STATUS IODIUM URINE DAN ASUPAN IODIUM PADA ANAK STUNTING USIA 12-24 BULAN

  • Dwi Arum Sulistyaningsih Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran UNDIP
  • Binar Panunggal Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran UNDIP, Center of Nutrition Research, UNDIP
  • Etisa Adi Murbawani Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran UNDIP, Center of Nutrition Research, UNDIP
Keywords: asupan iodium, stunting, balita, iodium urine

Abstract

Latar belakang. Panjang badan dipengaruhi oleh like growth factor-1 (IGF-1). Hormon tersebut merupakan hasil sintesis hormon pertumbuhan yang didukung oleh hormon tiroid dari iodium. Asupan iodium yang rendah dapat mempengaruhi hormon pertumbuhan seperti IGF-1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status iodium dengan panjang badan pada anak stunting usia 12-24 bulan. Metode. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional, serta dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang. Sebanyak 69 anak direkrut menggunakan metode simple random sampling. Data asupan diperoleh melalui Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Pengukuran status iodium dalam urine dilakukan di laboratorium GAKI Fakultas Kedokteran UNDIP. Data dianalisis menggunakan uji korelasi rank Spearman. Hasil. Rerata panjang badan subjek yaitu 75,3±4,4 cm. Sebanyak 94,2 persen subjek memiliki status iodium dengan kategori tinggi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status iodium dan panjang badan pada anak stunting usia 12-24 bulan (p=0,95) baik asupan iodium dan panjang badan (p=0,68). Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein (p=0,00), zink (p=0,01), vitamin A (p=0,00) dengan panjang badan. Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara status iodium dan panjang badan pada anak stunting usia 12-24 bulan.

References

Nutrition Landscape Information System (NLIS) country profile indicators: intrepretation guide. Geneva: World Health Organization; 2010.

Purwandini K, Kartasurya M I.Pengaruh Pemberian Mikronutrient Sprinkle Terhadap Perkembangan Motorik Anak Stunting Usia 12-36 Bulan. Journal of Nutrition College. 2013; 2 (1) : 50-59.

Anugraheni HS, Kartasurya MI. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Journal of Nutrition College. 2012; 1(1): 30-37.

Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013.

Kementrian Kesehatan RI. Pusat Informasi dan Data : Situasi Balita Pendek 2016. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.

Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2015. Semarang. 2015.

Supartini, Y. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : Egc. 2004.

Rahayu, LS. Hubungan Tinggi Badan Orang Tua Dengan Perubahan Status Gizi dari Usia 6-12 Bulan ke 3-4 Tahun. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksakta. 2011.p.103-115.

Dwi B, Wirjatmadi RB. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting. 2008;99–104.

Mutalazimah, Asyanti. Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar Di SDN Kiyaran I Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 2009;10(1): 50 – 60.

Zimmermann MB. Seminars in Cell & Developmental Biology The role of iodine in human growth and development. Semin Cell Dev Biol [Internet]. Elsevier Ltd; 2011;22(6):645–52.

Smyczynska J, Hilczer M, Stawerska R, Lewinski A. Thyroid function in children with growth hormone ( GH ) deficiency during the initial phase of GH replacement therapy - clinical implications. 2010;1–11.

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2009.

Sulistiyani R, Rahayuningsih HM. Gambaran Konsumsi Garam Iodium, Kadar Tsh (Tyroid Stimulating Hormon) Dan Kadar UIE (Urine Iodium Excretion) Pada Ibu Hamil. Journal of Nutrition College. 2013; 4(2): 720-729.

Mazzarella C, Terracciano D, Di Carlo A, Macchia PE, Consiglio E, Macchia V, Mariano A. Iodine status assessment in Campania (Italy) as determined by urinary iodine excretion. Nutrition. 2009 ;25(9):926-9

WHO, UNICEF, ICCIDD. Assessment of the Iodine Deficiency Disorders and monitoring their elimination. WHO, Geneva; 2007.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta: LIPI; 2004.

Amin AM, Made A, Sudargo T. Hubungan Pola Asuh Dan Asupan Gizi Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Pada Daerah Pesisiran Pantai Di Kelurahan Mangempang Kecamatan Barru Kapupaten Barru. Jurnal Sains Kesehatan. 2004; 17(4).

Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta; 2004.

Stalling VA, Fung EB. Clinical Nutrition Assessment of Infants and Children. In: Shils M, Olson JA, Shike M, Ross AC, editors. Modern Nutrition in Health and Disease. 9th ed. Baltimore: Williams &Wilkins; 1999. p .567.

Picauly. Mengenal Yodium Lebih Jauh dan Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Bogor: Gizi Masyarakat dan Sumber daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB; 2004.

Setijowati N. Hubungan Kadar Seng Serum Dengan Tinggi Badan Anak Sekolah Dasar Penderita GAKY. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2005; 21(1).

Zimmermann M, Ito Y, Hess S, Fujieda K, Molinari L. High thyroid volume in children with excess dietary iodine intakes. Am J Clin Nutr 2005; 81:840–44.

Konno N, Makita H, Yuri K, Izuka N, Kawasaki K. Association Between Dietary Iodine Intake and Prevalence of Subclinical Hipotiroidism in The Coastal Regions of Japan. J.Clin. Endocrinol Metab. 1994; 78:393-397.

Hatzel BS, Chandrakant SP. S.O.S For a Billion The Congest of Iodine Deficiency Disorders. Delhi: Oxford Univ Press. Bombay Calcutta Madras; 1996.

Nriagu J. Zinc Deficiency in Human Health. School of Public Health, University of Michigan; 2007:1-8.

Meunier N, O’connor JM, Maiani G, Cashman KD. Importance of zinc in the elderly: the ZENITH study. Europan Journal of Clinical Nutrition; 2005;59(2): 1- 4

Golden M H. Proposed Recommended Nutrient Densities for Moderately Malnourished Children. Food and Nutrition Bulletin, 2009; 30 (3) : 267-342.

Lewi, et al. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu , Gejala Penyakit Infeksi dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Terhadap Pertumbuhan Anak Baduta di Wiayah Kerja Puskesmas Noemuti; 2012.

Brown JE. The Science of Human Nutrition. USA: Harcourt Brace Jovanovich. Inc; 1990.p.335-336,338,340.

Riyadi, Hadi. Zinc untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Prosiding Seminar Nasional Penanggulangan masalah defisiensi seng (Zn) : From Farm to Table. Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor. Bogor; 2007.

Indo D, Priyono P, Ratnawati LY. Determinants of Stunting among Children Aged 12-36 Months in Community Health Center of Randuagung , Lumajang Distric. 2015;3(2):349–55.

Anindita, Putri. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Seng dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6 – 35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 1 (2) : 617-626.

Sulistianingsih A, Yanti DAM. Kurangnya Asupan Makanan Sebagai Penyebab Kejadian Balita Pendek (Stunting). Jurnal Dunia Kedokteran. 2015; 5(1).

Adriani, Merryana. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prena Media Group; 2012.

Bahar B. Pengaruh Pengasuhan terhadap Pertumbuhan Anak di Kabupaten Barru Propinsi Sulawesi Selatan. Desertasi. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya; 2002.

Al-Anshori H. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-24 Bulan (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang; 2013.

Published
2018-12-27
How to Cite
1.
Sulistyaningsih D, Panunggal B, Murbawani E. STATUS IODIUM URINE DAN ASUPAN IODIUM PADA ANAK STUNTING USIA 12-24 BULAN. mgmi [Internet]. 27Dec.2018 [cited 27Apr.2024];9(2):73-2. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mgmi/article/view/1028