Gambaran Griya Sehat di Indonesia

  • Nurhayati Nurhayati Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Hadi Siswoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Lucie Widowati Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Ondri Dwi Sampurno Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Delima Delima Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Tri Wahyuni Lestari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Sundari Wirasmi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Aris Yulianto Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Annisa Rizky Afrilia Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Lusitawati Lusitawati Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Hadjar Siswantoro Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
  • Agus Dwi Harso Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
Keywords: pelayanan kesehatan, tradisional, griya sehat, health service, traditional, griya sehat

Abstract

Abstrak

Saat ini pelayanan kesehatan tradisional semakin berkembang maju. Griya sehat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (fasyankestrad) komplementer. Di Indonesia, saat ini banyak terdapat fasilitas pelayanan kesehatan tradisional griya sehat, namun tidak semua griya sehat yang ada di masyarakat sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional griya sehat yang ada di Indonesia. Disain penelitian ini adalah potong lintang. Sampel penelitian ini adalah fasilitas pelayanan kesehatan tradisional griya sehat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap 21 griya sehat yang dikunjungi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut kepemilikan griya sehat terdapat 7 milik pemerintah dan 14 milik swasta. Menurut perizinan, terdiri dari 3 UPT pusat, 4 UPT daerah, 10 rekomendasi dinas kesehatan, dan 4 griya sehat belum memiliki perizinan. Ada beberapa jenis pelayanan kesehatan tradisional yang diberikan di setiap griya sehat, terdiri dari 16 herbal, 15 akupunktur, 15 akupresur/pijat, 16 lainnya seperti spa, bekam, totok, fisioterapi. Tenaga yang melakukan pelayanan terdiri dari 16 tenaga kesehatan, 11 tenaga kesehatan tradisional. Pengelola dan penanggung jawab pelayanan fasyankestrad terdiri dari 4 tenaga kesehatan tradisional dan 17 tenaga kesehatan dan lainnya. Pendekatan pelayanan terdiri dari 14 promotif, 18 preventif, 21 kuratif, 16 rehabilitatif, dan 2 paliatif. Penyelenggaraan fasyankestrad komplementer griya sehat masih harus dilengkapi, khususnya terkait perizinan, standar sarana prasarana, standar operasional pelayanan, sistem pelaporan dan pengawasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Perlu dilakukan sosialisasi ketentuan standar fasilitas griya sehat kepada penyelenggara sesuai pedoman kementrian kesehatan, termasuk tentang kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan tradisional.

Kata kunci: pelayanan kesehatan, tradisional, griya sehat

Abstract

In recent years, traditional health services are growing forward. Griya Sehat is a complementary traditional health service facility. In Indonesia, there are many traditional health care facilities as griya sehat, but not all are in accordance with the requirements set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The purpose of this study was to describe the implementation of traditional health care facilities as griya sehat in Indonesia. The design of this study is cross-sectional. The sample of this study is a traditional health care facility that meets inclusion and exclusion criteria. The quantitative data was collected through interviews and observation of the infrastructure in 21 visited griya sehat. The results showed that according to ownership there were 7 government-owned and 14 private (individual)-owned. The license was 3 from the central government, 4 from the district government, 10 from the health office, and 4 did not have a license. There are several types of traditional health services provided in griya sehat, consisting of 16 herbs, 15 acupuncture, 15 acupressure/massage, 16 others such as spa, cupping, full-blooded, physiotherapy. The managers and the people in charge were 4 traditional health workers, and 17 were other health workers. The service approach consists of 14 promotive, 18 preventive, 21 curative, 16 rehabilitative, and 2 palliatives. The implementation of a complementary traditional health service facility must still be completed, particularly in relation to the license, infrastructure facilities, standard operating procedures, reporting systems, and supervision by district/city health office. It is necessary to socialize the provisions on the standard for griya sehat facilities to the providers in accordance with the ministry of health guidelines, including the need for education and training for traditional health workers.

Keywords: health service, traditional, griya sehat

References

World Health Organization (WHO). WHO traditional medicine strategy 2014-2023. Jenewa:World Health Organization (WHO) [Internet]. 2013 [diakses pada 16 April 2020]. Tersedia pada: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/92455/9789241506090_eng.pdf;jsessionid=8F036580DB501EBE2E6BEBA4E1D3D4B3?sequence=1

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Pemerintah RI [Internet]. 2009 [diakses pada 18 Desember 2017]. Tersedia pada: http://sireka.pom.go.id/requirement/UU-36-2009-Kesehatan.pdf.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan [Internet]. 2013 [diakses pada 22 April 2020]. Tersedia pada: http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2013/Laporan_riskesdas_2013_final.pdf.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan [Internet]. 2018 [diakses pada 22 April 2020]. Tersedia pada: http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. Jakarta: Pemerintah RI [Internet]. 2014 [diakses pada 18 Desember 2017]. Tersedia pada: https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-pemerintah-nomor-103-tahun-2014-tentang-pelayanan-kesehatan-tradisional.pdf. .

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI [Internet]. 2018 [diakses pada 28 Januari 2020]. Tersedia pada: http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn940-2018.pdf.

Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI [Internet]. 2012 [diakses pada 16 April 2020]. Tersedia pada: https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17625/Perpres0722012.pdf.

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia [Internet]. 2016 [diakses pada 18 Desember 2017]. Tersedia pada: https://www.persi.or.id/images/regulasi/pp/pp472016.pdf.

Wardle J, Steel A, Adams J. A review of tensions and risks in naturopathic education and rraining in Australia: A need for regulation [Abstrak]. J Altern Complement Med [Internet]. 2012 Apr [diakses pada 23 April 2020];18(4):363–70. Tersedia pada: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22515795/.

World Health Organization (WHO). Legal status of traditional medicine and complementary / alternative medicine : A worldwide review. Jenewa: World Health Organization [Internet]; 2001 [diakses pada 23 April 2020]. Tersedia pada: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42452/WHO_EDM_TRM_2001.2_eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

World Health Organization (WHO). WHO global atlas of traditional, complementary and alternative medicine. Jenewa: World Health Organization (WHO) [Internet]; 2005 [diakses pada 23 April 2020]. Tersedia pada: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/43108/9241562862_map.pdf?sequence=1&isAllowed=y

World Health Organization (WHO). Meeting report: meeting on the contribution of traditional medicine in strengthening primary health care 14-17 September 2017. Manila: WHO Regional Office for the Western Pacific [Internet]; 2017 [diakses pada 23 April 2020]. Tersedia pada: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/260010/RS-2017-GE-58-PHL-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Sundberg T, Hök J, Finer D, Arman M, Swartz J, Falkenberg T. Evidence-informed integrative care systems—The way forward [Abstrak]. Eur J Integr Med [Internet]. 2014 Feb [diakses pada 23 April 2020];6(1):12–20. Tersedia pada: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1876382013001418

Assan JK, Assan SK, Assan N, Smith L. Health inequality in resource poor environments and the pursuit of the MDGs [Abstrak]. J Health Manag [Internet]. 2009 Jan 18 [diakses pada 23 April 2020];11(1):93–108. Tersedia pada: http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/097206340901100107

World Health Organization. WHO traditional medicine strategy 2002-2005. Jenewa: World Health Organisation [Internet]. 2002. 1–74 p. Tersedia pada: http://www.wpro.who.int/health_technology/book_who_traditional_medicine_strategy_2002_2005.pdf

Payyappallimana U. Role of traditional medicine in primary health care: An overview of perspectives and challenges. Yokohama J Soc Sci [Internet]. 2010 [diakses pada 23 April 2020];14(6):57-78. Tersedia pada: https://www.academia.edu/1441655/Role_of_Traditional_Medicine_in_Primary_Health_Care_An_Overview_of_Perspectives_and_Challenging

Published
2020-08-03
How to Cite
Nurhayati, N., Siswoyo, H., Widowati, L., Sampurno, O., Delima, D., Lestari, T., Wirasmi, S., Yulianto, A., Afrilia, A., Lusitawati, L., Siswantoro, H., & Harso, A. (2020). Gambaran Griya Sehat di Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 3(3), 203-211. https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i3.2656
Section
Articles