FAKTOR DOMINAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI (STUDI PADA MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS INDONESIA)

  • Ayatun Fil Ilmi
  • Diah Mulyawati Utari
Keywords: premenstrual syndrome, tingkat stress, aktivitas fisik, asupan gizi mikro, pola tidur, status gizi

Abstract

Latar belakang. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi, yang dialami wanita pada 7-14 hari sebelum mentruasi akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Gejala yang sering dirasakan adalah perubahan mood, nyeri sendi atau otot, dan nyeri perut. PMS pada remaja putri dapat mengganggu aktivitas dan konsentrasi belajar. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan gejala premenstrual syndrome pada mahasiswi Universitas Indonesia. Metode. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan consecutive sampling technique. Sampel penelitian berjumlah 130 mahasiswi yang berasal dari S1 reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Departemen Arsitek Fakultas Teknik angkatan 2015/2016. Variabel yang diteliti terdiri dari gejala premenstrual syndrome, tingkat stres, aktivitas fisik, asupan gizi mikro (piridoksin, vitamin D, kalsium dan magnesium), pola tidur, dan status gizi. Hasil. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 36,9 persen mahasiswi mengalami gejala PMS sedang hingga berat. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres (p=0,001), asupan piridoksin (p=0,003), asupan magnesium (p=0,044), pola tidur (p=0,006) dengan gejala premenstrual syndrome. Faktor yang paling dominan mempengaruhi gejala PMS adalah pola tidur (OR=3,580). Mahasiswi dengan pola tidur yang buruk berisiko mengalami premenstrual syndrome 3,580 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswi yang memiliki pola tidur yang baik. Kesimpulan. Disarankan pihak kampus dapat memberikan promosi kesehatan yang berhubungan dengan gejala premenstrual syndrome, pentingnya pola tidur yang baik dan cukup, pengendalian stres, dan pentingnya asupan gizi mikro.

References

Saryono, Sejati W. Sindrom Pramenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.

Hylan TR, Sundell K, Judge R. The Impact of Premenstrual Symptomatology on Functioning and Treatment- Seeking Behavior: Experience from the United States, United Kingdom, and France. J Womens Health Gend Based Med. 1999; 8(8): 1043-52.

Al-Batanoy MA, Al-Nohair SF. Prevalence of Premenstrual Syndrome and Its Impact on Quality of Life among University Medical Students, Al Qassim University, KSA. Public Health Research. 2014; 4(1): 1-6.

Emilia O. Premenstrual Syndrome (PMS) and Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) in Indonesian Woman. Journal of The Medical Sciences. 2008; 40(3).

Zaafrane F, Faleh R, Melki W, Sakouchi M, Gaha L. An Overview of Premenstrual Syndrome. J Gynecol Obstet Biol Reprod. 2007; 36(7), 642-52.

Deuster PA, Adera T, South-Paul J. Biological, Social, and Behavioral Factor Assosited with Premenstrual Syndrome. Arch Fam Med. 1999; 8(2): 122-8.

Dickerson LM, Mayzyck PJ, Hunter MH. Premenstrual Syndrome. Am Fam Physician. 2003; 67(8): 1743-52.

Lustyk MKB, Gerrish WG. Issue of Quality of Life, Stress and Exercise. Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphorc Disorder. Jerman: Springer Science; 2010.

Shechter A, Boivin DB. Sleep, Hormones, and Circadian Rhythms throughout the Menstrual Cycle in Healthy Women and Women with Premenstrual Dysphoric Disorder. Int J Endocrinol. 2010; 2010: 1-17.

Masho SW, Adera T, South-Paul J. Obesity as a Risk Factor Premenstrual Syndrome. J Psychoso Obstet Gynaecol. 2005; 26 (1): 33-39.

Bertone-Johnson ER, Hankinson SE, Willet WC, Johnson SR, Manson JE. Adiposity and the Development of Premenstrual Syndrome. J Womens Health. 2010; 19(11): 1955-62.

Sianipar O, Bunawan NC, Almazini P, Calista N, Wulandari P, Rovenska N, et al. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Majalah Kedokteran Indonesia. 2009; 59(7): 308-13.

Kroll AR. Recreational Physicl Activity and Premenstrual Syndrome in College-Aged Women. Thesis. Massachusetts : University of Massachusetts Amherst, 2014.

Nurmiaty, Wilopo SA, Sudargo T. Perilaku Makan dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Remaja. Berita Kedokteran Masyarakat. 2011; 27(2): 75-82.

Allen SS, McBride CM, Pirie PL. The Shortened Premenstrual Assessment Form. J Reprod Med. 1991; 36(11): 769-72.

Adityarini GACS, Purnawati S. Hubungan Stres Psikologis terhadap Prevalensi Sindrom Pramenstruasi (PMS) pada Mahasiswi Semester I Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Naskah Publikasi. Denpasar: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 2013.

Aldira CF. Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2014.

Nurlaila, Hazanah S, Shoufiah R. Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Usia 18-21 Tahun. Jurnal Husada Mahakam. 2015; 3(9): 466-73.

Wahyuni S, Wintoro PD. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Premenstruasi Sindrome Pada Remaja Putri Kelas XI di SMA N 2 Klaten. Laporan Penelitian. Klaten: DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Klaten; 2015.

Breen KM, Karsch FJ. Does Cortisol Inhibit Pulsatile Luteinizing Hormone Secretion at the Hypothalamic or Pituitary Level? Endocrinology. 2004; 145(2): 692-8.

Teixeira AL, Oliveira EC, Dias MR. Relationship between the Level of Physical Activity and Premenstrual Syndrome Incidence. Rev Bras Ginecol Obstet. 2013; 35(5): 210-4.

Ramadani M. Premenstrual Syndrome (PMS). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013; 7(1): 21-5.

Fatul S. Hubungan Premenstrual Syndrome dengan Tingkat Aktivitas Fisik pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. AntroUnairdotNet. 2017; 6(2): 234-44.

Nuralela E, Widyawati PT. Hubungan Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2008; 3(1): 1-5.

Supriyono. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Sindroma Prahaid. Skripsi. Semaranag: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2003.

Amiruddin E, Juminten S, Luphyta N. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Premenstrual Syndrome pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo Angkatan 2012-2013. Medula. 2016; 3(2): 232-8.

Cheng SH, Shih CC, Yang YK, Chen KT, Chang YH, Yang YC. Factors Assosiated with Premenstrual Syndrome A Survey of New Female University Student. Kaohsiung J Med Sci. 2013; 29(2): 100-5.

Karaman HIO, Tanriverdi G, Degimenci Y. Subjective Sleep Quality in Premenstrual Syndrome. Gynecol Endrocrinol. 2012; 28(8): 661-4.

Lisnawati. Olahraga dan Pola Tidur Berhubungan dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Jurnal Care. 2017; 5(2): 246-55.

Meilani. Pengaruh Penggunaan Media Elektronik Terhadap Kualitas Tidur Siswa-Siswi SMA Santo Thomas I Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2014.

Baker FC, Kahan TL, Trinder J, Colrain IM. Sleep Quality and the Sleep Electroencephalogram in Woman with Severe Prementrual Syndrome. Sleep. 2007; 30(10): 1283-91.

Rahayu NS, Safitri DE. Hubungan Asupan Multivitamin dan Sindrom Pramenstruasi pada Mahasiswi Gizi FKM UI. Arsip Gizi dan Pangan. 2016; 1(1): 1-9.

Soviana E, Putri AR. Hubungan Asupan Vitamin B6 dan Kalsium dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Siswi Di SMA N Colomadu. The 5th Urecol Proceeding. 2017. p. 1588-94.

Chocano-Bedoya PO, Manson JE, Hankinson SE, Willet WC, Johnson SR, Chasan-Taber L, et al. Dietary B Vitamin Intake and Incident Premenstrual Syndrome. Am J Clin Nutr. 2011; 93(5):1080-6.

Thys-Jacobs S. Micronutrient and the Premenstrual Syndrome: The Case for Calcium. J Am Coll Nutr. 2000; 19(2): 220-7.

Bertone-Johnson ER,Chocano-Bedova PO, Zaqarins SE, Micka AE, Ronnenberg AG. Dietary Vitamin D Intake, 25-Hydroxyvitamin D3 Levels and Premenstrual Syndrome in a College-Aged Population. J Steroid Biochem Mol Biol. 2010; 121(1-2): 434-7.

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.

Nurmalasari Y, Hidayanti L, Setiyon A. Kebiasaan Konsumsi Pangan Sumber Kalsium dan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada Remaja Putri di SMA Negeri 5 Tasikmalaya Tahun 2013. Skripsi. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi, 2013.

Simon H, Edwin H. Premenstrual Syndrome. Diunduh dari http://eclinicalworks.adam.com/content.aspx?productId=39&pid=1&gid=001505, tanggal 30 September 2017.

Christiany I, Hakimi M, Sudargo T. Status Gizi, Asupan Zat Gizi Mikro (Kalsium, Magnesium) Hubungannya dengan Sindroma Premenstruasi pada Remaja Putri SMU Sejahtera di Surabaya. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2009; 6(1): 29-34.

Published
2018-12-30
How to Cite
1.
Ilmi A, Utari D. FAKTOR DOMINAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA MAHASISWI (STUDI PADA MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS INDONESIA). mgmi [Internet]. 30Dec.2018 [cited 4May2024];10(1):39-0. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mgmi/article/view/1062