Teori Kebutuhan Maslow Sebagai Rasionalisasi Pencegahan Kasus Aborsi Di Indonesia

  • yurika fauzia wardhani puslitbang humaniora
  • Oktarina Oktarina Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan - Badan Litbang Kesehatan
Keywords: abortion, needs, theory Maslow

Abstract

The high rate of abortion in Indonesia makes abortion “buah simalakama”. On the one hand, abortion for non-medical reasons is strictly forbidden, but on the other hand illegal abortion increases mortality due to lack of medical facilities and infrastructure because most illegal abortions are done in traditional ways. The World Health Organization (WHO) determines that abortion is a reproductive health problem that needs attention and is a cause of suffering for women throughout the world. This study will analyze Maslow’s Theory of Needs as a rationalization of the reasons for informants to have an abortion. The method used is case analysis based on Maslow’s Theory of Needs. The results showed that, of the 131 informants who had an abortion to meet their security needs (both literally, fi nancially and otherwise) 48%, love / social needs were 37%, to meet physiological needs of 14.5%. Actions taken by informants for abortion were taking drugs 23%, drinking herbal medicine 9.2%, eating pineapple 3.8%, 2.3% vaginal medicine, 1.5% massage, 1.5% midwife consul, eating “tape” 0.76%, looking for health services 0.76%, while those who have not tried 21.4% and those who did not answer 35.9%. It was concluded that Maslow’s Needs Theory could be used to rationalize the reasons for informants having an abortion.

Abstrak

Tingginya angka aborsi di Indonesia menjadikan aborsi sebagai buah simalakama. Di satu sisi aborsi dengan alasan non medik dilarang keras, namun di sisi lain aborsi ilegal menjadi marak dan meningkatkan angka kematian. Kurangnya sarana dan prasarana medis menjadi penyebabnya karena sebagian besar aborsi ilegal dilakukan dengan cara tradisional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Penelitian ini akan menganalisis Teori Kebutuhan Maslow sebagai rasionalisasi alasan informan untuk melakukan aborsi. Metode yang dilakukan adalah analisis kasus berdasar Teori Kebutuhan Maslow. Hasil menunjukkan bahwa, dari 131 informan melakukan aborsi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (baik secara harafi ah, fi nancial, maupun lainnya) 48%, kebutuhan cinta/sosial 37%, untuk memenuhi kebutuhan fi siologis 14,5%. Tindakan yang dilakukan informan untuk aborsi adalah dengan minum obat-obatan 23%, minum jamu 9,2%, makan nanas 3,8%, obat pervaginam 2,3%, pijat 1,5%, konsul bidan 1,5%, makan tape 0,76%, mencari pelayanan kesehatan 0,76%, sedangkan yang belum berupaya 21,4% dan yang tidak menjawab 35,9%. Disimpulkan bahwa Teori Kebutuhan Maslow dapat digunakan untuk merasionalisasi alasan informan melakukan aborsi.

Published
2019-11-13