BUBUK BAYAM MERAH SEBAGAI TERAPI PERBAIKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN MALNUTRISI DI PUSKESMAS KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

  • Ika Arum Dewi Satiti STIKES Widyagama Husada
  • Ari Damayanti Wahyuningrum STIKES Widyagama Husada
  • Waifti Amalia STIKES Widyagama Husada
Keywords: malnutrisi, bayam merah, balita

Abstract

Latar Belakang. Masalah gizi anak merupakan salah satu masalah kesehatan tertinggi di Indonesia. Setengah dari seluruh kematian balita diakibatkan oleh kondisi malnutrisi seperti underweight, overweight, wasting, dan stunting. Malnutrisi berdampak pada gangguan metabolisme tubuh, mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk terkena infeksi, kemampuan kognitif yang menurun, dan penurunan produktivitas serta kerugian ekonomi. Salah satu alternatif pangan yang dapat dijadikan terapi tambahan malnutrisi adalah bayam merah. Bayam merah mempunyai kandungan padat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.  Bayam merah mempunyai kandungan mikronutrien yang cukup tinggi seperti zat besi, kalsium, dan zink yang berperan penting dalam mengatasi kondisi malnutrisi. Bayam merah diberikan dalam bentuk bubuk agar dapat bertahan lebih lama baik dari segi rasa maupun kandungan gizinya. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai perubahan status gizi sebelum dan sesudah pemberian bubuk bayam merah pada balita malnutrisi di wilayah kerja Puskesmas Karangploso, Kabupaten Malang. Metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi-eksperimen dengan sampel penelitian adalah 52 balita malnutrisi yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 26 balita kelompok perlakuan dan 26 balita kelompok kontrol. Penelitian ini bertempat di Posyandu Desa Ngijo, Karangploso, Kabupaten Malang. Analisis statistik menggunakan uji bivariat dependent t-test dan independent t-test. Tahapan penelitian ini dimulai dari penilaian status gizi sebelum terapi, kemudian pemberian intervensi, yaitu bubuk bayam merah sebanyak 250 g selama satu bulan untuk kelompok perlakuan dan pemberian makanan tambahan kacang hijau untuk kelompok kontrol serta penilaian status gizi setelah intervensi. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan rerata peningkatan berat badan (BB) sebelum dan sesudah pemberian pada kelompok perlakuan adalah 1,905 kg dan kelompok kontrol 0,085 kg (p=0,000), kemudian selisih BB pre dan post pada kedua kelompok tersebut adalah 1,82 kg (p=0,037). Kesimpulan. Berat badan anak balita lebih cepat naik dengan pemberian bubuk bayam merah, sehingga pemberian bubuk bayam merah efektif meningkatkan status gizi balita dengan malnutrisi.

References

World Health Organization, UNICEF, The World Bank. Prevalence of underweight, weight for age (% of children under 5). Diunduh dari: https://data.worldbank.org/indicator/SH.STA.MALN.ZS, tanggal 1 April 2021.

Amalia W, Satiti IAD. Ready to Use Therapeutic Food (RUTF) sebagai Upaya Perbaikan Berat Badan Balita Usia 1–3 Tahun Di Dusun Pakisjajar, Malang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama. 2021;8(2):261–72.

Andini EN, Udiyono A, Sutiningsih D, Wuryanto MA. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Anak Usia 0–23 Bulan Berdasarkan Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Kota Semarang. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas. 2020;5(2):104–12.

Alemu ZA, Ahmed AA, Yalew AW, Birhanu BS, Zaitchik BF. Individual and Community Level Factors with A Significant Role in Determining Child Height-for-Age Z Score in East Gojjam Zone, Amhara Regional State, Ethiopia: A Multilevel Analysis. Archives of Public Health. 2017;75(27):1–13.

Kementerian Kesehatan RI. Pencegahan Stunting dan Pembangunan Sumber Daya Manusia. In: Kemenkes RI, editor. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Jawa Timur 2018. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jatim; 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. Kabupaten Malang dalam Angka 2018. Malang: BPS Kabupaten Malang; 2018.

Faridah A, Sandra N. Penambahan Bayam (Amaranthus tricolor L) dalam Pembuatan Cookies sebagai Fortifikasi Fe. Dalam: Johan VS, Yusmarini Y, Dini IR, Isnaini I, editors. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI 2014; 4 Juni 2014; Pekanbaru; 2014. p. 123–30.

Wahyuningrum AD, Satiti IAD. Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Alih Teknologi Bayam Merah sebagai Suplemen Makanan Balita di Era Pandemi Covid-19. Dalam: Fadhillah AR, Nugroho KS, Akbar I, editors. Proceeding The 4th Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) 2021; 15 Desember 2021; Malang; 2021. p. 597–602.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Kab. Malang. Diunduh dari: https://pertanian.jatimprov.go.id/kab-malang/, tanggal 7 Juli 2022.

Suryanti A. Pengaruh Penambahan Daun Bayam (Amaranthus tricolor) Cincang pada Pembuatan Kue Mangkuk terhadap Daya Terima Konsumen. Skripsi. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, 2018.

Ismawati R, Soeyonoa RD, Romadhoni IF, Dwijayanti I. Nutrition Intake and Causative Factor of Stunting among Children Aged Under-5 years in Lamongan City. Enfermeria Clinica. 2020;30(4):71–4.

Tob A. Pengaruh Penambahan Daun Bayam Merah terhadap Sifat Organoleptik Nugget Ikan Teri. Diploma Thesis. Kupang: Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang, 2019.

Rerksuppaphol S, Rerksuppaphol L. Effect of Zinc Plus Multivitamin Supplementation on Growth in School Children. Pediatrics International. 2016;58(11):1193–9.

Nugoroho A, Susanto H, Kartasurya MI. Pengaruh mikronutrien taburia terhadap perkembangan motorik anak usia 24-48 bulan yang stunting (Studi di Tanjungkarang Barat Kabupaten, Bandar Lampung). Jurnal Gizi Indonesia. 2014;3(1):52–59.

Wahyunigrum AD, Satiti IAD. Alih Teknologi Olahan Bayam Merah sebagai Food Suplemen Balita kepada Kader Poli Urban (Posyandu Balita Perkotaan). Media Husada Journal of Community Service. 2021;1(2):74–78.

Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019.

Suryani N, Anwar R, Wardani HK. Hubungan Status Ekonomi dengan Konsumsi Buah, Sayur dan Pengetahuan Gizi Terhadap Status Gizi pada Siswa SMP di Perkotaan dan Pedesaan di Kotamadya Banjarbaru Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Indonesia. 2015;5(3):6–15.

Supariasa IDN, Purwaningsih H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Malang. Karta Rahardja Jurnal Inovasi dan Pembangunan Daerah. 2019;1(2):55–64.

Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2018.

Satiti IAD, Amalia W. Optimalisasi Peran Kader dalam Program “Generasi Bebas Stunting” di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon. Jurnal Akses Pengabdian Indonesia. 2020;5(1):48–51.

Satiti IAD, Amalia W. Implementation of Second Step Learning (SSL) as Psychosocial Stimulation of 7–12 Years Old Children with Neglectful Parents. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. 2021;8(4):270–8.

Salim C, Sembiring VA, Ayu AS. Pengolahan Tepung Bayam sebagai Substitusi Tepung Beras Ketan dalam Pembuatan Klepon. Jurnal Pariwisata. 2019;6(1):56–70.

Loaloka MS, Nur A, Costa SLDV da, Adi AAAM, Zogara AU. Pengaruh Subtitusi Tepung Bayam Merah dan Tepung Kacang Merah terhadap Uji Organoleptik dan Kandungan Gizi Cookies. Nutriologi Jurnal: Pangan, Gizi, Kesehatan. 2021;2(1):82–6.

Published
2022-12-20
How to Cite
1.
Dewi Satiti I, Wahyuningrum A, Amalia W. BUBUK BAYAM MERAH SEBAGAI TERAPI PERBAIKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN MALNUTRISI DI PUSKESMAS KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG. mgmi [Internet]. 20Dec.2022 [cited 26Apr.2024];14(1):43-4. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mgmi/article/view/5677