. Peta Hasil Pemeriksaan Patogen Malaria, Dengue, Japanese enchepalitis dan Filariasis
Pada nyamuk. Riset khusus vektora 2016. Salatiga.
Yulidar., dkk. Studi Evaluasi Eliminasi Filariasis di Indonesia Tahun 2017 Studi Multisenter Filariasis)” di
Provinsi Aceh. [Laporan hasil penelitian]. Balai Penelitian dan Kesehatan Banda Aceh. 2017. Aceh. 102 hal.
Yulidar, Marleta Dewi, Anorital. Penetapan status endemisitas filariasis berdasarkan pemeriksaan
mikroskopis dan Rapid Diagnostic Test semasa pelaksanaan program eliminasi di kabupaten endemis dan
non endemis Provinsi Aceh. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. 2017;6(2).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotic Kementerian Kesehatan.
Penyakit kaki gajah tidak biasa disembuhkan. http://www.tribunnews.com/ nasional/2016/10/05/penyakit-
kaki-gajah-tidak-dapat-disembuhkan. Akses data Tgl 10 April 2018.
Santoso. Filariasis di Indonesia (strategi dan tantangan POPM Filariasis menuju eliminasi Tahun 2020).
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2016.
BPS Aceh Utara. Akses https://acehutarakab.bps. go.id/statictable/2018/01/31/532/3-2-jumlah-penduduk-
kabupaten-aceh-utara-menurut-kecamatan-2012---2016-.html. Tanggal 10 April 2018.
Nurjazuli, Hanan LD, Asti AB. Analisis Spasial Kejadian Filariasis di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2018;17(1):46 -51.
Sipayung M, Chatarina UW, Shrimarti RD. Pengaruh lingkungan biologi dan upaya pelayanan kesehatan
terhadap kejadian filariasis limfatik di Kabupaten Sarmi. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2014;2(2):263-273.
Santoso. Hubungan faktor lingkungan fisik dengan kejadian filariasis di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan.
;13(3):210-218.
Pramono MS, Herti Maryani, Sri PW. Analisis kasus penyakit filariasis di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
dengan pendekatan metode zero inflatedpoisson (zip) regression (analysis of filariasis through zero
inflatedpoisson (ZIP) regresion approach). Buletin Penelitian Kesehatan. 2014;7(01):35-44.
Copyright (c) 2018 JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.