KARAKTERISTIK SOSIAL KELUARGA, FUNGSI TIROID, DAN RISIKO ANEMIA PADA BALITA DI DAERAH REPLETE GAKI
Abstract
Latar Belakang. Sepertiga populasi dunia menderita anemia, setengahnya karena defisiensi zat besi. Prevalensi anemia pada balita di Indonesia meningkat menjadi 38,5 persen. Faktor yang berhubungan dengan anemia pada balita sangat kompleks dan multidimensional. Di satu sisi, anemia juga dapat mengganggu fungsi tiroid. Anemia di daerah replete GAKI mempunyai efek merugikan pada fungsi tiroid. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan status anemia pada balita dan hubungan fungsi tiroid dengan anemia di daerah replete GAKI. Metode. Penelitian potong lintang yang dilakukan pada 229 balita berusia 6 – 48 bulan (93 anemia, 136 normal) yang tinggal di daerah replete GAKI. Karakteristik subjek diperoleh dengan cara wawancara. Pengukuran antropometri dilakukan untuk menghitung status gizi balita. Sampel darah dianalisis untuk pemeriksaan fT4, TSH, dan hemoglobin. Dikategorikan anemia apabila kadar hemoglobin <110 g/L untuk anak usia 6-48 bulan. Hasil. Diketahui 93 (40,6%) balita menderita anemia dan disfungsi tiroid paling banyak adalah hipotiroid subklinik (12,6%) balita. Variabel dominan yang memengaruhi status anemia adalah umur balita, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan kategori dari kadar TSH. Balita berumur 24–35 bulan mempunyai risiko 4,6 kali menderita anemia dibandingkan balita berumur 6–11 bulan. Balita dengan ibu berpendidikan rendah mempunyai risiko 8,6 kali menderita anemia dibandingkan ibu berpendidikan tinggi. Balita dengan hipertiroid subklinik mempunyai risiko 8,3 kali menderita anemia dibandingkan balita eutiroid. Kesimpulan. Penelitian ini menemukan prevalensi anemia yang tinggi pada balita di daerah replete GAKI. Anak-anak dengan hipertiroid subklinik, usia 24-35 bulan, dan memiliki ibu dengan pendidikan rendah berhubungan dengan tingginya risiko kejadian anemia di daerah replete GAKI
References
World Health Organization [WHO]. The Global Prevalence of Anemia in 2011. Geneva-Switzerland: WHO; 2015.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI; 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI; 2018.
Grantham-McGregor S. Early Child Development in Developing Countries. Lancet. 2007; 369: 824.
Wang L, Sun Y, Liu B, Zheng L, Li M, Bai Y, et al. Is Infant/Toddler Anemia a Problem across Rural China? A Mixed-Methods Analysis. Int J Environ Res Public Health. 2018; 15(9): 1825.
Britto PR, Lye SJ, Proulx K, Yousafzai AK, Matthews SG, Vaivada T, et al. Nurturing Care: Promoting Early Childhood Development. Advancing Eraly Childhood Development: From Science to Scale Child Nutrition. The Lancet Series. 2016; 389 (10064): 91-102.
Moog NK, Entringer S, Heim C, Wadhwa PD, Kathmann N, Buss C. Influence of Maternal Thyroid Hormones During Gestation on Fetal Brain Development. Neuroscience. 2017; 342: 68-100.
Melse-boonstra A, Jaiswal N. Iodine Deficiency in Pregnancy, Infancy and Childhood and Its Consequences for Brain Development. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab. 2010; 24(1): 29-38.
Metwalley KA, Farghaly HS, Hassan AF. Thyroid status in Egyptian Primary School Children with Iron Deficiency Anemia: Relationship to Intellectual Function. Thyroid Res Pract. 2013;10: 91–5.
Khatiwada S, Gelal B, Baral N, Lamsal M. Association Between Iron Status and Thyroid Function in Nepalese Children. Thyroid Research. 2016;9:2
Stoltzfus RJ. Iron Deficiency Anemia: Reexamining The Nature and Magnitude of The Public Health Problem. Summary: Implications for Research and Programs. Journal of Nutrition. 2001;131(2):697S–700S.
World Bank. Technical Assisteance for Evaluation on Intensified Iodium Deficiency Control Project. Washington, DC: World Bank; 2004.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Lapo¬ran Evaluasi Program Penanggu-langan GAKY di Daerah Endemis di Jawa Tengah Tahun 2004. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2004.
Nurcahyani YD, Mulyantoro DK, Sukandar PB, Samsudin M, Ihsan N. Sensitivitas dan Spesifisitas Instrumen Skrining Hipotiroid untuk Diagnosis Hipotiroid pada Anak Batita di Daerah Endemik GAKI. MGMI. 2017; 8(2):89-102.
Ashar H, Mulyantoro DK, Nurcahyani YD, Khairunnisa M. Anemia pada anak sekolah dasar di daerah endemik GAKI. MGMI. 2016;7(2):91-98.
World Health Organization, United Nations Children’s Fund and United Nations University. Iron deficiency anemia: Assessment, prevention, and control. Geneva: WHO;2001.
Suryana, Madanijah S, Sukandar D. Prevalence and Factors Associated with Anemia In Children 12 – 24 Months in Darul Imarah Sub-Distric Aceh Besar District. Pakistan Journal of Nutrition. 2016;15(8):708-714.
Herawati AN, Palupi NS, Andarwulan N, Efriwati. Kontribusi Asupan Zat Besi dan Vitamin C terhadap Status Anemia Gizi Besi pada Balita Indonesia. Penelitian Gizi dan Makanan. 2018;41(2):65-76.
Dawey KG, Cohen RJ, Brown KH. Exclusive Breast-Feeding for 6 Months, with Iron Suplementation, Maintains Edequate Micronutrient Status Among Term, Low-Birth Weight, Breast-Fed Infant In Honduras. Journal of Nutrition. 2004; 134: 1091-8
Gunnarsson BS, Thorsdottir, Palsson G. Iron Status in 2-Year-Old Icelandic Children and Association with Dietary Intake and Growth. European Journal of Clinical Nutrition. 2004;58:901-906
Luo R, Yue A, Zhou H, Shi Y, Zhang L, Martorell R, et al. The Effect of A Micronutrient Powder Home Fortification Program on Anemia and Cognitive Outcomes Among Young Children In Rural China: A Cluster Randomized Trial. BMC Public Health. 2017;17:738.
Onyemaobi GA, Onimawo IA. Anemia Prevalence among Under-five Children in Imo State, Nigeria. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 2011:5(2);122-126.
Gebreegziabiher G, Etana B, Niggusie D. Determinants of Anemia among Children Age (6-59) Months Living Kilte Awulaele Wereda, Northern Ethiopia. Anemia. 2014;2014:245870.
Sulistyoningsih H. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.
Hardinsyah. Review Faktor Determinan Keragaman Konsumsi Pangan. Jurnal Gizi dan Pangan. 2007:2(2);55-74.
Doloksaribu TH. Model Prediksi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Anak Umur 12-23 Bulan di Wilayah Pedesaan pada 7 Provinsi di Indonesia. Tesis. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2005.
Osorio MM, Lira PIC, Ashworth A. Factor Associated with Hb Concentration in Children Age 6-59 Month in The State of Pernambuco Brazil. British Journal of Nutrition. 2004;91:307-14.
Gropper SS, Smith JL, Groff JL. Ad¬vanced Nutrition and Human Metabo¬lism. Singapura: Wadsworth/Thomson Learning; 2009.
M'Rabet-Bensalah K, Aubert CE, Coslovsky M, Collet TH, Baumgartner C, den Elzen WP, et al. Thyroid Dysfunction and Anaemia in A Large Population-Based Study. Clin Endocrinol (Oxf). 2016; 84: 627-31.
Vanderpump MPJ. The Epidemiology of Thyroid Disease. Br Med Bull. 2011;99(1):39–51.
Erdogan M, Kosenli A, Ganidagli S, Kulaksizoglu M. Characteristics of Anemia in Subclinical and Overt Hypothyroid Patients. Endocrine Journal. 2012;59:213–20.
Refaat B. Prevalence and Characteristics of Anemia Associated with Thyroid Disorders in Non-Pregnant Saudi Women during The Childbearing Age: A Cross-Sectional Study. Biomed J. 2015;38(4):307–16.
Marqusee E, Mandel SJ. The Blood in Hypothyroidism. In: LE Braverman, RD Utiger, editors. The Thyroid. A Fundamental and Clinical Text. Philadelphia,PA: Lippincott; 2000.p. 800–2.
Rafsanjani FN, Saleh Z, Naseri MKG, Vahedian J. Effect of Thyroid Hormones on Distension Induced Gastric Acid and Pepsin Secretions in Rats. Annals of Saudi Med. 2002;22(5-6):308-11.
Yucel R, Ozdmeir S, Darıyerli N, Toplan S, Akyolcu MC, Yigit G. Erythrocyte Osmotic Fragility and Lipid Peroxidation in Experimental Hyperthyroidism. Endocrine. 2009;36:498–502.
Copyright (c) 2018 Media Gizi Mikro Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Publishing your paper with Media Gizi Mikro Indonesia means that the author or authors transfer the copyright to Media Gizi Mikro Indonesia. Media Gizi Mikro Indonesia granted an exclusive reuse license by the author(s), but the author(s) are able to put the paper onto a website, distribute it to colleagues, give it to students, use it in your thesis etc, even commercially.
Media Gizi Mikro Indonesia provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supports a greater global exchange of knowledge. This journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. This license lets others remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Media Gizi Mikro Indonesia Open Access articles are distributed under this Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA). Articles can be read and shared for All purposes under the following conditions:
- BY: You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- SA: If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.