HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT SIMVASTATIN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RS BHAYANGKARA PALEMBANG

  • Era Wandira
  • Sarmalina Simamora
  • Mona Rahmi Rulianti
Keywords: diabetes melitus, hubungan, glukosa darah, simvastatin

Abstract

Diabetes Melitus (DM) ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah akibat gangguan sekresi maupun hilangnya sensitivitas sel terhadap insulin pada diabetes tipe 2. Salah satu komplikasi diabetes adalah penyakit kardiovaskuler. Sedikitnya 65% penderita DM meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Faktor risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler pada penderita DM adalah tingginya kadar lipid dalam darah. Penderita DM usia 40-75 tahun dan K-LDL >70 mg/dL sebaiknya sudah mendapatkan terapi anti-hiperlipid. Obat yang paling banyak digunakan adalah simvastatin, tetapi statin dapat meningkatkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan penggunaan simvastatin dengan kadar gula darah penderita DM. Penilaian juga dilakukan terhadap pola makan dan aktifitas fisik. Besar sampel 62 orang mendapat terapi DM, tidak sedang hamil, usia 35-85 tahun. Jenis penelitian ini adalah observasional-analitik, dengan rancangan cross sectional, dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Data dianalisis dengan uji Chi-Square dilanjutkan dengan regresi logisik. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan simvastatin mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kadar gula darah dengan p value < 0,05 dan nilai OR 3,3, demikian juga pola makan dan aktifitas fisik, masing masing dengan nilai OR 4,9 dan 15,1. Namun belum terbukti sebagai faktor yang dominan dalam meningkatkan kadar gula darah (siq 0,150). Penyebab ketidak-normalan kadar gula darah, adalah pola makan dan aktifitas fisik. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan metode riset kuasi eksperimen dan dengan jumlah sampel yang lebih besar, sehingga dapat meyakinkan semua pihak dalam menggunakan simvastatin. Rumah sakit diharapkan tetap melakukan pemantauan terapi obat simvastatin pada pasien DM.

 

Increase blood sugar levels characterized due to secretion disorders and loss of sensitivity of cells to insulin in type 2 diabetes. One of the complications of diabetes is cardiovascular disease. At least 65% of people with diabetes die from cardiovascular disease. The risk factor for cardiovascular complications in diabetes sufferers is high levels of lipids in the blood. Diabetes patients aged 40-75 years and K-LDL> 70 mg/dL should have received anti-hyperlipid therapy. The most widely used drug is simvastatin, but statins can increase blood sugar levels. The purpose was to assess the relationship between the use of simvastatin and the blood sugar levels of diabetes  patients. Assessments also carry out a diet and physical activity. The sample size is 62 people receiving diabetes  therapy, not pregnant, aged 35 to 85 years. This type of research is observational-analytic, with a cross-sectional design, conducted at the Bhayangkara Hospital, Palembang. Data analyzed by using the Chi-square test followed by logical regression.

The results showed that the use of simvastatin had a significant relationship with blood sugar levels with p-value <0.05 and an OR value of 3.3, diet and physical activity, with OR values ​​of 4.9 and 15,1 respectively. However, it has not proven to be a dominant faktor in increasing blood sugar levels (sig 0.150). Causes of abnormal blood sugar levels are diet and physical activity. It is necessary to carry out further research with a quasi-experimental research method and a larger sample size, to convince all parties to use simvastatin. It is necessary to continue to monitor simvastatin therapy in diabetes patients by the hospital

Author Biographies

Era Wandira

Student

Mona Rahmi Rulianti

Lecture in Clinical Pharmacy

References

1. Betteng R. Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Dipuskesmas Wawonasa. J e-Biomedik. 2014;2(2). doi:10.35790/ebm.2.2.2014.4554
2. Thakker D, Nair S, Pagada A, Malik VJ and A. Statin use and the risk of developing diabetes: a network meta-analysis. Pharmacoepidemiol Drug Saf. 2016. doi:10.1002/pds.4020.
3. Atlas IDFD. International Diabetes Federation. Vol 266.; 1955. doi:10.1016/S0140-6736(55)92135-8
4. Kemenkes. Hasil utama RISKESDAS tahun 2018. 2018:1-220.
5. Farida Y, Claudia Putri. Efek penggunaan simvastatin terhadap kenaikan gula darah puasa pasien diabetes melitus tipe 2. J Pharm Sci Clin Res. 2016;01(01):58-65. doi:10.20961/jpscr.v1i1.696
6. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care Volume 38, Supplement 1,; 2015. doi:dc15-S001
7. Tamara E, Nauli FA, Studi P, Keperawatan I, Riau U. Hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom Psik. 2014;1(2):1-7. doi:S1413-81232011001200004 [pii]
8. Sukhija R, Prayaga S, Marashdeh M, et al. Effect of statins on fasting plasma glucose in diabetic and nondiabetic patients. J Investig Med. 2009;57(3):495-499. doi:10.2310/JIM.0b013e318197ec8b
9. Cicilia L*, Wulan P.J. Kaunang* FLFGL. Hubungan aktifitas fisik dengan kejadian diabetes melitus pada pasien rawat jalan di rumah sakit umum daerah kota Bitung. J KESMAS, Vol 7 No 5, 2018. 2018;7(5):1-7.
10. Kemenkes. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional. 2019:1-154.
11. Isnaini N, Ratnasari R. Faktor risiko mempengaruhi kejadian diabetes mellitus tipe dua. J Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah. 2018;14(1):59-68. doi:10.31101/jkk.550
12. Ramadhan N, Marissa N. Karakteristik penderita diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan kadar HbA1c di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. Sel. 2015;2(2). doi:10.22435/sel.v2i2.4637.49-56
13. Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). J Phys A Math Theor. 2018;44(8):1-200. doi:10.1088/1751-8113/44/8/085201
14. Susanti S, Bistara DN. Hubungan pola makan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. J Kesehat Vokasional. 2018;3(1):29. doi:10.22146/jkesvo.34080
15. Nur A, Puetri NR. Penganan khas Aceh pada kejadian diabetes melitus. Sel. 2016;3(1):10-15. doi:10.22435/sel.v3i1.6407.10-15
16. Trisnawati SK, Setyorogo S. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. J Ilm Kesehat. 2013;5(1):6-11.
17. Erwinanto E, Santoso A, Putranto JNE, et al. Panduan Tata Laksana Dislipidemia Tahun 2017. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia; 2017.
18. Collins R, Armitage CRJEJ, Baigent C, et al. Interpretation of the evidence for the efficacy and safety of statin therapy. Lancet. 2016;388(10059):2532-2561. doi:htt10.1016/ S0140-6736(16)31357-5
19. Johanna K, Laakso M. Diabetes secondary to treatment with statins. Curr Diab Rep. 2017;17(10):1-9. doi:10.1007/s11892-017-0837-8
20. Magid AMA, Abbassi MM, Iskander EEM, Mohamady O, Farid SF. Randomized comparative efficacy and safety study of intermittent simvastatin versus fenofibrate in hemodialysis. J Comp Eff Res. 2017;6(5):413-424. doi:10.2217/cer-2016-0076
21. Zhu L, Hayen A, Bell KJL. Legacy effect of fibrate add-on therapy in diabetic patients with dyslipidemia: A secondary analysis of the ACCORDION study. Cardiovasc Diabetol. 2020;19(1):1-9. doi:10.1186/s12933-020-01002-x
Published
2021-07-29
How to Cite
1.
Wandira E, Simamora S, Rulianti M. HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT SIMVASTATIN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RS BHAYANGKARA PALEMBANG. sel [Internet]. 29Jul.2021 [cited 28Mar.2024];8(1):1-4. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/sel/article/view/4705